Powered By Blogger

Senin, 17 Oktober 2011

jurnal pewarnaan gram


Laporan praktikum
Serang, 6 Juli 2011


PEWARNAAN GRAM
Oleh:
Adelaide Maria Ulfah
4443090564

Dr. Mustahal
Sakinah Haryati, M.Si
Achmad Noer Kharim Putra, M.Si

JURUSAN PERIKANAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
 


ABSTRAK

Praktikum mikrobiologi membahas mengenai pewarnaan gram yang dilaksanakan pada tanggal 8 Juni sampai 15 Juni 2011 dilaboratorium pengolahan Universitas sultan ageng tirtayasa. Metode yang digunakan adalah metode differensial atau pewarnaan gram. Dengan alat yang digunakan yaitu lup inokulasi (Ose),  pembakar spirtus (bunsen), kaca/gelas obyek, botol semprot, mikroskop, sedangkan bahannya adalah biakan bakteri dari sampel lendir yang berumur 24 jam, satu set pewarnaan gram seperti kristal violet,larutan kalium iodida, alkohol, dan safranin. Tujuan praktikum pewarnaan gram adalah mengenal dan mempelajari prosedur pewarnaan gram, memahami pentingngya setiap langkah dalam prosedur. Pewarnaan gram merupakan salah satu prosedur yang paling banyak digunakan untuk mencirikan banyak bakteri. Pewarnaan Gram adalah suatu metode empiris untuk membedakan spesies bakteri menjadi dua kelompok besar, gram positif dan gram negatif, Dari sampel lendir isolasi biakan bakteri diperoleh bentuk coccus dan bacillus dengan jenis bakteri gram negatif. Dan bakteri gram positif hanya berbentuk coccus dengan penataan diplococcus dan sarcina.
Keyword : pewarnaan gram, gram negatif, gram positif, lendir ikan lele, coccus, bacillus.

ABSTRACT
Microbiology lab to discuss the gram stain which was held on 8 until 15 june, 2011 in laboratory processing Sultan Ageng Tirtayasa University.used the method of differential or gram staining. With the tool used is loop inoculation (OSE), methylated burner (Bunsen), glass / glass objects, spray bottle, microscope, while the material is cultured bacteria from samples of mucus which was 24 hours, a set of gram stain such as crystal violet, potassium iodide, alcohol, and safranin. Purpose of this practical is  to know and learn gram staining procedures, understand that every step in the procedure is very important. Gram staining is an empirical method to differentiate bacterial species into two major groups, gram-positive and gram-negative. Of cultured bacteria isolated mucus samples obtained coccus and bacillus forms a kind of gram-negative bacteria. And gram-positive cocci shaped only by the arrangement of Diplococcus and sarcina.
Keyword: gram staining, gram negative, gram-positive, mucus catfish, coccus, bacillus.
I.         PENDAHULUAN

Untuk mengidentifikasi suatu biakan murni bakteri hasil isolasi mula-mula diamati morfologi sel secara mikroskopik melalui pengecetan atau pewarnaa, salah satunya adalah dengan pewarnaan gram. Pewarnaan gram merupakan salah satu prosedur yang paling banyak digunakan untuk mencirikan banyak bakteri. Dari pewarnaan gram dapat diketahui morfologi sel antara lain sifat gram, bentuk sel, dan penataan sel. Pewarnaan gram atau metode gram adalah suatu metode empiris untuk membedakan spesies bakteri menjadi dua kelompok besar, Gram positif dan gram negatif, berdasarka sifat kimia dan fisika dinding sel mereka, metode ini diberi nama berdasarkan penemunya, ilmuwan denmark hans Christian gram 1884. Pewarnaan Gram dibagi menjadi dua yaitu pewarnaan majemuk karena menggunakan lebih dari satu macam zat warna. Dan pewarnaan diferensial karena pewarnaan ini mampu mengdeferensiasi atau membedakan bakteri, sehingga bakteri dapat digolongkan menjadi dua yaitu Gram negatif dan Gram positif.

Bakteri gram positif memiliki dinding sel yang tebal dan membran sel selapis.  Karena bakteri Gram positif bakteri yang dapat menahan kompleks pewarnaan primer ungu Kristal iodium sampai akhir prosedur dan sel bakteri berwarna biru gelap atau ungu. Sedangkan baktri gram negatif merupakan bakteri yang kehilangan kompleks ungu Kristal pada waktu pembilasan dengan alkohol namun kemudian terwarnai dengan pewarnaan tandingan, yaitu safranin sehingga sel-sel tampak berwarna merah muda pada akhir pewarnaan dan mempunyai dinding sel tipis yang berada di antara dua lapis membran sel kegunaannya yaitu, untuk melihat atau mengamati bentuk-bentuk sel bakteri dan memberikan sifat reaksi pewarnaan bakteri yang dapat diketahui dengan melihat apakah termasuk gram negatif (berwarna merah) atau gram positif (berwarna biru).



Dalam melakukan pewarnaan Gram terdapat empat macam tahap yang dilakukan antara lain adalah pemberian warna utama Gram A berupa larutan Kristal violet berwarna ungu. Selanjutnya adalah pengintensifan warna utama gram B berupa larutan kalium iodida kemudian pencucia dekolorisasi Gram C berupa alcohol. Dan yang terakhir adalah pemberian warna penutup/pewarna tandingan/counterstain Gram D larutan safranin berwarna merah muda. Ada dua teknik untuk membekukan prosedur warna Gram yang hasilnya setara ialah teknik Hucker dan teknik Burke. Teknik Burke dalam prosedur ini dikenakan pada sel bakteri yang telah difiksasi, hasil pewarnaan pada bakteri Gram positif berwarna ungu, sedangkan pada bakteri Gram negatif berwarna merah muda. Tujuan dari praktikum pewarnaan gram yaitu mengenal dan mempelajari prosedur pewarnaan gram, memahami pentingngya setiap langkah dalam prosedur.

II.      METODOLOGI
Praktikum mikrobiologi mengenai pewarnaan gram bakteri dilaksanakan pada hari rabu, 8 Juni 2011 pukul 13.00 – 15.00 WIB di Laboraturium pengolahan Jurusan Perikanan Fakultas Pertanian Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
Alat-alat yang digunakan dalam praktikum mikrobiologi mengenai pewarnaan Gram bakteri terdiri dari Lup inokulasi (Ose), kaca kaca/gelas objek, pembakar spirtus (bunsen), botol semprot, mikroskop. Sedangkan bahan-bahan yang digunakan adalah  biakan bakteri yang berumur 24 jam, satu set pewarnaan gram seperti, safranin, kristal violet, alkohol 70 %, aquades steril, kalium iodida.
Prosedur kerja dalam praktikum pewarnaan Gram dengan terlebih dahulu disiapkan preparat olesan bakteri kemudian fiksasi/ditetesi biakan bakteri ke kaca objek lalu diteteskan  larutan Gram A (larutan kristal violet, berwarna ungu) sebanyak 2-3 tetes pada olesan bakteri dan dibiarkan selama 1 menit kemudian dicuci dengan air mengalir dan dikeringkan dengan kertas isap secara hati-hati, selanjutnya diteteskan kembali larutan gram B (larutan kalium iodida) dan dibiarkan kembali selama 1 menit lalu dicuci lagi dengan air dan dikeringkan setelah itu ditetesi dengan larutan Gram C (alkohol) selama 30 detik lalu dicuci dengan air kemudian dikeringkan. Dan terakhir ditetesi dengan larutan Gram D (larutan safranin berwarna merah muda) selama 30 detik kemudian dicuci dengan air dan dikeringkan dengan kertas isap, setelah itu diamati dibawah mikroskop dengan perbesaran 970 kali dengan menggunakan minyak imersi.
 







Gambar 1. Pemberian Kristal violet Gambar 2. Pemberian iodine
Setelah fiksasi                                       
 







Gambar 3. Pemberian alkohol                  Gambar 4. Pemberian safranin



 








Gambar 5. Proses pencucian                  Gambar 6. Larutan Kristal violet,
Pada tahap pewarnaan gram                  iodine, alkohol, dan safranin

III.        HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil pewarnaan Gram bakteri dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 1. Hasil pewarnaan Gram bakteri
No
Sampel
Bentuk
Penataan
Jenis Bakteri
Gambar`
1.
- Lendir
- Lendir
Coccus
Coccus
Tidak beraturan
Diplococcus
( - )
( + )
2.
- Lendir
- Lendir
Coccus
Coccus
Coccus
Diplococcus
( - )
( + )

3.
- Lendir
- Lendir
Coccus
Coccus
Tidak beraturan
Sarcina
( - )
( - )
4.
- Lendir
- Lendir
Bacillus
Coccus
Bacillus
Diplococcus
( - )
( - )
5.
- Lendir
- Lendir
Coccus
Coccus
Sarcina
Sarcina
( + )
( - )

Berdasarkan praktikum mikrobiologi mengenai pewarnaan gram bakteri yang telah dilakukan dengan menggunakan metode differensial atau pewarnaan gram dengan pengambilan sampel lendir terhadap biakan bakteri yang berumur 24 jam. Pada dasarnya bakteri dapat dibedakan melalui teknik pewarnaan gram. Teknik pewarnaan gram tersebut dapat dihasilkan warna unggu atau biru gelap sebagai gram positif, dimana dinding sel bakteri gram positif menyusut yang disebabkan oleh adanya perlakuan alkohol, karena terjadi dehidrasi yang menyebabkan pori-pori dinding sel menutup. Sedangkan bakteri gram negatif ditandai dengan pewarnaan merah muda, dinding sel bakteri gram negatif mengandung lipid yang lebih tinggi debanding gram positif. Larutnya lipid ini disebabkan pada saat pencucian yang diduga dapat memperbesar pori-pori dinding sel bakteri gram negative. Dalam teknik pewarnaan gram menggunakan 4 jenis larutan, diantaranya Kristal violet sebagai cat warna utama, larutan iodin sebagi pengintensifan cat utama, alkohol sebagai pencucian dekolorisasi dan dan safranin sebagai pemberian warna penutup.  

Dan hasilnya setelah dilakukan pengamatan dengan menggunakan mikroskop dengan pembesaran 1000 x  dari sampel lendir isolasi biakan bakteri diperoleh kebanyakan berbentuk coccus atau bulat dan hanya satu yang berbentuk bacillus yang terdapat pada sampel 4 dengan jenis bakteri gram negatif yang kesemuanya terdapat pada sampel 1 sampai 5 dengan warna merah muda. Dan juga dengan penataan yang berbeda-beda. Bakteri gram negatif  setelah diberi larutan Kristal violet dan iodine treatment hasilnya sama sperti bakteri gram positif yaitu berwarna ungu atau biru gelap kemudian setelah dilakukan pencucian dengan alkohol hasilnya berbeda denga gram positif dikarenakan memperbesarnya pori-pori dinding sel yang mengakibatkan terjadinya perubahan warna yaitu berwarna merah. Selanjutnya untuk hasil dari data tabel pada jenis bakteri gram positif yaitu berbentuk coccus yang terdapat pada sampel 1, sampel 2 dan sampel 5. Dengan penataan diplococcus dan sarcina. Bakteri gram positif pada saat tahap pewarnaan gram setelah diberi larutan Kristal violet dan iodine treatment  dan dilakukan pencucian dengan alcohol tidak adanya perubahan warna disebabkan menyusut pori-pori dinding sel sehingga pori-pori menutup dan menghasilkan warna ungu atau biru gelap.


IV.   KESIMPULAN
Dari hasil praktikum mikrobiologi pewarnaan gram dapat disimpulkan bahwa Praktikum pewarnaan bakteri menggunakan metode differensial atau pewarnaan gram dengan pengambilan sampel lendir terhadap biakan bakteri yang berumur 24 jam. Pewarnaan gram merupakan salah satu prosedur yang paling banyak digunakan untuk mencirikan banyak bakteri. Bakteri dapat digolongkan menjadi dua yaitu gram negative dan gram positif. Bakteri gram negatif merupakan bakteri yang kehilangan kompleks ungu Kristal pada waktu pembilasan dengan alkohol namun kemudian terwarnai dengan pewarnaan tandingan, yaitu safranin sehingga sel-sel tampak berwarna merah muda pada akhir pewarnaan.

Sedangkan untuk bakteri gram positif bakteri dapat menahan kompleks pewarna primer ungu Kristal iodium dan sel bakteri berwarna biru gelap atau ungu. Dari sampel lendir isolasi biakan bakteri diperoleh kebanyakan berbentuk coccus atau bulat dan hanya satu yang berbentuk bacillus yang terdapat pada sampel 4 dengan jenis bakteri gram negatif yang kesemuanya terdapat pada sampel 1 sampai 5 dengan warna merah muda dengan penataan yang berbeda-beda. Dan pada jenis bakteri gram positif yaitu berbentuk coccus yang terdapat pada sampel 1, sampel 2 dan sampel 5. Dengan penataan diplococcus dan sarcina berwarna ungu atau biru gelap.

DAFTAR PUSTAKA
Adisoemarto, S. 1984. Mikrobiologi Dasar. Jakarta : Gelora Aksara Pratama Erlangga.
Dwidjoseputro. 1964. Dasar-dasar Mikrobiologi. Jakarta : Djambatan
Hadioetomo, RS. 1993. Mikrobiologi dasar dalam praktek: Teknik dan prosedur dasar laboratorium. Gramedia pustaka utama. Jakarta
Pelczar, Michael; Siri Ratna,dkk (penerjemah). 1986. Dasar-dasar Mikrobiologi. Jakarta : Penerbit Universitas Indonesia
Winarni, D. 1997. Mikrobiologi Umum. MM Press: Malang.



2 komentar: