Powered By Blogger

Sabtu, 15 Desember 2012

AVERTEBRATA



BAB I
PENDAHULUAN

1.1    Pengertian Avertebrata
Indonesia merupakan negara yang memiliki keragaman hayati yang melimpah baik flora maupun fauna. Invertebrata berasal dari bahasa latin (in = tanpa, vertebrae = tulang belakang). Invertebrate mencakup 95% dar seluruh jenis hewan. Diantara kelompok invertebrate juga terdapat perbedaan-perbedaan.
Hewan Invertebrata adalah  hewan yang tidak bertulang belakang, serta memiliki struktur morfologi dan anatomi lebih sederhana dibandingkan dengan kelompok hewan bertulang punggung/belakang, juga sistem pencernaan, pernapasan dan peredaran darah lebih sederhana dibandingkan hewan invertebrata. Sistem ekskresi invertebrata berbeda dengan sistem ekskresi pada vertebrata. Invertebrata belum memiliki ginjal yang berstruktur sempurna seperti pada vertebrata. Pada umumnya, invertebrata memiliki sistem ekskresi yang sangat sederhana, dan sistem ini berbeda antara invertebrata satu dengan invertebrata lainnya. Alat ekskresinya ada yang berupa saluran Malphigi, nefridium, dan sel api. Nefridium adalah tipe yang umum dari struktur ekskresi khusus pada invertebrata.
Invertebrata atau Avertebrata adalah sebuah istilah yang diungkapkan oleh Chevalier de Lamarck untuk menunjuk hewan yang tidak memiliki tulang belakang serta memiliki struktur morfologi dan anatomi lebih sederhana dibandingkan dengan kelompok hewan bertulang punggung belakang. Dan sistem pencernaan, pernapasan, dan peredaran darah lebih sederhana dibandingkan hewan vertebrata. Invertebrata mencakup semua hewan kecuali hewan vertebrata (pisces, reptil, amfibia, burung, dan mammalia.
Lamarck membagi invertebrata ke dalam dua kelompok yaitu Insecta (serangga) dan Vermes (cacing). Tapi sekarang, invertebrata diklasifikasikan ke dalam lebih dari 30 sub-fila mulai dari organisme yang simpel seperti porifera dan cacing pipih hingga organisme yang lebih kompleks seperti mollusca, echinodermata, dan arthropoda.

Untuk mempelajari Invertebrata, terlebih dahulu harus mengenal filum invertebrata, yaitu sebagai berikut : Protozoa, Porifera, Ceoelenterata, Platyhelminthes, Annelida, Mollusca (kelas cephalopoda), Arthropoda (kelas crustacean), Echinodermata.




























BAB II
FILUM PRAKTIKUM KE 1
“ PROTOZOA”

Protozoa beasal dari bahasa Yunani  (protos = pertama dan zoion = hewan).  Kurang lebih ada 50.000 spesies (masih hidup dan telah menjadi fosil). Merupakan hewan bersel satu yang dapat melakukan reproduksi seksual (generative) maupun aseksual (vegetative). Dalam klasifikasi protozoa dikelompokkan kedalam kingdom protista. Habitat hidupnya adalah tempat yang basah atau berair. Jika kondisi lingkungannya tidak menguntungkan protozoa akan membentuk membrane tebal dan kuat yang disebut kista. Ilmuan yang pertama kali mempelajari protozoa adalah Anthony van Leewenhoek.
Kebanyakan protozoa tidak mempunyai dinding sel yang kuat dan bentuk tubuh pun tidak tetap seperti halnya pada sel tumbuhan. Rupa-rupanya pada zaman purba ada spesies yang mampu menyusun kulit atau kerangka luar yang terbentuk dari kapur atau kersik. Fosil-fosil mereka terdapat dalam batu-batu yang berasal dari zaman kambrium, kira-kira 600 juta tahun yang lalu. Spesies-spesies yang berkerangka kersik lebih tua dari pada fosil-fosil berkerangka kapur. Fosil-fosil itu ditemukan pada waktu orang mengebor tanah untuk mencari sumber-sumber minyak.

2.1        MORFOLOGI
Seperti halnya sel makhluk hidup lain, sel protozoa terdiri dari protoplasma yang dibungkus membran sel (plasmalemma) yang berfungsi sebagai “dinding sel”. Protoplasma terdiri dari dua komponen utama yaitu inti sel (nucleus) dan isi sel atau sitoplasma.
Dengan menggunakan mikroskop kita dapat melihat bahwa sitoplasma terdiri dari dua bagian. Bagian terluar tampak homogeny dan jernih (hyaline) disebut ektoplasma, dan bagian dalam disebut endoplasma. Dalam endoplasma terliht benda-benda seperti butir-butir kecil dan serabut benang halus yang ternyata adalah materi yang mengndung protein, karbohidrat, lemak, garam mineral, serta organel.
Protozoa tidak memiliki organ sejati sepertiu alat pencernaan dan alat reproduksi sebagaimana layaknya metazoan. Akan tetapi sangat menakjubkan bahwa protozoa yang berukuran mikroskopisdan terdiri dari sel mampu melakukan semua kegiatan biologis seperti bergerak, makan, bernapas dan berreproduksi. Proses-proses tersebut dilakukan oleh bagian didalam sel, yang disebut organel seperti vakuola kontraktil.
                                                                                                                       
2.2        FISIOLOGI
Pada protozoa memiliki :
a)      Sistem pernapasan.
pernapasan atau pertukaran oksigen (O2) dan karbondioksida (CO2) berlangsung secara difusi karena adanya perbedaan tekanan gas didalam sel dan diluar sel.
b)      Sistem pergerakan.
Protozoa bergerak dengan menggunakan.
-        Rhizopoda (sarcodina).
Alat pergerakannya berupa kaki semu (pseudopodia). Pseudopodia berasal dari penjuluran sitoplasma dan bersifat sementara terutama untuk berpindah tempat atau makan.gerakan tersebut timbul akibat dari kontraksi protoplasma memanjang dan memendek secara lambat.  Contoh hewannya adalah dari kelas sarcodina.
-        Flagellata (mastigophora).
Flagellata (bulu cambuk) merupakan alat gerak berupa protoplasma panjang seperti cambuk berjumlah satu atau dua helai. Flagellate berfungsi sebagai alat gerak maju dengan kecepatan antra 15 sampai 300 mikron per detik.
Dibagi menjadi dua kelompo yaitu :
·         Golongan phytoflagellata.
²  Euglena viridis (makhluk hidup peralihan antara protozoa dengan ganggang).
²  Volvax globator (makhluk hidup peralihan antara ganggang).
²  Noctiluca millaris (hidup dilaut daan dpat mengeluarkan cahayaa bila terkena rangsangaan mekanik).

·         Golongan zooflagellata.
²  Trypanosoma gambiense & Trypanosoma rhodesiense. Menyebabkan penyakit tidur diafrika dengan vektor (pembawa)
      Oleh  lalat tsetse (Glossina sp.)
²  Trypanosoma gambianse vektornya glossina palpalis.
²   Trypanosoma rhodeslense vektornya glossina morstitans. oleh tsetse semak.
²  Trypanosoma evansi penyakit surra, pada hewan ternak (sapi).
²  Trypanosoma cruzl penyakit chagas.
²  Trypanosoma vaginalis penyakit keputihan.
²  Leishmaniadonovani penyakit kalanzar.
-        Ciliata (ciliophora).
Cilia atau bulu getar merupakan alat gerak yang berbentuk bulu-bulu halus, biasanya banyak dan selalu bergetar. Gerakan tersebut menimbulkan arus air yang dapat menimbulkan gerakan maju. Diantara semua jenis protozoa, ciliate bergerak paling cepat antara 200 sampai 1000 mikron perdetik. Penyebaran cilia diseluruh permukaan sel tidak selalu merata, hingga berdasarkan susunan cilia. dalam kelompok dibedakan menjadi :    
Ø  Membran berombak (undulating membran).
Kumpulan cilia pendek-pendek yang tersusun dalam satu baris memanjang, terdapat didaerah peristome dekat cytostome.
Ø  Membranella.
Seperti membrane kecil-kecil, terdiri atas beberapa cilia pendek saling melekat, dan tersusun dalam bentuk seri.
Ø  Cirrus (cirri).
Rumpun cilia yang tumbuh menyatu berbentuk seperti kerucut panjang atau duri. Cirri bergerak kearah berbagai arah, hingga dapat digunakan untuk merayap, berlari atau melompat.
Contoh-contoh hewan ciliata :     


a.        Paramecium caudatum (binatang sandal).
Hidup bebas diar tawar, bentuk tubuh tetap, bagian anterior tumpul dan bagian posterior runcing. Mempunyai kurang lebih 5000 silia. Reproduksi aseksual dengan pembelahan diri : seksual dengan konjugasi.
b.      Didinium.
Merupakan predator diekosistem perairan, pemangsa paramecium.
-        Sporozoa.
Adalah Protozoa yang tidak mempunyai alat gerak. Cara bergerak hewan ini dengan cara mengubah kedudukan tubuhnya. Pembiakan secara vegttif disebut juga skizogoni dan secara generative disebut juga sporogoni. Anggotanya tidak ada yang hidup bebas, tetapi menumpang pada organism tertentu. Hidup sebagai parasit (endoparasit) didalam usus halus atau sel darah hewan vertebrata.
Jenis-jenisnya antara lain :                                                                                          
²  Plasmodium falciparum adalah malaria tropika berspolurasi sepanjang hri.
²  Plasmodium vivax adalah malaria tertian berspolurasi tiap hari ketiga (48 jam).
²  Plasmodium malariae adalah malaria knartana berspolursi tiap hari keempat (72 jam).
²  Plasmodium ovale adalah malaria ovale.
c)      cara makan.
Cara makan protozoa ada tiga yaitu :
a.       Autotrof
Dapat mensintesis makanan sendiri seperti layaknya tumbuh-tumbuhan dengan jalan fotosintessis. Banyak flagellate bersifat autotrof. Protozoa yang tidak dapaat berfotosintesis mendapatkn makanan dengan jalan menelan benda padat, atau memakan organisme lain seperti bakteri, jamur atau protozoa lin bersift heterotof. Protozoa yang bersifaat autotrof daan heterotof disebut amfitrof.
b.      Heterotof
Dinding selnya terdiri dari suaatu membraan tipis, mengambil makanannya dengan cara membungkus makanan kemudian menelannya kedalam sitoplasma. Cara ini disebut fagositosis. Pada jenis yang berdinding tebal (pelikula), cara mengambil mangsanya dengan car menggunaakan mulutnya sel yang disebut cytostome biasanya dilengkapi dengan cilia untuk mengalirkan air hingga bila ada makanan yang lewat daapat ditangkap daan dimasukkan kedalam sitoplasma.
Makanan yang masuk kedalam sitoplasma bersma air akan ditempatkaan dalam suatu rongga kecil yang disebut gastriola (vakuola makanan). Makanan didalam gastriola dicerna secara enzimatis. Hasil pencernaan disebarkan keseluruh bagian protoplasma dengan proses pynocytose sedangkan sisa pencernaan dibuang melalui lubang sementara pada membrane sel; pada flagellate dan ciliate adakalanya terdapat lubang permanen yang disebut cytopyge atau cytoproct.

2.3        REPRODUKSI
Reproduksi dilakukan secara aseksual maupun seksual. Reproduksi aseksual dengan cara membelah diri menjadi dua atau banyak, dan pertunasan (budding), eksternal atau internal. Pembelahan menjadi dua dapat terjadi secara melintang atau membujur. Sedangkaan, pembelahan menjadi banyak biasanya dimulai dari inti sel, kemudian diikuti pembelahan individu.
Sebagian besar protozoa air tawar yang hidup bebas mempunyai kemampuan untuk mempertahankan diri terhadap kondisi lingkungan yang memburuk, yaitu dengan membentuk system yang resisten terhadap kekeringan, dingin atau panas. Beberapa jenis dilindungi selubung sebagai rumah (vangkang,test) yang terbuat dari selulosa atau fosfoprotein, misalnya pada Aurella.  

2.4        MANFAAT DAN PERANAN
v  Merupakan indicator pencemaran perairan.
v  Makin banyak bahan organik dan anorganik, seperti limbah rumah tangga, limbah dari pabrik kimia. Maka akan makin banyak protozoa berkembang biak.
2.5.PRAKTIKUM (PREPARAT PRAKTIKUM PROTOZOA)
a.      Gambar, keterangan gambar dan Klasifikasi.
1        Cystodinium


 








Pembesaran 10x (media kangkung)
Klasifikasi :
Domain        : Eukarvota
Kingdom      : Protozoa
Subkingdom : Biciliata
Infraphlyum : Alveolata
Phylum         : Dinophyla
Subphylum   : Dinozoa
Class             : Phytodiniales
Ordo             : Dinophyceae
Family          : Phytodinium
Genus           : Cystodinium
Spesies         : Cystodinium sp.

2        Pleurasigma calicatum





Pembesaran 4x (media kangkung)
Klasifikasi :
Kingdom      : Plantae
Divisi            : Chysophyta
Phylum         : Protozoa
Class             : Bacilla riophyceae
Ordo             : Phizosalencales
Family          : Rhizosalenceae
Genus           : Rhizosalerae
Spesies         : Pleurasigma calicatum
Morfologi : Merupakan diatom besar, ada dalam bentuk aciform dengan kuat silicic shell. Merupakan phytoplankton berSel yang tunggal. Mereka memiliki bentuk panjang tipis sticks, di sepanjang lintas bagian. Mereka bervariasi diameter 3-50 μ, biasanya 5-12 μ. Panjang (tinggi) dari sel-sel kecil dari diameter mencapai 1000 μ, orang-orang besar diameter bervariasi dari 238-417 μ.

3        Euglena haematodes


 








Pembesaran 10x (media daun sawi)
Klasifikasi :
Domai          : Eukaryota
Kingdom      : Protozoa
Phylum         : Euglenozoa
Class             : Euglenida
Ordo             : Euglenales
Family          : Euglenacea
Genus           : Euglena
Spesies         : Euglena haematodes
Morfologi : Organisme ini mempunyai tingkat perkembangan lebih tinggi karena sudah mempunyai inti yang tetap dan mempunyai khloroplast. Karena itu Euglena dapat melangsungkan fotosinthesa dan tumbuh seperti halnya pada tumbuhan tinggi. Semua euglenoid mempunyai satu atau dua flagella yang menyebabkan mereka dapat bergerak secara aktif. Selnya telah mempunyai bentuk yang tetap, dinding sel bukan terdiri dari selulosa melainkan suatu selaput tipis yang dapat mengikuti gerakan sel euglenoid yang sewaktu-waktu dapat berubah bentuk. Ujung anterior dari sel berupa sitostoma, dan dibawahnya berupa “kerongkongan”/gullet. Pada beberapa jenis celah ini berguna untuk memasukkan makanan berbentuk padat, tetapi pada beberapa jenis tidak demikian. Gullet terdiri atas leher yang sempit (cytopharynx) dan bagian posterior yang membesar berupa waduk (reservoir). Waduk berhubungan dengan vakoula kontraktil. Pada genera tertentu pada gulletnya terdapat batang farink, terletak parallel dengan panjang gullet, dan ujung bawahnya sampai setinggi dasar waduk atau memanjang ke ujung posterior dari sel. Fungsi organ ini untuk menyokong sitostoma waktu menelan makanan padat. Flagella dari Euglena pangkalnya tertanam pada dasar waduk dan keluar sepanjang sitofarinx dan sitostoma. Yang mempunyai satu flagella, tumbuh ke muka. Genera yang mempunyai dua flagella, flagellanya sama panjang dan tumbuh ke arah depan tetapi lebih banyak genera yang flagellanya tidak sama panjang. Flagelnya mempunyai rumbai-rumbai sepanjang batang (tipe tinsel).
Fisiologi : Cadangan makanan berupa paramilum yaitu bentuk antara dari polisakharida, jadi bukan berupa amilum. Euglenophyta dapat hidup secara autotrof tetapi juga secara saprofit; tidak dapat hidup dalam medium yang hanya mengandung garam-garam anorganik, tetapi akan cepat tumbuh bila dalam medium ditambah dengan sejumlah asam amino. Beberapa jenis hidup secara obligat saprofit sedang yang lain obligat autotrof, disamping ada yang hidup secara holozoik yaitu dapat menangkap dan menelan mangsanya seperti pada binatang.
Reproduksi :
1.      Aseksual : Dengan pembelahan sel, baik waktu sedang aktif bergerak atau dalam keadaan istirahat. Pada genera yang mempunyai lorika (pembungkus sel) protoplast membelah di dalam lorika, kemudian salah satu anak protoplast keluar dari lorikanya dan membentuk lorika baru, sedang yang satu tetap di dalam lorika lamanya dan tumbuh menjadi sel baru. Pada sel yang bergerak aktif, pembelahan memanjang sel (longitudinal) dan dimulai dari ujung anterior. Pada genera yang mempunyai satu flagella, mula-mula blepharoplast membelah menjadi dua, satu membawa flagelanya dan satu lagi akan menghasilkan flagella baru.
2.      Seksual : Adanya konjugasi/penggabungan sel vegetatif pernah dijumpai pada beberapa euglenoid, tetapi kasus ini masih sangat kabur. Autogami (penggabungan dua inti anakan dalam sel), pernah dijumpai pada Phacus. Contoh : genera Euglena (berwarna hijau) Astasia (tidak berwarna). Pada umumya Euglena spp. Membelah diri secara longitudinal selama hidup sebagai plankton yang dapat membelah diri waktu berada dalam kista. Genus Euglena dapat membentuk bermacam –macam kista yaitu: 1.Protective-cystes : kista ini dibentuk untuk perlindungan terhadap bahan- bahan yang beracun atau sinar matahari yang kuat, misalnya pada waktu pagi hari dan sore hari.
2.Reproductive-cyste : pada kista tersebut protoplasma membelah diri dalam 2 atau 4 bagian dan tiap bagian nanti menjadi satu individu dalam kista tiap individu dapat bergerak dengan flagel yang terbentuk. 3.temporary – cyste : atau resting- cyste terbentuk pada individu beristirahat atau jika ada matahari yang kuat. Dinding- dinding kista dari selulosa ini dapat membuka dalam 2 bagian simetrik.



4.         Euglena viridis







Pembesaran 10x (media daun sawi)
Klasifikasi :
Domain                         : Eukaryota
Kingdom           : Protozoa 
Phylum              : Euglenozoa
Subphylum        : Sarcomastighopora
Class                  : Euglenida
Family               : Euglenales
Ordo                  : Euglenaceae
Genus                : Euglena
Spesies              : Euglena viridis
Morfologi : Euglena viridis adalah sejenis alga bersel tunggal yang berbentuk lonjong dengan ujung anterior (depan) tumpul dan meruncing pada ujung posterior (belakang). Setiap sel Euglena dilengkapi dengan sebuah bulu cambuk (flagel) yang tumbuh pada ujung anterior sebagai alat gerak. Pada ujung anterior ini juga terdapat celah sempit yang memanjang ke arah posterior. Pada bagian posterior, celah ini melebar dan membentuk kantong cadangan atau reservoir. Flagel terbentuk di sisi reservoir. Di sisi lain dari flagel terdapat bintik mata yang sangat peka terhadap rangsangan sinar matahari. Tubuh Euglena terlindung oleh selaput pelikel, sehingga bentuk tubuhnya tetap. Di sebelah dalam selaput pelikel terdapat sitoplasma. Di dalam sitoplasma ini terdapat berbagai organel seperti plastida, kloroplas, nukleus, vakuola kontraktil, dan vakuola nonkontraktil.

Fisiologi : Euglena dapat hidup secara autotrop maupun secara heterotrop. Pada saat sinar matahari mencukupi, Euglena melakukan fotosintesis. Tetapi bila tidak terdapat sinar matahari, Euglena mengambil zat organik yang terlarut di sekitarnya. Pengambilan zat organik dilakukan dengan cara absorbsi melalui membran sel. Selanjutnya, zat makanan itu dicernakan secara enzimatis di dalam sitoplasma. Habitatnya. Sesuai dengan alat geraknya (flagel) sebagian besar Euglenophyta hidup diperairan mulai dari air tawar, air laut dan lumpur. Bahkan ekstrimnya, Euglena dapat hidup dalam perut berudu Rana sp.
Reproduksi : Pada ganggang bersel tunggal seperti euglena, hal ini terjadi secara pembelahan biner, yaitu suatu pembelahan sederhana sebuah organisme utuh menjadi dua bagian yang sama yang kemudian tumbuh dan membentuk individu baru. Pembelahan sel dapat terjadi juga ketika sel bergerak, yang merupakan pembelahan longitudinal dan dimulai pada ujung anterior. Pembelahan pada saat sel tidak bergerak, sel dikelilingi selubung yang gelatinous. Seringkali sel anak membelah lagi untuk membentuk koloni palmela (bila sang anak gagal keluar dari sel induk, sel-sel anak akan terus membelah sampai mencapai ratusan sel anak dan diselubungi matriks yang gelatinous) yang temporal selama mitosis. Pada spesies yang memiliki satu flagellum, blepharoplas (granula pada pangkal tiap-tiap flagella) membelah menjadi dua. Flagellum lama tetap menempel pada salah satu blepharoplas dan dari blepharoplas yang satunya tumbuh flagellum baru. Proses pembelahan selanjutnya seperti mitosis pada umumnya.  Euglena juga sering kali membentuk kista (sel vegetatif membulat dan berdinding tebal) yang cukup tahan terhadap kondisi buruk sampai beberapa waktu lamanya. Selain itu juga bereproduksi secara autogami (fusi antara nukleus sel-sel anak). Inti hasil fusi kemudian membelah meiosis membentuk empat nukleus yang masing-masing berkembang menjadi sel vegetatif.
b.      Manfaat dan Peranan dalam Perairan.
Dilihat dari segi nilai ekonomisnya : Sampai saat ini diperkirakan ada 50.000 spesies protozoa yang sudah diidentifikasi. Habitat hidupnya dilaut, air laut, payau, air tawar dan daratan maupun pasir kering. Diantaranya ada yang hidup bebas dan merupakan makanan bagi organism dari tingkat yang lebih tinggi. Beberapa jenis flagellate dan ciliate merupakan makanan bagi anak ikan. Akan tetapi, banyak juga yang hidup sebagai parasit baik pada hewan, tumbuhan maupun manusia.
Parasit pada hewan antara lain : Trichodina dan Inchtyophtirius dari kelas ciliata, serta Heneguya dari kelas Myxosporea. Sedangkan parasit pada manusia antara lain : Entemoeba hiltolytica dari kelas sarcodina yang menyebabkan penyakit disentri, plasmodium dari subfilum sporozoa menyebabkan penyakit malaria, dan Tripanosoma dari kelas Mastigophora menyebabkan penyakit tidur. Adapun protozoa yang menyebabkan racun seperti Gonyaulax yang diduga sebagai penyebab red tide atau pasang merah dibagian pantai didaerh indopasifik, misalnya india, Thailand, singapura, sabah, Filipina, Indonesia, dan Australia. Red tile dapat mengakibatkan kematian missal ikan-ikan didaerahaa pantai.














BAB III
FILUM PRAKTIKUM KE 2
“PORIFERA DAN COELENTERATA”



A.          PORIFERA
Porifera berasal dari dari bahasa latin  (Pori = lubang, Faro = mengandung). Jadi porifera adalah hewan yang tubuhnya berlubang. Porifera adalah hewan bersel banyak dikenal dengan nama popular spons. Kurang lebih ada 5.000 spesies. Porifera merupakan metazoan yang paling sederhana. Dikatakan demikian karena kumpulan sel-selnya belum terorganisasi dengan baik dan belum mempunyai organ maupun jaringan sejati . walaupun porifera tergolong hewan namun kemampuan geraknya sangat kecil dan hidupnya bersifat menetap. Dalam klasifikasi porifera dikelompokan kedalam kingdom animalia.
Pada awalnya porifera dianggap sebagai tumbuhan. Baru pada tahun 1765 dinyatakan sebagai hewan setelah ditemukan adanya aliran air yang terjadi didalam tubuh porifera. Dari 10.000 spesies porifera yang sudah teridentifikasi, sebagian besar hiup dilaut dan hanya 159 hidup diair tawar, semuanya termasuk family spongilidae. Umumnya terdapat diperairan jernih, dangkal dan menempel di substrat. Beberapa menetap didasar perairan berpasir atau berlumpur.

B.           COELENTERATA
Coelenterata berasal dari bahasa Yunani (coilos = rongga, enteron = usus) jadi hewan golongan ini hanya memiliki satu rongga tubuh yaitu rongga usus. Disitulah dilakukan pencernaan. Coelenterata disebut juga cnidaria (cnido + penyengat), karena sesuai dengan cirinya yang memiliki sel penyengat. Sel penyengat terletak pada tentakel yang terdapat disekitar mulutnya. Termasuk filum coelenterata antara lain Hydra, ubur-ubur, anemone laut, dan koral. Beberapa dengan protozoa dan porifera, coelenterata mempunyai rongga pencernaan (gastrovasculer cavity) dan mulut, tetapi anus tidak ada.

3.1        MORFOLOGI
A.     PORIFERA
Ukuran tubuh porifera sangat bervariasi, dari sebesar kacang polong sampai setinggi 90 cm. dan lebar 1 m. bentuk tubuh spons juga bermacam-macam, beberapa simetri radial, tetapi kebanyakan berbentuk tidak beraturan dengan pola bervariasi. Genus Leucosolenia adalah salah satu jenis spons yang bentuknya sangat sederhana; seperti kumpulangan jambangan kecil yang berhubungan satu sama lain pada baagian pangkalnya; hidup laut menempel pada batu karang dibawah batas pasir surut terendah. Didalam setiap individu yang berbentuk seperti jambangan tersebut terdapat rongga yang disebut spongocoel atau atrium. Pada permukaan tubuh terdapat lubang-lubang ataau pori-pori (asal nama porifera), yang merupakan lubang air masuk ke spongocoel, untuk akhirnya keluar melalui osculum.
Pada dasarnya dinding tubuh porifera terdiri atas tiga lapisan, yaitu :
1)      Pinacocyte atau pinacoderm.
Seperti epidermis berfungsi untuk melindungi tubuh bagian dalam. Bagian sel pinacocyte dapat berkontrasi atau berkerut, sehingga seluruh tubuh hewan dapat sedikit membesar atau mengecil.
2)      Mesohyl atau mesoglea.
Terdiri dari zat semacam agar (gelatinous protein matrix), mengandung bahan tulang dan sel amebocyte. 
3)      Choanocyte.
Yang melapisi rongga atrium atau spongocoel. Bentuk choanocyte agak lonjong, ujung yang melekat pada mesohyl dan ujung yang lain berada di spongocoel serta dilengkapi sebuah flagellum yang dikelilingi kelapak dari fibril. Getaran flagelata pada lapisan choanocyte menghaasilkan arus air didalam spongocoel kea rah osculum, sedangkan fibril berfungsi sebagai alat penangkap makanan.
Sel amebocyte didalam mesohyl (mesenkhim) mempunyai banyak fungsi, antara lain untuk pengangkut cadangan makanan, membuang partiikel sisa metabolism, membuat spikul, serat spons dan membuat sel reproduktif. Untuk kepentingan berbagai fungsi tersebut, terdapat beberapa tipe amebocyte. Amebocyte dengan pseudopodia tumpul dan nucleus besar disebut archeocyte, mampu membentuk sel-sel tipe lainnya yang diperlukan. Amebocyte untuk pengangkutan makanan dan berkeliaran didalam mesohyl disebut amebocyte pemangsa. Amebocyte yang menetap dan mempunyai pseudopodia seperti benang, berfungsi sebagai jaringan pengikat disebut collencyte. Amebocyte yang menghasilkan spikul dan serat spons disebut sclerocyte (scleroblast).
Berdasarkan system aliran air (bukan secara taksonomi), bentuk tubuh porifera dibagi menjadi tiga tipe, yaitu:
a)            Asconoid
Asconoid merupakan bentuk yang sangat primitive, menyerupai vas bunga atau jambangan kecil. Pori-pori atau lubang air masuk merupakan saluran pada sel porocyte yang berbentuk tabung, memanjang dari permukaan tubuh sampai spongocoel. Air masuk membawa oksigen dan makanan, dan keluar membuang sampah. Spons tipe asconoid tidak ada yang besar karena getaran flagella tidak maampu mendorong air dari spongocoel ke luar melalui osculum.dalam evolusinya terjadi lipatan-lipatan dinding tubuh dan pengurangan ukuran spongocoel, hingga volume air yang harus dialirkan lebih sedikit. Akibaatnyaa aliran dalam tubuh dapat diperbesar dan lebih efisien serta memungkinkan ukuran rubuh yang lebih besar.
b)            Syconoid
Spons memperlihatkan lipataan-lipatan dinding tubuh dalam tahap pertaman termasuk tipe syconoid. Misalnya scpha ( = Sycon atau Grantia). Dinding tubuh melipat secara horizontal, sehingga potongan melintangnya seperti jari-jari, hingga masih tetap semetri radial. Lipatan sebelah dalam menghasilkan sejumlah besar kaantung yang dilapisi choanocyte, disebut flagellated canal, sedang lipatan luar sebagai saluran air maasuk.
c)            Leuconoid
Tingkat pelipatan dinding spongocoel paling tinggi terdapat pada leuconoid. Flagellated canal melipat-lipat membentuk rongga kecil berflaagella, disebut flagellated chamber. Spongocoel menghilang dan digantikan oleh saluran-saluran kecil menuju osculum. Dengan banyaknya lipataan berturut-turut menyebabkaan bentuk spons menjadi tidaak berturan (irregular). Genus Leuconia (Leucandra) dengan tinggi 10 cm mempunyai sekitar 2.250.000 flagellated chamber, mengeluarkan air dari tubuhnya sebanyak 22,5 liter per hari.
Spikul
Tubuh spons yang lunak dapat terdiri Karena ditunjang oleh sejumlah besar spikul kecil serta serat organik yang berfungsi sebagai kerangka. Spikul kapur dari CaCO3 dan spikul silikat dari H2Si3O7. Bentuk spikul bermacam-macam, sehingga dipakai sebagai salah satu indicator untuk klasifikkasi dan identifikasi. Monaxon berbentuk seperti jarum, lurus atau melengkung. Tetraxon berbentuk empat percabangan. Polyaxon berbentuk banyak perpanjangan meminjar dri satu pusat. Serta organik (protein sponging fiber0 seperti halnya rambut, kuku dan bulu burung, terdiri dri skleroprotein yang mengandung belerang.
         Berdasarkan ukuran, spikul dibedakan menjadi microscleres yang berukuran kecil, dan megascleres yang berukuran kecil dan megascleras yang berukuran 4 sampai 5 kali ukuran microscleres. Walaupun letak spikul didalam mesohyl, tetapi sering kali ditemukan spikul yang menonjol dari laapisan pinacocyte.

B.      COELENTERATA
Tubuhnya simetris radial, beberapa simetri biradial. Struktur tuubuh coelenteratadapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu pilyp yang hidup menetap dan medusa yang hidup berenang bebas. Bentuk polyp lebihlebih kurang silindris, dengan satu ujung disebut oral yang mengandung mulut dikelilingi tentakel dan ujung lain yang menempel pada substrat disebut aboral. Bentuk medusa seperti lonceng atau mangkuk terbalik dengan bagian cembung mengarah keatas dan bagian cekung dilengkapi mulut an tentakel mengarah ke bawah.
Merupakan hewan diploblastik, colentarata tidak memiliki system respirasi sehingga pengambilan oksigen dan pengeluaran karbon dioksida dilakukan secara difusi. Memiliki system syraf sederhana yang tersebar berbentuk jala. Berfungsi mengendalikaan pergerakan dalam merespon ransangan. System syaraf terdapat diantara lapisan epidermis dan gastrodermis. Gastrodermis tersusun dari bahan gelatin.  

3.2         FISIOLOGI
A.    PORIFERA
Proses fisiologinya sangat tergantung pada aliraan air. Air masuk membawa oksigen dan makanan serta mengangkut sisa metabolism keluar melalui osculum. Makanannya terdiri dari partikel yang sangat kecil; 80% berukuran kurang dari 5 mikron dan 20% kelepak atas bakteri, dinoflagelata, dan nonplankton. Partikel makanan ditangkap oleh fibril kelepak pada choanocyte. Partikel yang berukuran 5 sampai 50 mikron dimakan dan dibawa oleh amebocyte. Pencernaan dilakukan secara intraselular seperti pada protozoa, dan hasil pencernanya disimpan daalaam archeocyte.
Pertukaran gaas terjadi secara difusi antara air dan sel sepanjang aliraan air. Sistem syaraf padaa porifera belum ditemukan, segala reksi yang terjadi bersifat lokal dan bebas (independen).

B.     COELENTERATA
1.      Pergerakan.
Kontraksi otot berpengaruh terhadap cairan didalam rongga gastrovaskuler yang berlaaku sebagai suatu rangka hidrostatis, sebagaimaana mesoglea. Gerakan pada polip biasanya terbatas, merayap atau melikuk-likuk, sedangkan medusa dapat berenang bebas. Tubuh polip seperti halnya hydra dapat memanjang dan memendek, atau melengkung keberbaagai arah. Bila hydra dengan ukuran sekitar 8 mm mengambil air dan mengisi rongga gastrovaskulernya, tubuhnya dapat memanjang sampai 20 mm, namun padaa saat air dikeluarkan, tubuh dapat memendek hingga tinggal 1 mm. medusa berenang dengan jelan berdenyut, yang dihasilkan oleh otot melingkar pada tepi lonceng dan menghasilkan gerakaan vertical. Sedangkaan gerakan horizontal tergantung pada arus laut, kecuali padaa beberaapa jenis cuboza.
2.      Makanan dan cara makan.
Kebanyakan coelenterata bersifaat karnivor, dan makanan utamanya adalah crustacean dan ikan kecil. Makanan masuk ke mulut dengan bantuan tentakel. Kemudian makanan masuk ke rongga gastrovaskuler. Didalam rongga teresebut sel kelenjar enzim menghasilkan enzim semacam tripsin untuk mencerna makanan. Makanan hancur menjadi partikel-partikel seperti bubur dengan gerakan flagella diaduk hingga merata. Sel otot pencerna mempunyai pseudopodia untuk menangkap dan menelan partikel makanan, dan pencernaan dilanjutkan secaara intraselular. Hasil pencernaan distribusikan keseluruh tubuh secara difusi.
3.      Pernapasan dan ekskresi.
Alat pernapasan dan alat ekskresi khusus tidak ada. Pertukaaran gas terjadi secara difusi melalui seluruh tubuh. Sisa metabolisme beasanyaa dalam bentuk ammonia juga dibuang secara difusi melalui seluruh permukaan tubuh.

3.3         REPRODUKSI
A.    PORIFERA
Porifera mempunyai kemampuan melakukan regenerasi yang tinggi. Bagian tubuh spons yang terpotong atau rusak akan mengalami regenerasi menjadi utuh kembali. Kemampuan melakukan regenerasi ada batasnya, misalnya potongan spons leuconoid harus lebih besar dari 0,4 mm dan mempunyai beberapa sel choanocyte supaya mampu melakukan regenerasi menjadi spons baru yang kecil.
Porifera berkembang biak secara aseksual terjadi dengan cara pembentukan tunas (budding) atau pembentukaan sekelompok sel esenseial, terutama amebocyte, kemudian dilepaskan. Spons air tawar dan beberapa jenis laut membentuk gemmule,yaitu tunas internal. Gemmule berbentuk dari sekumpulan archeocyte berisi cadangan makanan dikelilingi yang membentuk lapisan luar yang keras, dan acaplkali terdapat spikul seingga membentuk dinding yang resisten. Beberapa spons air laut membentuk gemmule tanpa cangkang yang resisten, dan kadang-kadang berbentuk larva parenchymulayang berenang bebas.

Reproduksi seksual terjadi baik pada spons yang hermaprodit maupun diocious. Kebanyakan porifera adalah hermaprodit, namun sel telur dan sperma diproduksi pada waktu yang berbeda. Sperma dan sel telur dihasilkan oleh amebocyte; ssumber lain mengatakan bahwa sperma juga dapat terbentuk dari choacyte. Sperma keluar dari tubuh induk melalui osculum bersama dengan aliran air dan masuk ke indivisu lain melalui ostium juga bersama aliraan air. Dalam spongocoel atau flagellated chamber, sperma akan masuk ke choanocyte atau amebocyte. Sel amebocyte berfungsi sebagai pembawa sperma menuju sel telur dalam mesohyl. Kemudian amebocyte beserta sperma melebur dengan sel telur, terjadilah pembuahan (fertilisasi). Perkembangan embrio sampai menjadi larva berflagella masih dalam mesohyl. Larva flagella disebut larva amphiblastula.keluar dari mesohyl dan bersama aliran air keluar daari tubuh induk melalui osculum. Larva amphiblastula berenang bebas beberpa saat, kemudian menempelpada substrat dan berkembang menjadi spons muda yang sessile dan akhirnya tumbuh menjadi besar dan dewasa.

B.     COELENTERATA
Reproduksi coelenterate terjadi secara aseksual dilakukan dengan pmbentukan tunas. Pembentukan tunas selalu terjadi pada colenterata yang berbentuk polip. Tunas tumbuh didekat kaki polip dan akan tetap melekat pada tubuh induknya sehingga membentuk koloni.
Reproduksi secara seksual dilakukan dengan pembentukan gamet (ovum dan sperma). Gamet dihasilkan oleh seluruh coelenterata berbentuk medusa dan beberapaa berbentuk polip.
Bentuk, ukuran dan daur hidup jenis-jenis coelenterata sangat beraneka ragam hingga dikelompokan menjadi 4 kelas :
1        Kelas hydrozoa
Sebagian besar hidup dilaut, berukuran kecil, menempel pada substrat karang atau koral. Jenis hydozoa ada yang tumbuh sebagai polip medusa atau keduannya. Polip pada hydrozoa ada yang bersifat soliter seperti pada hydra, tunas (polip baru) hasil reproduksi aseksual yang telah mempunyai mulut dan tentakel akan lepas dari induknya dan hidup sebagai polip baru ynag juga soliter. Pada jenis koloni seperti obelia, tunas-tunas hasil reprodukasi aseksual yang telah lengkap tetap menempael pada induknya, hingga masing-masing poip saling berhubungan, disebut koloni hydroid. Pada suatu koloni hydroid epidermis, mesoglea dan gastrovaskuler bersambungan hingga sulit dibedakan batas antara hydranth, yaitu bagian oral yang mempunyai mulut dan tentakel, serta hydrocaulus yaitu bagian tangkai polip. Kebanyakan hidup meenetap pada substrat yang tertanam dengan adanya percabaangan horizontal seperti akar yang disebut hydrorhiza.
Umumnya kecil-kecil dan masing-masing polip hanya beberapa millimeter. Warna bervariasi, dilindungi selubung eksternal dari zat tandukyang transparan, dihasilkan oleh epidermis, semua koloni hydroid paling sedikit dimorfik, artinya sekurang-kurangnya pda koloni tersebut terdapat dua macaam polip yang mempunyai bentuk dan ukuran yang berbeda yaitu polip pemangsa dan polip reproduksi. Medusa hydrozoa umumnya kecil-kecil. Tentakel dilengkapi nematocyst terdapat pada tepi lonceng dan umumnya berjumlah 4 buah tetapi aacapkali lebih.mulut terletak pada ujung manubrium ditengah subumbrella. Pada manubrium terdapat nematocyst dan bagian tepi manubrium kadang-kadang berumbai-umbai dan berlekuk-leku. Mesoglea tebal, jernih seperti agar-agar dan merupakan bagian terbesar dari medusa.
a.       Sistem syaraf
System syaraf medusa lebih tinggi dari pada polip. Sel syaraf pada tepi lonceng tersusun dalam dua cincin saraf, atas dan bawah; yang bawah berfungsi sebagai pusat gerak berdenyut. Tepi lonceng juga dilengkapi sel-sel indera dan dua macam organ inderaa, yaitu ocelli(sebagai fotoreseptor) dan statocyst(berfungsi sebagai organ keseimbangan).
b.      Reproduksi dan daur hidup
Reproduksi pada semua medusa adalah seksual, dan kebanyakan dioecious. Tidak semua jenis koloni hydroid hidupnya menempel disubstrat, tetapi ada jenis-jenis yang hidup berenang bebas seperti halnya ubur-ubur misalnya Velella dan Physalia.
2        Kelas scyphozoa
Medusa scyphozoa adalah ubur-ubur sejati. Karena merupakan bentuk dominan dalam daur hidupanya, juga relative lebih besar. Tidak semua medusa scyphozoa berenang bebas, jenis-jenis dari ordo stauromedusaemerupakan ubur-ubur yang sessile; bagian exumbrella (aboral) dari lonceng memanjangberbentuk tangkai untuk menempel paada ganggangarau benda lain, hingga bentuknya mirip polip.
Bentuk scyphhozoa sepintas lalu mirip hydromedusa yaitu pipih sepertipiring sampai membulat seperti helm. Berenang dengan berdenyut-denyut seperti hydromedusa. Gerak berdenyut cenderung menarik organism tersebut keatas, apabila kontraksi dihentikan, ubur-ubur tenggelam perlahan-lahan, dan memangsa yang bersinggungan dengan tentakel atau oral arm.
a.       Pencernaan
Sistem saluran gastrovaskuler pada scyphomedusa terdiri atas mulut, manubrium, perut pusatyang bercabang membentuk empat kantung perut. Masing-masing dibatasi sekatan yang disebut septum.
b.      Sistem saraf
Sistem saraf tersusun seperti jala dan sinaptik. Pusat saraf terletak dalam rhopalium yang berbentuk seperti benjolan kecil diantara lappet dan berisi dua buah lubang indera, sebuah statocyst, adakalanya sebuah ocellus.
c.       Reproduksi dan daur hidup
Sel telur atau sperma masuk kedalam rongga gastrovaskulere dan keluar melaalui mulut. Scyphistoma mempunyai tentakel berbentuk seperti Hydra. Kemudian dengan jalan pertunasan menghaasilhan polip scyphistoma dan setelah lengkap melepaskan diri. Beberapa jenis scyphomedusa pelagis seperti Pelagia dan Atolla dalam daur hidupnya tidak memerlukan substrat.



3        Kelas anthozoa
Kelas ini berbeda dengan polip hydrozoa karena mulutnya berhubungan dengan pharynx (gullet, kerongkongan) rongga gastrovaskuler terbagi oleh sekat-sekat longitudinal (septa) menjadi beberapa kamar.
a.       Subkelas Zoantharia
Ada yang membentuk rangka kapur dan ada yang tidak, namun pada dasarnya struktur polip sea anemone (kalamunet) dapat dipakai untuk member gambaran tentang polip zoantharia.
b.      Subkelas Octocorallia
Semuanya berbentuk koloni dengan sejumlah polip kecil-kecil masing-masing polip dalam koloni dihubungkan oleh suatu jaringan coenechym yaitu suatu massa mesoglea yang tebal.

3.4        MANFAAT DAN PERANAN
A.    PORIFERA
Beberapa jenis spons laut seperti spons jari berwana oranye, Axinella canabina, diperdaagangkan untuk menghiasi akuarium;adakalanya diekspor ke singapura dan eropa. Jenis spons dari family Clionidae mampu mengebor dan menembus batu karang dan cangkang mollusca sehingga dapat membantu pelapukan pecahan batu karang dan cangkang mollusca yang berserakan ditepi pantai. Adapula spons yang tumbuh pada kerang-kerangan tertentu dan mengganggu perternakan tiram.
Tidak banyak hewan yang memakan spons karena banyak spikulanya dan baunya tidak sedap. Musuh utama laut ialah siput jenis Nudibranchia. Musuh spons air tawar ialah larva serangga dari ordo Neuroptera. Spons air tawar acapkali mengotori jarring apung, menggangu aliran air kedalam jarring apung.

B.     COELENTERATA
Beberapa jenis coelenterata diperdagangkan “ikan hias” untuk akuarium laut, bahkan beberapa jenis diekspor ke singapura, eropa, amerika serikat, dan kanada. Biota tersebut dikemas dalam kantung plastic berisi oksigen dengan suhu sekitar 15o celcius. Jenis-jenis tersebut misalanya : Actinaria equima, Anemonia sulcata, Bunodactis verrucosa.
Coelenterata yang dapat dikonsumsi dan diperdagangkan sebagai ubur-ubur asin, ialah beberapa jenis ubur-ubur scyphozoan yang tidak beracun, contohnya : Rhopilema esculata, Rhizostoma octopus dan Pelagia noctiluca. Ubur-ubur tersebut hapir ditemikan diperairan Indonesia, laut cina selatan dan samudra hindi. Indonesia mengekspor ubur-ubur asin pengawetan ubur-ubur asin ialah garam dan tawas. Ubur-ubur asin dimakan sebagai campuran rujak/asinan, salad mie, acar dan gulai.

3.5        PRAKTIKUM (PREPARAT PRAKTIKUM PORIFERA DAN COELENTERATA)
A.    PORIFERA
a.      Gambar, keterangan gambar dan klasifikasi
1.      Spongia sp.


 










                     Perbandingan 1 : 2
                     Klasifikasi :
                     Kingdom            : Animalia
                     Phylum               : Porifera
                     Class                   : Demospongiae
                     Ordo                   : Dictiocheratida

                     Genus                 : Spongia
                     Spesies               : Spongia sp.
Morfologi : Spongia sp memiliki banyak pori pada permukaan tubuhnya yang merupakan awal dari sistem kanal (saluran air) yang menghubungkan daerah eksternal dan daerah internal. Tubuhnya dilengkapi dengan apendiks dan bagian yang dapat digerakkan . Bentuk tubuh menyerupai batang dengan ada beberapa cabang yang bentuknya lebih kecil dari batang utamanya. Warna tubuhnya putih keruh coklat . Hewan ini memiliki spikula yang bersifat monoaxon dan dengan serabut spongia. Pada ujung cabangnya terdapat oskulum dan di daerah badannya terdapat ostium.
Fisiologi : Dinding tubuh hewan ini tersusun atas 2 lapis yaitu lapis luar  yang disebut lapisan epidermis atau ephitelium dermal. Lapisan dalam yang terdiri dari jajaran sel-sel leher yang disebut soanosit yang berbentuk botol tidak memiliki flagellum. Ditemukan sistem saluran air yang  di mulai dari pori-pori atau porosofil dan diakhiri pada lubang keluar utama. Hewan ini mempunyai ruang gastral atau ruang sentral yang berfungsi sebagai kloaka. Ruang itu dikelilingi oleh dinding yang ditembus oleh sejumlah saluran yang tersusun majemuk. Habitat hewan ini hidup di air laut dan air tawar.
Reproduksi : secara aseksual terjadi dengan pembentukan tunas dan gemmule. Gemmule disebut juga tunas internal. Gemmule dihasilkan menjelang musim dingin di dalam tubuh.  Secara seksual dengan cara peleburan sel sperma dengan sel ovum, pembuahan ini terjadi di luar tubuh.







B.     COLENTERATA
a.       Gambar, keterangan gambar dan klasifikasi.
                     1.  Favites sp.


 








                     Perbandingan 1 : 2
                     Klasifikasi :
                     Kingdom            : Animalia
                     Phylum               : Cnidaria
                     Class                   : Anthozoa
                     Ordo                   : Scelaractinia
                     Genus                 : Favites
                     Spesies               : Favites sp.
Morfologi : Bentuk tubuh /badannya bulat, setengah bulat. Skeleton terdiri atas 10 pasang baris laminae meridionales yang tersusun deret-deret rapat dari satu ujung ke sisi ujung yang lain. Pada ossiculum ada suatu tuber culum dengan spina bersendi yang dapat digerakkan. Pada hewan ini berwarna hitam dengan duri yang hampir sama dengan warna tubuhnya.  
Fisiologi : Pada hewan ini terdapat pembuluh sirkular, tabung telapak dengan ampula. Gerakannya tidak begitu aktif mencakup dengan gerakan duri-duri dan tabung-tabung telapak sisi oral, selain itu juga terdapat mulut yang dilengkapi dengan 5 buah gigi dari mulut diteruskan ke esophagus dan berlanjut ke lambung yang berlobus. Lalu ususs berbalik arah dan berakhir sebagai rectum dari esophagus mulai dari sebuah siphon ytang berada dalam dinding lambung dan terus ke posterior. Habitat hewan ini hidup dalam air laut, dari laut yang dangkal sampai yang dalam. Biasanya bersembunyi dalam batu-batu, tetapi ada juga yang bersembunyi di dalam batuan karang.
                 2.  Acropora sp.


 








                     Perbandingan 2 : 1
                     Klasifikasi :
                     Kingdom            : Animalia
                     Phylum               : Cnidaria
                     Class                   : Anthozoa
                     Ordo                   : Scelaractinia
                     Family                : Acroporida
                     Genus                 : Acropora
                     Spesies               : Acropora sp.
   Morfologi : koloni sangat umum dijumpai dalam bentuk bercabang, meja dan bersemak-semak. Bentuk mengerak (encrusting) dan submasif jarang ditemukan. Memiliki dua tipe korait yaitu : axial koralit dan radial koralit. Tidak memiliki kolumela. Dinding koralit terpisah dengan konestum (koralit memilki dinding masing-masing). Polip hanya muncul di malam hari.
Reproduksi : Tingkat pertumbuhan karang Acropora jauh lebih cepat dari pada sebagian besar karang lain. Untuk memaksimalkan tingkat pertumbuhan mereka, sangat penting untuk mempertahankan pH tinggi, alkalinitas dan tingkat kalsium, dan untuk menjaga kadar fosfat dan nitrat mendekati nol mungkin. Jika kondisi ideal, juga dapat dikultur dan tumbuh menjadi koloni baru dari hidup fragmen atau pecahan-pecahan. karang Acropora menerima sebagian besar kebutuhan gizi mereka dari fotosintesis, tetapi akan mendapatkan keuntungan dari penambahan berbagai jenis nabati dan zooplankton.
b.  Manfaat dan Peranan dalam Perairan.
Beberapa jenis Porifera seperti Spongia dan Hippospongia dapat digunakan sebagai spons mandi. Dari koral atau karang merupakan komponen utama pembentukan ekosistem terumbu karang. Ekosistem terumbu karang merupakan tempat hidup berbagai jenis hewan dan tumbuhan. Karang dipantai juga sangat bermanfaat sebagai penahan ombak untuk mencegah pengikisan pantai.
BAB IV
FILUM PRAKTIKUM KE 3
“PLATYHELMINTHES”



          Platyhelminthes berasal dari bahasa Yunani (platy = pipih, helminyhes = cacing). Mendengar kata cacing, tentu pikiran kita akan membayangkan binatang yang bulat panjang tanpa tulang yang hidup ditempat kotor. Kita juga tahu macam-macam cacing baik cacing yang hidup ditanah maupun cacing yang hidup dilaut. Filum plathelminthes yaitu kelompok hewan yang pertama memperlihatkan pembentukan lapisan dasar ketiga yaitu mesodermis. Adanya pembentukan mesodermis pada embrio inilah yang memungkinkan terbentunya sebagian besar system organ pada kelompok hewan ini dan pada kelompok hewan-hewan yang lainya.
Seiring terbentuknya mesodermis dan system organ, yaitu terjadinya keadaan simetri bilateral dan adanya daerah anterior dan posterior. Tubuh bagisn anterior adalah yang pertama kali menghadapi lingkungan pada waktu berjalan, mempunyai paaling banyak indera dibandingkan bagian posterior. Kelompok hewan ini sudah lebih maju dibandingkan porifera dan coelenterata. Tubuhnya memiliki 3 lapisan atau triplobalastik yaitu lapisan epidermis, endodermis, mesodermis.
Filum platyhelminthes merupakan filum yang paling primitif diantara semua fila dalam grande bilateria. Anggota daalam filum ini dengan baagus menggambarkan perubahan-perubahan dalam bentuk nenek moyang planuoid yang biradial menjadi bentuk bilateral yang kompleks. Umumnya tubuh cacing ini pipih dorso ventral. Filum platyhelminthes terdiri atas 4 kelas yaitu :
a.       Kelas turbelia (cacing rambut getar)
Tubuh turbelia diselubungi epidermis selular, biasanya berkelijak (berambut getar) dan tidak bersegmen. Hidup bebas (nonparasit). Bersifat hermaprodit (satu individu memiliki dua jenis alat kelamin sekaligus.
Contoh : Planaria sp.
Ukuran tubuh cacing ini berkisar antara 0.5-1 cm. cacing ini berhabitat diair tawar. Dapat dijumpai atau ditemukan dipermukaan bawah dedaunan atau bebatuan dialiri air jernih ataupun kolam. Cara hidupnya soliter. Bersifat karnivor, memangsa cacing, crustacean dsan potongan tubuh yang mati. System pencernaan masih sederhana. Mulut terdapat dibagian tengah dari permukaan ventral tubuhnya. Mempunyai faring yang daapat dijulurkan untuk menagkap makanannya. Zat-zat makanan hasil pencernaan akan berdifusi kejaringan-jaringan. Sedangkan zat-zat makanan sisa akan dikeluarkan lewat mulut. Dikepala, diantara kedua bintik matanya terdapat ganglion otak yang merupakan pusat system saraf. System ekskresi yang memanjang, reproduksi seksual dan aseksual punya daya regenerasi yang besar. Organ reproduksinya hermaprodit.
b.      Kelas Trematoda (cacing hisap)
Bentuh dewasa hidup sebagai parasit, biasanya pada usus, hati, darah dan paru-paru hewan vertebrata atau manusia. Tubuh tidak berepidermis tapi terlindung oleh lapisan kutikula dan tidak bersilia. Tubuh tidak bersegmen, organ reproduksinya hermaprodit.






Contoh-contoh spesiesnya :
1.Trematoda darah
2.   Trematoda hati
3.   Trematoda usus
4. Trematoda paru-paru
Schistosoma mansoni
Fasciola hepatica
Faciolopsis busci
Paragonimus wetermani
S. japanicum
Chlonorchis sinesis


S. haematobium



Contoh daur hidup cacing Trematoda
Clonororchis senensis (cacing hati manusia)
Parasit pada hati (saluran empedu) manusia.

  CACING DEWASA              TELUR                              MIRASIDIUM                       SPOROKIS
  (dihati manusia)               (keluar bersama feses)        ( masuk ketubuh siput air
                                                                                                 tawar Lymneae)


 
  (termakan manusia)                    METASERKARIA (kista)        SEKARIA                 REDIA
                                                      (menempel pada ikan       (keluar dari tubuh siput)
                                                   Air tawar )
c.       Kelas cestoda
Parasit pada saluran pencernaan vertebrata. Tubuh terdiri atas scolex (kepala), neck (leher), dan rangkaian segmen (strobilia) yang masing-masing disebut Proglottid gravid (p. masak). Pada beberapa skoleks mempunyai batil isap (sucker). Cacing pita tidak mempunyai system pencernaan, pembentukan segmen pada cacing pita disebut strobilasi. Organ reproduksinya hermaprodit.

Daur hidup Cestoda
CACING DEWASA                   PROGLOTID GRAVID                          TELUR BEREMBRIO
(di usus inang tetap)              (keluar dari usus inang              (terdapat dalam proglotid gravid)
                                                Bersama feses)        

Termakan inang tetap                                                              termakan inang perantara



SISTISERKUS                       HEKSAKAN                                                 ONKOSFER

Contoh-contoh cacing pita parasit pada manusia :
a.       Taenia solium inang perantaranya babi
b.      Taenia saginata inang perantaranya sapi
c.       Diphyllobothrium latum inang perantaranya katak hijau (Rana cancrivora) atau ikan.

4.1        MORFOLOGI
Ciri tubuh platyhelminthes meliputi ukuraan, bentuk, sturktur dan fungsi tubuh.
Ukuran daan bebtuk tubuh : platyhelminyhes memiliki ukuran tubuh beragam, dari yang nberukuran hamper mikroskop hingga yang panjangnya 20 m.  tubuh platyhelminthes simetri bilateral dengan bentuk pipih. Diantara hewan simetri bbilateral platyhelminthes memiliki tubuh yang paling sederhana.
Struktur dan fungsi tubuh : pletyhelminthes tidak memiliki rongga tuguh (selom) sehingga disebut hewan aselomata. System pencernaan terdiri dari mulut, fari g dan usus (tanpa anus) usus bercabang-cabang keseluruh tubuhnya. Platyhelminthes tidak memiliki system peredaran daraah (sirkulasi). Platyhelminthes juga tidak memiliki sistem respirasi dan ekskresi. Pernapasan dilakukan secara difusi oleh seluruh sel tubuhnya. Proses ini terjadi karena tubuhnya yang pipih. Sistem ekskresi pada kelompok platyhelminthes tertentu berfungsi untuk menjaga kadar air dalam tubuh. Kelompok platyhelminthes tertentu memiliki sistem saraf tangga tali yaitu terdiri dari sepasang tangga simpul saraf  yang memanjang dan bercabang-cabang melintang seperti tangga. Kelompok platyhelminthes lainnya memiliki sistem saraf yang belum berkembang.
         Organ reproduksi jantan (testis) dan betina (ovarium) platyhelminthes terdapat pada satu individu sehingga disebut hewan hermaprodit. Alat reproduksi terdapat pada bagian ventral tubuhnya.

4.2         FISIOLOGI
Cara hidup platyhelminthes ada yang hidup bebas maupun parasit. Platyhelminthes yang hidup bebas memakan hewan-hewan dan  tumbuhan kecil atau zat organic lainnya seperti sisa organism. Platyhelminthes yang parasit hidup pada jaringan atau cairan tubuh inagnya. Habitat platyhelminthes yang hidup bebas adalah diair tawar, laut, dan tempat-tempat yang lembab. Platyhelminthes yang hidup parasit hidup didalam tubuh inangnya (endoparasit) antara lain siput air sapi, babi dan manusia.
           
4.3         REPRODUKSI
Reproduksi platyhelminthes dilakukan secara seksual dan aseksual. Pada produksi seksual akan terjadi penyatuan sperma dan ovum. Fertilisasi ovum oleh sperma terjadi didalam tubuh (internal). Fertilisaasi dapat dilakukan secara sendiri atau oleh kedua individu. Reproduksi aseksual dilakukan oleh semua pltyhelminthes. Kelompok platyhelminthes tertentu dapat melakukan reproduksi aseksual dengan cara membelah tubuhnya (fragmentasi), kemudia regenerasi potongan tubuh tersebut tumbuh menjadi individu baru.

4.4        MANFAAT DAN PERANAN
Macam-maacam cacing diantaranya cacing yang hidup ditanah dan yang hidup diair. Cacing yang hidup ditanah  selain bisa dijadikan umpan  juga bisa membantu pak tani dalam menggemburkan tanah.
Sayangnya ada saudaranya cacing tanah yang doyan hidup didalam usus manusia. Karena cacing merupakan salah satu makhluk hidup yang harus makan untuk mempertahankan hidupnya, maka didalam perut pun cacing ini aakan makan segala hal yang bisa dimakan. Cacing yang menenpel pada didalam perut mnusia secara mekanik akan menyumbat saluran pencernaan.
Walaupun menginfeksi manusia cacing tak meninggalkan sifat aslinya yang senag dengan lingkungan yang kotor dan lembab. Itu sebabya infeksi cacing sering ditemukan pada lingkungan yang kumuh.

4.5         PRAKTIKUM (PREPARAT PRAKTIKUM PLATYHELMINTHES)
a.      Gambar, keterangan gambar dan klasifikasi.
1.      Gyrodactylus sp.


 









Perbandingan 2 : 1
                     Klasifikasi :
                     Kingdom            : Animalia
                     Phylum               : Platyhelminthes
                     Class                   : Trematoda
                     Ordo                   : Monopisthocokylea
                     Family                : Gyrodactylidae
Genus                 : Gyrodactylus
Spesies               : Gyrodactylus sp.
Morfologi : Hewan ini termasuk cacing tingkat rendah (Trematoda). Pada bagian tubuhnya terdapat posterior Haptor. Haptornya ini tidak memiliki struktur cuticular dan memiliki satu pasang kait dengan satu baris. Kutikular, memiliki 16 kait utama, satu pasang kait yang sangat kecil. mempunyai ophistapor (posterior suvker) dengan 1 – 2 pasang kait besar dan 14 kait marginal yang terdapat pada bagian posterior. Kepala memiliki 4 lobe dengan dua pasang mata yang terletak di daerah pharynx.
Fisiologi : Mempunyai siklus hidup langsung yang melibatkan satu inang. Parasit ini merupakan ektoparasit pada insang ikan. Telur-telur yang dilepaskan akan menjadi larva cilia yang yang dinamakan penetasan oncomiracidium. Oncomiracidium mempunyai haptor dan dapat menyerang sampai menyentuh inang. Sebagian besar parasit monogenea seperti Dactylogyrus spp bersifat ovivarus (bertelur) dimana telur yang menetas menjadi larfa yang berenang bebas yang dinamakan oncomiracidium. Insang yang terserang berubah warnanya menjadi pucat dan keputih-putihan. Penyerangan dimulai dengan cacing dewasa menempel pada insang atau bagian tubuh lainnya. Habitat Lingkungan yang kotor dan kumuh hewan ini banyak dijumpai.
Reproduksi : Gyrodactylus bisa bertahan beberapa hari di lingkungan lembab, misalnya di dalam kantong plastik, pada ikan mati, dalam kemasan dan peralatan lainnya, seperti sepatu bot untuk mengail, jaring, garis dan jaring mendarat. Reprodusinya dengan cara aseksual maupun seksual.
b.      Manfaat dan peranan dalam perairan
Platyhelhinthes mempunyai sifat parasit atau menempel paada inang tubuhnya. Salaahsatunya adalah yang menempel pada hati, usus, paru-paru, ginjal dan pembuluh darah vertebrata. Salah satunya contoh dari kelas trematoda adalah cacing Fasciola hepatica. Cacing hati memiliki daur hidup yang kompleks karena melibatkan sedikitnya dua jenis inang yaitu inang utama dan inang perantara. Daur hidup cacing hati terdiri dari fase seksual dan aseksual.






BAB V
FILUM PRAKTIKUM KE 3
“ANNELIDA”

          Annelida berasal dari bahasa latin (annelus = cincin, oidos = bentuk) karena bentuk cacing seperti sejumlah cincin kecil yang diuntai atau cacing gelang dengan tubuh bersegmen. Annelida merupakan triploblastik yang sudah memiliki rongga tubuh sejati (hewan selomata). Namun, diantara hewan selomata, annelida adalah hewan yang struktur tubuhnya lebih sederhana. Filum annelida mencakup berbagai jenis cacing yang mempunyai ruas-ruas sejati seperti cacing tanah dan lintah. Annelida dapat hidup di laut, air payau, air tawar dan beberapa didarat.

5.1         MORFOLOGI
Ciri-ciri annelida meliputi ukuran, bentuk, struktur, dan fungsi tubuh.
Ukuran dan fungsi tubuh : annelida memiliki panjang tubuh sekitar 1 mm hingga 3 mm. contoh annelida yang mempunyai panjang 3 mm adalah cacing tanah Australia. Bentuk tubuh annelida simetri bilateral dan bersegmen. Setiap segmen tampak seperti cincin sehingga tubuh annelida menyerupai rangkaian cincin. Ciri khas dari filum annelida adalah tubuh terbagi menjadi ruas-ruas yang sama sepanjang sumbu anterior-posterior. Istilah lain untuk ruas tubuh yang sama ialah metamere, somite atau segment.
   struktur dan bentuk tubuh : annelida memiliki segmen pada bagian luar dan dalaam tubuhnya. Antara satu segmen dengan segmen lainnya terdapat sekat yang disebut septa. Pembuluh darah, sistem sarar, dan sistem ekskresi diantara satu segmen dengan segmen lainnya saling berhubungan menembus septa. Rongga tubuh annelida berisi cairan yang berperan dalam pergerakan annelida. Pergerakan annelida juga melibatkan kontraksi otot. Ototnya terdiri dari otot melingkar (sirkuler) dan otot memanjang (longitudinal). Sistem pencernaan annelida sudah lengkap, terdiri dari mulut, faring, esophagus (kerongkongan), usus, dan anus. Cacing ini sudah memiliki pembuluh darah sehingga memiliki sistem peredaran darah terttup. Darahnya mengandung hemoglobin sehingga berwarna merah. Pembuluh darah yang melingkar esophagus memiliki struktur lebih berotot. Pembuluh darah berfungsi memompa darah keseluruh tubuh. Sistem saraf annelida adalah sistem saraf tangga tali. Ganglia otak terletak didepan faring pada bagiaan anterior tubuh. Ekskresi dilakukan oleh organ ekskresi yang terdiri dari nefridia, nefrostom dan nefotor. Nefrida (tunggal = nefridum) merupakan organ ekskresi yang terdiri dari saluran. Nefrostom merupakan corong bersilia dalam tubuhnya. Nefrotor merupakan pori permukaan tubuh tempat kotoran keluar. Terdapat sepasang organ ekskresi pada setiap segmen tubuhnya.

5.2        FISIOLOGI
Sebagian annelida hidup bebas. Jenis lainnya hidup sebagai parasit yang menempel sementara pada tubuh vertebrata termasuk manusia. Habitat annelida umumnya hidup didasar laut dan perairan air tawar. Beberapa lainnya hidup ditanah dan tempat-tempat lembab. Annelida hidup diperairan dan tanah didalam liang yang dibuatnya.

5.3        REPRODUKSI
Annelida umumnya bereproduksi secara seksual dengan pembentukan gamet. Beberapa jenis dapat bereproduksi secara aseksual dengan fragmentasi, kemudian beregenerasi. Organ kelamin jantan (testis) dan organ kelamin betina (ovum) ada yang terdapat pada satu individu (hermaprodit) dan ada yang terpisah pada individu yang berbeda (gonokoris).

5.4        MANFAAT DAN PERANAN
Selama berabad-abad, ahli kesehatan menggunakan lintah untuk pengobatan karena lintah dipercaya dapat mengendalikan penyakit yang disebabkan oleh kelebihan darah. Akhir-akhir ini banyak ahli bedah yang tertarik menggunakan lintah untuk membantu melekatkan tangan atau atau jari yang luka parah. Hal itu dikarenakan lintah mampu mengontrol pembengkakkan dengan lebih baik.
Selain itu juga cacing tanah dapat dimanfaatkan sebagai campuran bahan kosmetik dan obat demam. Bahkan dibeberapa negara sudah dimanfaatkan sebagai bahan makanan Karena protein yang ada didalam cacing tersebut mengandung asam amino esensial yang kualitasnya melebihi ikan dan daging.

5.5        PRAKTIKUM (PREPARAT PRAKTIKUM ANNELIDA)
a.         Gambar, keterangan gambar, dan klasifikasi.
1. Hiruda sp. (lintah)



 







Perbandingan 1 : 1
                     Klasifikasi :
                     Kingdom            : Animalia
                     Phylum               : Annelida
                     Class                   : Citellata
                     Ordo                   : Ashynchobdellida
                     Family                : Hirudinae
Genus                 : Hiruda
Spesies               : Hiruda sp.
Morfologi : Tubuh lintah agak pipih dengan ujung anterior dan posterior yang meruncing. Pada segmen diujung posterior dan anterior terdapat alat penghisap. Alat penghisap tersebut digunakan untuk bergerak dan menempel. Kombinasi alat penghisap posterior dan anterior serta kontraksi dan relaksasi yang bergantian pada otot sirkuler dan otot longitudinal menyebabkan hirudinea dapat bergerak
Fisiologi : Sebagian hirudinea merupakan ektoparasit pada permukaan tubuh inagnya. Inang hirudinea adalah vertebrata termasuk manusia. Hirudinea parasit hidup dengan menghisap darah, sedangkan hirudinea bebas hidup dengan memangsa invertebrate kecil. Alat ekskresi lintah terdiri atas 10-17 pasang metanephridia; satu pasang tiap ruas. Zat pembuangan utama adalah ammonia.

Reproduksi : lintah tidak dapat melakukan reproduksi aseksual, dan juga tidak dapat melakukan regenerasi pada bagian tubuhnya yang hilang. Reproduksi lintah selalu seksual. Semua lintah hermaprodit.

1.      Lumbricus sp. (cacing)



 









perbandingan 1 : 1
                     Klasifikasi :
                     Kingdom            : Animalia
                     Phylum               : Annelida
                     Class                   : Citellata
                     Ordo                   : Oligochaeta
                     Family                : Lumbricidae
      Genus                 : Lumbricus
      Spesies               : Lumbricus sp.

Morfologi : Cacing tanah jenis Lumbricus mempunyai bentuk tubuh pipih. Jumlah segmen yang dimiliki sekitar 90-195 dan klitelum yang terletak pada segmen 27-32. Biasanya jenis ini kalah bersaing dengan jenis yang lain sehingga tubuhnya lebih kecil. Tetapi bila diternakkan besar tubuhnya bisa menyamai atau melebihi jenis lain.

Fisiologi : cacing tanah makan dengan cara menelan tanah selama menggali. Organisme hidup maupun bahan organic yang membusuk dalam tanah dicerna cacing. Makanan yang tidak tercerna termasuk tanah dikeluarkan melalui anus.

Reproduksi : cacing tanah sudah memiliki organ seks permanent dan umumnya bersifat hermaprodit.


b.     Manfaat dan Peranan dalam Perairan.
Annelida juga ada yang bermafaat yaitu cacing tanah yang biasa digunakan untuk umpan dan bisa menggemburkan tanah. Selain itu juga dimanfaatkan untuk bahan kosmetik, obat dan campuran makanan berprotein tinggi bagi hewan ternak. Sedangkan lintag digunakan para ahli untuk pengobatan. Karena lintah dipercaya dapat mengendalikan penyakit yang disebabkan oleh kelebihan darah.




















BAB VI
FILUM PRAKTIKUM KE 4 & 5
“MOLLUSCA”



Mollusca berasal dari bahasa Romawi (molis = lunak). Jenis mollusca yang umum dikenal ialah siput, kerang, dan cumi-cumi. Mollusca merupakan invertebrata yang mamiliki tubuh lunak. Bersimetris bilateral, dan tidak bersegmen. Kebanyakan nggotanya mempunyai cangkang yang terbuat dari zat kapur dengan bentuk yang amat beragam. Meskipun ada juga yang tidak bercangkang dan tergolong triploblastik.
Mollusca hidup sejak periode Cambriaan, terdapat lebih dari 100.000 spesies hidup dan 35.000 spesies fosil. Kebanyakan dijumpai dilaut dangkal, beberapa pada kedalaman 7.000 m, beberapa diair payau, air tawar dan darat.filum mollusca dibagi 8 kelas, yaitu : Kelas Chaetodemomorpha, Kelas Neomeniomorpha, Kelas Monoplacophora, kelas Polyplacophora, kelas Gastropoda, kelas Pelecypoda, kelas Scaphoda, kelas Scaphopoda, dan kelas Cephalopoda. Mollusca yang termasuk kedalam kelas cephalopoda adalah cumi-cumi, gurita, dan Nautilus yang semuanya hidup dilaut. Dipandang dari perkembangan evolusinya, kelompok cephalopoda sering mengalami kepunahan. Hal ini dibuktikan dengan besarnya jumlah spesies yang ada. Dibandingkan dengan 10.000 spesies fosil, yang hidup sekarang hanya 650 spesies. Terdapat sejak periode Cambrian.
Chepalopoda merupakan kelompok avertebrata yang dapat mencapai ukuran besar sekali. Cumi-cumi raksasa, Architeuthis dilaut Atlantik utara mencapai panjang total 20 m termasuk tentakel 6 m dan lingkaran tubuh 4 m. Gurita terbesar terdapat di pantai pasifik dengan panjang tubuh tidak lebih dari 36 cm, namun tentakelnya dapat mencapai panjang 5m.




6.1   MORFOLOGI
Ciri tubuh mollusca meliputi ukuran, bentuk, stuktur dan fungsi tubuh.
Ukuran dan bentuk tubuh : ukuran dan bentuk tubuh mollusca sangat bervariasi.  Tubuh mollusca simetri bilateral, tertutup mantel yang menghasilkan cangkang, dan mempunyai kaki ventral. Saluran pencernaan lengkap dan didalam rongga mulut disebut odontophore. Diatas odontophore terdapat pita radula yang berisi beberapa baris gigi khitin kecil-kecil dengan ujung mengarah kebelakang. Otot protaktor mengatur penjuluran odontophore keluar mulut dan gerakan gigi radula.
Stuktur dan fungsi tubuh : tubuh mollusca terdiri dari tiga bagian utama, yaitu kaki, massa viseral, dan mantel. Walaupun siput, bekicot, kerang dan cumi-cumi terlihat berbeda, namun semuanya memiliki ketiga komponeen dibawah ini.
a.       Kaki merupakan penjuluraan bagian ventral ubuhnya yang berotot. Kaki berfungsi untuk bergerak, merayap atau menggali. Pada beberapa kelompok mollusca kakinya termodifikasi menjadi tentakel yang berfungsi untuk menangkap mangsa.
b.      Massa visceral adalah bagian tubuh mollusca yang lunak. Massa visceral merupakan kumpulan sebagian besar organ tubuhseperti organ pencernaan, ekskresi dan reproduksi.
Tubuh lunak yang menjadi julukan untuk mollusca merupakan cirri tubuh untuk massa visceral tersebut. Massa viseral diselubungi oleh jaringan tebal yang disebut mantel.
c.       Mantel mebentuk rongga mentel yang berisi cairan. Cairan tersebut merupakan tempat lubang insang, lubang ekskresi dan anus. Selain itu mantel dapat mengekskresikan bahan penyusun cangkang pada mollusca yang bercangkang.
System saraf mollusca terdiri dari cincin saraf yang mengelilingi esophagus dengan serabut saraf yang menyebar. Sistem pencernaan mollusca lengkap terdiri dari mulut, esofagus, lambung, usus dan anus. Kelompok mollusca tertentu pada mulutnya terdapat organ seperti rahang dan lidah yang dapat bergerak amju mundur. Lidah bergigi yang melengkung kebelakang disebut radula. Radula berfungsi untuk melumatkan makanan.
Tubuh cephalopoda memanjang menurut sumbu dorsoventral, berbeda dengan tubuh mollusca pada umumnya memanjang menurut sumbu anterio-posterior. Cephalopoda tidak mempunyai bentuk kaki yang lebar dan datar seperti halnya mollusca lain. Bagian lain kaki embrio cephalopoda tumbuh menjadi seragkaian tangan atau tentakel yang mengelilingi mulut, dan bagian posteriornya membentuk corong (funnel atau sifon) berotot pada bukaan rongga mantel.
Cangkang cephalopoda umumnya mengecil dan terletak didalam atau lenyap, kecuali pada Nautilus. Cangkang Nautilus melingkar pada suatu bidang datar (Planospiral) simetri bilateral dan menutup seluruh tubuh beserta kepalanya. Hanya dua gelung terakhir yang tampak dari luar, kerena kedua gelung (whorl) tersebut menutupi gelung-gelung yang lain yang lebih kecil dan lebih tua. Bagian cangkang Nautilus bersekat-sekat oleh septa menjadi kamar-kamar dan hany kamar terakhir yang ditempati hewan tersebut. Sejalan dengan pertumbuhannya, secara periodic hewan tersebut bergeser kedepan dan mantel dibagian posterior membentuk sekatan baru. Dari ujung posterior massa visceral terdapat siphuncle yang memanjang hingga keujung kamar tekecil dengan melalui lubang yang terdapat pada tiap septa. Siphuncle ialah jaringan tubuh berbentuk seperti tali panjang yang berfungsi untuk menghasilkan gas kedalam kamar-kamarkosong, akbatnya cangkang menjadi ringan dan memudahkan Nautilus untuk berenang.

6.2  FISIOLOGI
Cara hidup mollusca  secara heterotrof denagan memakan ganggang, udang ikan, mollusca lainnya. Dan sisa-sisa organisme.
Habitat mollusca dapat ditemukan didalam laut, air tawar maupun didarat. Beberapa jenis hidup sebagi parasit pada mollusca lain atau pada polychaeta. Pada cephalopoda mempunyai system pernapasan melalui aliran air dalam rongga mantel. System peredaran darah tertutup. Alat ekskresi pada cephalopoda adalah nephridia, sepasang pada coloeid dan dua pasang pada nautiloid.
Semua cephalopoda adalah karnivora, mempunyai penglihatan yang tajam untuk memangsa, mencari dan menggunakan tangan atau tentakelnya untuk menangkap memangsa. Kebanyakan cephalopoda mempunyai system saraf yang terdiri atas beberapa pasang ganglia yang letaknya berjauhan dan beberapa saraf penghubung. Alat indera pada cephalopa juga berkembang baik yaitu mata dan Statocyst.
6.3   REPRODUKSI
Sebagian besar mollusca memiliki jenis kelamin yang berbeda (dioecious) dengan gonad (ovarium dan testis)yang terletak didalam massa visceral, tetapi beberapa keong dan bekicot bersifat hermaprodit. Siklus hidup beberapa mollusca laut juga meliputi tahapan larva bersilia yang disebut trokofor (trochophore).
Mollusca bereproduksi secara seksual. Oragan kelamin jantan dan betina umumnya terpisah pada individu berbeda. Jenis siput bersifat hermaprodit. Organ reproduksi terdapat pada massa visceral. Fertilisasi terjadi secara internal dan eksternal sehingga menghasilkan telur. Telur berkembang menjadi larva. Kemudian larva berkembang menjadi dewasa.
Pada cephalopda umumnya dioecious, gonad erletak diujung posterior, selalu terjadi perkawinan. Sperma yang dihasilkan testis dialirkan keseminal vesicle, dikumpulkan dan dibungkus dalam semacam kapsul yang disebut spermatofora. Kemudian semua spernatofora disimpan dalam kantung penyimpanan yang besar, yaitu kantung Nedhaam yang mempunyai bukan dirongga mantel sebelah kiri.

6.4   MANFAAT DAN PERANAN
Peran mollusca yang menguntungkan sebagai berikut :
·   Sumber makanan yang mengandung protein tinggi, misalnya tiram batu (Anemaea sp.), kerang (Anadara sp.), kerang hijau (Mytilus viridis), Tridacna sp. Sotong (sepia sp.), cumi-cumi (loligo sp.), remis (Corbicula javanica), dan bekicot (Pinctada fulica).
·   Perhiasan misalnya tiram mutiara (Pinctada margaritifera).
·   Hiasan daan kancing, misalnya dari cangkang tiram batu, Nautilus, dan tiram mutiara.
·   Bahan baku teraso, misalnya cangkang Tridacna sp.
Mollusca yang merugukan antara lain karena merupakan haama tanaman budidaya dan organism perantara penyebab penyakit. Bekicot dan keong sawah merupakan hama tanaman. Siput air (Lymnaea) adalah inang perantara cacing Fasciola hepatica. Cacing ini merupakan parasit pada organ manusia dan hewan ternak.

6.5   PRAKTIKUM (PREPARAT PRAKTIKUM MOLLUSCA)
a.         Gambar, keterangan gambar dan klasifikasi.
1.      Anadara sp. (kerang darah)


 








Perbandingan 1: 2
                        Klasifikasi :
                        Kingdom         : Animalia
                        Phylum            : Mollusca
                        Class                : Pelacypoda
                        Ordo                : Taxodonta
                        Family             : Archidae
   Genus              : Anadara
   Spesies            : Anadara sp.
Morfologi : Semua kerang-kerangan memiliki sepasang cangkang (disebut juga cangkok atau katup) yang biasanya simetri cermin yang terhubung dengan suatu ligamen (jaringan ikat). Pada kebanyakan kerang terdapat dua otot adduktor yang mengatur buka-tutupnya cangkang. Kerang tidak memiliki kepala (juga otak) dan hanya simping yang memiliki mata. Organ yang dimiliki adalah ginjal, jantung, mulut, dan anus. Kerang dapat bergerak dengan "kaki" berupa semacam organ pipih yang dikeluarkan dari cangkang sewaktu-waktu atau dengan membuka-tutup cangkang secara mengejut.
Fisiologi : Sistem sirkulasinya terbuka, berarti tidak memiliki pembuluh darah. Pasokan oksigen berasal dari darah yang sangat cair yang kaya nutrisi dan oksigen yang menyelubungi organ-organnya. Makanan kerang adalah plankton, dengan cara menyaring. Kerang sendiri merupakan mangsa bagi cumi-cumi dan hiu.
Reproduksi : Semua kerang adalah jantan ketika muda. Beberapa akan menjadi betina seiring dengan kedewasaan.
2.   Conus sp.


 








      Perbandingan 2 : 1
                        Klasifikasi :
                        Kingdom         : Animalia
                        Phylum            : Mollusca
                        Class                : Gastropoda
                        Ordo                : Neogastropoda
      Genus              : Conus
      Spesies            : Conus sp.
Morfologi : insang sebuah dan tersusun dalam satu baris filamen, jantung beruang satu, nefridium berjumlah satu buah, mulut dilengkapi dengan radula yang berjumlah tiga buah atau kurang dalam satu baris. Hewan ini hidup di daerah pasang surut beriklim tropis, pada batu karang yang bertemperatur panas, laut lepas pantai, laut dangkal dan laut yang berlumpur




3.   Strombus sp.


 








      Perbandingan 1 : 2
                        Klasifikasi :
                        Kingdom         : Animalia
                        Phylum            : Mollusca
                        Class                : Gastropoda
                        Ordo                : Mesogastropoda
   Genus              : Strombus
   Spesies            : Strombus sp.
Morfologi : Strombus, nama umum yang conchs benar, adalah genus medium untuk siput laut besar dengan operkulum, moluska gastropod laut dalam keluarga Strombidae, yang conchs benar dan kerabat dekat mereka.
 Ada sekitar 50 spesies hidup diakui, yang bervariasi dalam ukuran dari cukup kecil untuk sangat besar. Enam spesies hidup di kawasan Karibia yang lebih besar, termasuk Keong Ratu, dan Keong Fighting India Barat, Strombus pugilis. Habitat spesies conchs hidup di dasar berpasir di antara laut dan di perairan tropis. Dan memiliki cakar berbentuk operculum.
Fisiologi : Mereka memakan alga memiliki tangkai mata yang panjang, dengan mata cincin-ditandai berwarna-warni di ujungnya. Shell memiliki aperture panjang dan sempit, dan kanal siphonal pendek, dengan indentasi lain di dekat ujung anterior disebut lekukan stromboid. takik Di sinilah salah satu mata dua batang menonjol dari shell.
Reproduksi : strombus tumbuh bibir menyala-nyala pada cangkang mereka hanya setelah mencapai kematangan seksual. Kebanyakan strombus dipanen oleh nelayan sebelum mereka mencapai tahap untuk kesempatan  bereproduksi. strombus bertelur dalam alur panjang: telur yang terkandung dalam tabung agar-agar twisted.
4.   Tridacna sp.



 








      Perbandingan 2 : 1
                        Klasifikasi :
                        Kingdom         : Animalia
                        Phylum            : Mollusca
                        Class                : Bivalvia
                        Ordo                : Veneroida
                        Family             : Tridacnidae
      Genus              : Tridacna
      Spesies            : Tridacna sp.
Morfologi : Memiliki berat kerang dengan galur  4-6 lipatan. Mantel yang berwarna cerah. Mereka tinggal perairan dangkal terumbu karang di lautan yang hangat. hidup dalam simbiosis dengan alga fotosintetik (zooxanthellae). Dan juga hidup dalam simbiosis dengan alga dinoflagellata fotosintesis (Symbiodinium) yang tumbuh pada jaringan mantel umumnya   Sessile di usia dewasa.
Fisiologi : Pada siang hari, mantel tridacna menerima sinar matahari yang mereka butuhkan untuk photosynthesize, sedangkan pigmen warna untuk melindungi kerang terhadap cahaya yang berlebihan dan radiasi UV. Tridacna sebagian besar mendapatkan (70-100%) gizi dari ganggang dan sisanya dari filter makan. Bila terganggu, cangkangnya akan menutup. Beberapa spesies digunakan sebagai makanan laut.
Reproduksi : memiliki kelamin terpisah atau berumah dua. Umumnya pembuahan dilakukan secara eksternal. Untuk memudahkan memahami daur hidup Bivalvia.

5.      Murex sp.


 








   Perbandingan 1 : 1
                        Klasifikasi :
                        Kingdom         : Animalia
                        Phylum            : Mollusca
                        Class                : Gastropoda
                        Ordo                : Neogastropoda
                        Genus              : Murex
                        Spesies            : Murex sp.





6.   Lymmnaea sp.


 







      Perbandingan 1 : 1
                        Klasifikasi :
                        Kingdom         : Animalia
                        Phylum            : Mollusca
                        Class                : Gastropoda
                        Ordo                : Iformer
      Genus              : Lymmnaea
      Spesies            : Lymmnaea sp.
            Morfologi : Dikepala terdapat sepasang tentakel panjang dan sepasang tentakel pendek. Pada tentakel panjang, terdapat mata. Mata ini hanya berfungsi untuk membedakan gelap dan terang. Sedangkan pada tentakel pendek berfungsi sebagai indera peraba dan pembau. Sistem pencernaan dimulai dari mulut yang dilengkapi dengan rahang dari zat tanduk. Di dalam mulut terdapat lidah parut atau radula dengan gigi kecil dari kitin. Selanjutnya terdapat kerongkongan, kemudian lambung yang bulat, usus halus dan berakhir di anus.
Fisiologi : Pernafasan menggunakan paru-paru. Alat ekskresi berupa sebuah ginjal yang terletak dekat jantung. Hasil ekskresidikeluarkan ke dalam rongga mantel. Sistem peredaran darah adalah system peredaran darah terbuka. Jantung terdiri dari serambi dan bilik (ventrikel) yang terletak dalam rongga tubuh. Sistem saraf terdiri atas tiga buah ganglion utama yakni ganglion otak (ganglion cerebral), ganglion visceral atau ganglion organ-organ dalam dan ganglion kaki (pedal). Ketiga ganglion utama ini dihubungkan oleh tali saraf longitudinal, sedangkan tali saraf longitudinal ini dihubungkan oleh saraf transversal ke seluruh bagian tubuh. Di dalam ganglion pedal terdapat statosit (statocyst) yang berfungsi sebagai alat keseimbangan.
Reproduksi : Reproduksi pada lymnmnaea mempunyai alat  jantan dan betina yang bergabung atau disebut juga ovotestes. Bersifat hewan hemafrodit, tetapi
tidak mampu melakukan autofertilisasi.

b.      Manfaat dan Peranan dalam Perairan.
Sumber makanan yang mengandung protein yang tinggi, misalnya pada tiram batu, kerang, kerang hijau. Selain itu juga bisa dijadikan perhiasan pada tiram mutiara dan cangkang dari Tridacna sp. Bisa dijadikan bahan baku teraso. Selain yang menguntungkan ada juga mollusca yang merugikan yaitu bekicot dan keong sawah yang merupakan hama pada tanaman.

6.6        PRAKTIKUM (PREPARAT PRAKTIKUM MOLLUSCA (cephalopoda))
a.      Gambar, keterangan gambar dan klasifikasi.
1.                                                      Sepia sp. (blakutak)


 









Perbandingan 1 : 1 (ket : 8 buah lengan dan 2 tentakel)
                    

Klasifikasi :
                     Kingdom            : Animalia
                     Phylum               : Mollusca
                     Class                   : Cephalopoda
                     Ordo                   : Sepiida
                     Family                : Sepiidae
   Genus                 : Sepia
Spesies               : Sepia sp.
Morfologi : Mempunyai kantong tinta,cangkang di dalam tubuh terbuat dari kapur. Mempunyai 8 tangan dan 2 tentakel.
Fisilogi : Sotong atau "ikan" nus adalah binatang yang hidup di perairan, khususnya sungai maupun laut atau danau. Hewan ini dapat ditemukan di hampir semua perairan yang berukuran besar baik air tawar, air payau, maupun air asin pada kedalaman bervariasi, dari dekat permukaan hingga beberapa ribu meter di bawah permukaan. Sotong juga merupakan makanan sejenis seafood.

2.      Octopus sp. (gurita)


 






Perbandingan 2 : 1 (ket : 8 buah lengan tanpa tangan)
                     Klasifikasi :
                     Kingdom            : Animalia
                     Phylum               : Mollusca
                     Class                   : Cephalopoda
                     Ordo                   : Octopoda
                     Family                : Octopodidae

   Genus                 : Octopus
Spesies               : Octopus sp.
Morfologi : Gurita memiliki 8 lengan (bukan tentakel) dengan alat penghisap berupa bulatan-bulatan cekung pada lengan yang digunakan untuk bergerak di dasar laut dan menangkap mangsa. Lengan gurita merupakan struktur hidrostat muskuler yang hampir seluruhnya terdiri dari lapisan otot tanpa tulang atau tulang rangka luar. Tidak seperti hewan Cephalopoda lainnya, sebagian besar gurita dari subordo Incirrata mempunyai tubuh yang terdiri dari otot dan tanpa tulang rangka dalam. Gurita tidak memiliki cangkang sebagai pelindung di bagian luar seperti halnya Nautilus dan tidak memiliki cangkang dalam atau tulang seperti sotong dan cumi-cumi. Paruh adalah bagian terkeras dari tubuh gurita yang digunakan sebagai rahang untuk membunuh mangsa dan menggigitnya menjadi bagian-bagian kecil. Tubuh yang sangat fleksibel memungkinkan gurita untuk menyelipkan diri pada celah batuan yang sangat sempit di dasar laut, terutama sewaktu melarikan diri dari ikan pemangsa seperti belut laut Moray.
Fisiologi : Gurita mempunyai masa hidup yang relatif singkat dan beberapa spesies hanya hidup selama 6 bulan. Spesies yang lebih besar seperti Gurita raksasa Pasifik Utara yang beratnya bisa mencapai 40 kilogram bisa hidup sampai 5 tahun di bawah kondisi lingkungan yang sesuai. Selubung bagian perut tubuh gurita disebut mantel yang terbuat dari otot dan terlihat seperti kantung. Gurita memiliki tiga buah jantung yang terdiri dari dua buah jantung untuk memompa darah ke dua buah insang dan sebuah jantung untuk memompa darah ke seluruh bagian tubuh. Darah gurita mengandung protein Hemosianin yang kaya dengan tembaga untuk mengangkut oksigen. Gurita bernafas dengan menyedot air ke dalam rongga mantel melalui kedua buah insang dan disemburkan keluar melalui tabung siphon. Gurita memiliki insang dengan pembagian yang sangat halus, berasal dari pertumbuhan tubuh bagian luar atau bagian dalam yang mengalami vaskulerisasi. Gurita mempunyai sistem saraf yang sangat kompleks dengan sebagian saja yang terlokalisir di bagian otak.
Reproduksi : Gurita jantan hanya bisa hidup beberapa bulan setelah kawin dan gurita betina mati mati tidak lama setelah bertelur. Kematian disebabkan kelalaian gurita untuk makan selama sekitar satu bulan sewaktu menjaga telur-telur yang belum menetas. Gurita jantan bereproduksi dengan meletakkan kantong spermatofora ke dalam rongga mantel gurita betina menggunakan lengan istimewa yang disebut hectocotylus. Lengan kanan ketiga biasanya menjadi hectocotylus. Pada beberapa spesies, gurita betina bisa menjaga sperma agar tetap hidup sampai telur menjadi matang. Setelah dibuahi, gurita betina bisa bertelur hingga sekitar 200.000 butir. Jumlah telur gurita bisa berbeda-beda bergantung pada masing-masing individu, familia, genus atau spesies.

3.      Loligo sp. (cumi-cumi)








 








                     Perbandingan 1 : 2 (ket : 8 buah lengan dan 2 tentakel)
                     Klasifikasi :
                     Kingdom            : Animalia
                     Phylum               : Mollusca
                     Class                   : Chepalopoda
                     Ordo                   : Tematoda
                     Family                : Loligoidae

   Genus                 : Loligo
Spesies               : Loligo sp.
Morfologi : Tubuh cumi-cumi dibedakan atas kepala. Leher dan badan. Di depan kepala terdapat mata yang besar dan tidak berkelopak. Mata ini berfungsi sebagai alat untuk melihat. Masih di dekat kepala terdapat sifon atau corong berotot yang berfungsi sebagai kemudi. Jika ia ingin bergerak ke belakang, sifon akan menyempurnakan air ke arah depan, sehingga tubuhnya bertolak ke belakang. Sedangkan gerakan maju ke depan menggunakan sirip dan tentakelnya. mempunyai kantong tinta, cangkang di dalam tubuh terbuat dari kitin.Mempunyai 8 tangan dan 2 tentakel.
Fisiologi : Di bagian perut tepatnya sebelah sifon akan ditemukan cairan tinta berwarna hitam yang mengandung pigmen melanin. Fungsinya untuk melindungi diri. Jika dalam keadaan bahaya cumi-cumi menyemprotkan tinta hitam ke luar sehingga air menjadi keruh. Pada saat itu cumi-cumi dapat meloloskan diri dari lawan. Sistem pembuluh darah cumi-cumi adalah sistem pembuluh darah tertutup, jadi darah seluruhnya mengalir di dalam pembuluh darah. Hewan ini bernafas dengan insang yang terdapat di rongga mantel. Sedangkan ekskresi dilakukan dengan ginjal. Sistem pencernaan makanan terdiri atas: mulut, faring, kerongkongan, lambung, usus buntu, usus dan anus. Juga dilengkapi dengan kelenjar pencernaan yaitu kelenjar ludah, hati dan pankreas. Makanan cumi-cumi berupa ikan, udang dan Mollusca lainnya.
Reproduksi : Alat reproduksinya terpisah, masing-masing dengan gonad yang terletak dekat ujung rongga mantel.

b.   Manfaat dan peranan dalam perairan.
Manfaat Mollusca : Sumber protein : cumi, gurita, kerang dan bekicot. Cangkang mollusca untuk hiasan, kancing baju dan bahan traso. Penghasil mutiara contoh M.margaritivera. Yang merugikan :Lymnea (siput air) inang perantara cacing hati Fasciola hepatic
BAB VII
FILUM PRAKTIKUM KE 6
“ CRUSTACEA”


Crustacea berasal dari bahasa Romawi (crusta = kulit/keraak). Adakalanya tebal dan berduri tidak disukai predator. Ada sekitar 30.000 spesies yang termasuk kedalam filum ini. Umumyan hewan ini terdapat diair tawar dan air lut (paling baanyak ditemukan) anggota subfilum ini meliputi lobster, kepiting, udang dan kopepoda.
Kebanyakan jenis crustacea mendominasi plankton laut maupun aair tawar; beberapa jenis merupakan benthos yang penting baik sebagai spesies interstisial maupun makroskopis; dan tidak sedikit yang hidup sebagai parasit. Copepod, krill dan rebon sebagai zooplankton laut mempunyai kedudukan sangat penting dalam rantai makanan dilaut sebagai penghubung antara fitoplankton (produsen) dengan predator. Keberhasilan crustacea hidup diperairan antara lain disebabkan oleh anggota badannya yang bersendi-sendi.

7.1        MORFOLOGI
Pada dasarnya crustacea dapat dibedakan menjadi kepala, thorax dan abdomen. Tiap ruas tubuh mempunyai sepasang apendik (anggota badan) yang biramus dan jumlahnya banyak. Namun dalam evolusinya trjadi pengurangan dan perubahan banyak sesuai fungsinya.
Ruas-ruas pembentukan kepala pada semua crustacea tumbuh menjadi satu, sedangkan penyatuan beberapa ruas thorax atau ruas abdomen merupakan keadaan biasa. Pembagian ruas-ruas tubuh pada jenis primitive tampak jelas, kecuali ruas-ruas pembentuka kepala. Penyatuan kepala dengan satu, beberapa atau seluruh ruas thorax disebut cephalotorax, dan biasanya tertutup kerapas (carapace) dibagian dorsalnya. Karapas merupakan pelebaran dan melipatnya bagian posterior kulit kepala, yang kadang-kadang menyatu dengan beberapa tergit. Dibelakangnya. Biasanya tepi lateral karapas menutupi kedua sisi cephalotorax sebagian atau seluruhnya, bahkan pada ostracoda menutup seluruh tubuh seperti cangkang kerang pelecypoda.
Pada kepala crustacea dewasa berturut-turut dari anterior ke posterior terdapat sepasang antenna pertama, sepasang antenna kedua, sepasang mandibel mengapit mulut atau menutupi bagaian ventral mulut, sepasang maksila pertama dan sepasang maksila kedua.
Tubuh crustacea dilapisi kutikula dan biasanya mengandung kapur. Prokutikula terdiri atas tiga lapisan. Lapisan terluar tipis mengandung pigmen dan kapur, lapisan kedua tebal berisi khitin yang tidak berwarna dan kapur, lapisanan terdalam tipis, tidak berwarna dan tanpa kapur.
                                           
7.2         FISIOLOGI
a.     Makanan dan cara makan.
Sifat makan pada crustacean sangat beraneka raga, misalnya filterfeeder (penyaring makanan) mendapat makanan dengan cara menyaring plankton, detritus dan bakteri menggunakan setae, bukan cilia. Crustacea  pemakan bangkai, herbivora atau karnivora mempunyai apendik ruas-ruas anterior atau apendik thorax yang berfungsi untuk mencengkram atau mengambil makanan serta maksila dan mandibel yang berfungsi untuk memegang, menggigit dan menggiling makanan. Banyak spesies dari crustacea yang menggunakan lebih dari satu cara makan untuk mendapatkan makananya. Adajuga crustacean yang parasit.
b.     Peredaran darah.
Bentuk jantung bervariasi daari panjang sampai bulat dengan ostia sepasang sampai beberapa pasang. Letak jantung biasanya dibagian dorsal thorax ataau disepanjang badan. Darah dari jantung keluar melalui sebuah aorta aanterior, sebuah aorta abdomen posterior, beberapa arteri lateral dan sebuah arteri ventral.
Beberapaa kelompok crustacea tidaak mempunyai sistem arteri. Dari ujung-ujung arteri, darah mengalir kerongga-rongga daalam jaringan (lacuna) kemudian ke sinus-sinuss penghubung. Darah kembali ke janntung melalui saluran sinus tertentu, dan pada crustacea besar biasanya berbentuk seperti pembuluh balik. Pada crustacea  kecil, gerakan apendikyang berirama gerak organ dalam seperti peristaltic pada saluran pencernaan mempunyai peran penring dalam meningkatkan aliran darah.
c.      Sistem pernapasan.
Biasanya crustacea bernapas dengan insang. Namun kebanykan crustacea berukuran kecil tidak meempunyai insang dan bernapas dengan seluruh permukaan tubuh. Aliran air kea rah insang umumnya dihasilkan dari gerakan teratur sejumlah apendik. Oksigen dalam pereedaran darah terdapat dalam bentuk larutan sederhana atau terikat pada hemoglobin atau hemocyanin. Pigmen pernapasan larut dalam plasma, tetapi adakalanya hemoglobin terdapat dalam otot dan jaringan saraf, bahkan daalam telur beebrapa jenis crustacea.
d.     Ekskresi dan osmoregulasi.
Organ ekskresi pada crustacea terdiri atas sebuah kantung ujung dan saluran ekskresi yang berhubungan dengan bladder. Kelenjar antenna dan kelenjar maksila pada kebanyakan crustacea bukan merupakan alat utama pembuangan sisa metabolism, dan juga tidak memegang peran penting dalam osmoregulasi. Dalam hal ini insang merupakan organ utama untuk menjaga keseimbangan kadar garam tubuh.
e.      Sistem saraf dan alat indera.
Sistem saraf pada crustacea cenderung memusat menjadi semacam otak, dan terjadi penyatuan ganglia. Pada kebanyakan jenis primitive, benang saraf ventral tersusun seperti tangga tali. Otak berhubungan dengan saraf ke antenna pertama, mata majemuk dan saraf melingkar eesofagus selanjutnya menuju benang saraf ventral.
Alat indera terdiri atas mata majemuk, bintik mata, tatocyst, proprioceptor, alat peraba dan chemoreceptor. Mata majemuk terdapat pada hamper semua spesies dewasa, biasanya terletak pada ujung tangkai yang dapat digerakan, tetapi adakalanya sessile. Bintik mata selalu terletak digaris menengah (median) dan khuus terletak pada stadium larva nauplius; terdiri atas 3 sampai 4 ocelli berbentuk mangkuk pigmen; berfungsi untuk mendeteksi cahaya. Statocyst hanya terdapat pada bebeerapa kelompok malacostraca. Proprioceptor merupakan alat indera otot. Tiap organ terdiri aatass sejumlah sel otot yang mengalami modifikasi special, berperan membantu mengatur kedudukan apendik. Chemoreceptor merupakan alat indera untuk medeeteksi zat kimia, terdapat pada kedua pasang antenna dan apendik mulut. Chemoreceptor yang umum terdapat pada kebanyakan crustacea.

7.3        REPRODUKSI
Gonad biasanya panjang dan sepasang, terletak pada bagian dorsal thorax atau abdomen atau kedua-duanya umumnya terjadi perkawianan, individu jantan biasanya mempunyai apendik yang mengalami modifikasi untuk memegang betina, perubahan didalam. Kebanyakan crustacea mengerami telurnya pada kantung pengeraman didalam atau diluar tubuh. Kebanyakan spesies laut dan tawar telur menetas menjadi larva nauplius yang planktonis. Nauplius hanya mempunyai 3 pasang apendik; yaitu antenna pertama, antenna kedua dan mandibel;tubuh belum beruas-ruas; dibagian tengah anterior (kepala) terdapat sebuah mata nauplius.
Setelah mengalami beberapa kali pergantian kulit, secara bertahap terbentuk ruas-ruas tubuh berikut apendiknya.

7.4        MANFAAT DAN PERANAN
Jenis Crustacea yang menguntungkan manusia dalam beberapa hal, antara lain:
1) Sebagai bahan makanan yang berprotein tinggi, misal udang, lobster dan kepiting.
2) Dalam bidang ekologi, hewan yang tergolong zooplankton menjadi sumber makanan ikan, misal anggota Branchiopoda, Ostracoda dan Copepoda.
Sedangkan beberapa Crustacea yang merugikan antara lain:
1) Merusak galangan kapal (perahu) oleh anggota Isopoda.
2) Parasit pada ikan, kura-kura, misal oleh anggota Cirripedia dan
Copepoda.
3) Merusak pematang sawah atau saluran irigasi misalnya ketam.





7.5        PRAKTIKUM (PREPARAT PRAKTIKUM CRUSTACEA)
a.      Gambar, keterangan gambar dan klasifikasi.
1.    Scylla sp. (kepiting)


 









   Perbandingan 1 : 1
  
                     Klasifikasi :
                     Kingdom            : Animalia
                     Phylum               : Arthropoda
                     Class                   : Crustacea
                     Ordo                   : Decapoda
                     Family                : Portunidae
                     Genus                 :.Scylla
                     Spesies               : Scylla sp.
Morfologi : Kepiting mempunyai bentuk dan ukuran yang beragam tetapi seluruhnya mempunyai kesamaan pada bentuk tubuh. Seluruh kepiting mempunyai chelipeds dan empat pasang kaki jalan. Pada bagian kaki juga dilengkapi dengan kuku dan sepasang penjepit, chelipeds terletak di depan kaki pertama dan setiap jenis kepiting memiliki struktur chelipeds yang berbeda-beda. Chelipeds dapat digunakan untuk memegang dan membawa makanan, menggali, membuka kulit kerang dan juga sebagai senjata dalam menghadapi musuh. Di samping itu, tubuh kepiting juga ditutupi dengan  Carapace. Carapace merupakan kulit yang keras atau dengan istilah lain exoskeleton (kulit luar) berfungsi untuk melindungi organ dalam bagian kepala, badan dan insang.
Kepiting sejati mempunyai lima pasang kaki; sepasang kaki yang pertama dimodifikasi menjadi sepasang capit dan tidak digunakan untuk bergerak. Di hampir semua jenis kepiting, kecuali beberapa saja (misalnya, Raninoida), perutnya terlipat di bawah cephalothorax. Bagian mulut kepiting ditutupi oleh maxilliped yang rata, dan bagian depan dari carapace tidak membentuk sebuah rostrum yang panjang. Insang kepiting terbentuk dari pelat-pelat yang pipih (phyllobranchiate), berfungsi untuk mengambil oksigen biasanya sulit dilihat dari luar. Insang terdiri dari struktur yang lunak terletak di bagian bawah carapace. Sedangkan mata menonjol keluar berada di bagain depan carapace.
Fisiologi : Insang kepiting terbentuk dari pelat-pelat yang pipih ("phyllobranchiate"), mirip dengan insang udang, namun dengan struktur yang berbeda. Kepiting terdapat di semua samudra dunia. Ada pula kepiting air tawar dan darat, khususnya di wilayah-wilayah tropis.
Reproduksi : Seperti hewan air lainnya reproduksi kepiting terjadi di luar tubuh, hanya saja sebagian kepiting meletakkan telur-telurnya pada tubuh sang betina. Kepiting betina biasanya segera melepaskan telur sesaat setelah kawin, tetapi sang betina memiliki kemampuan untuk menyimpan sperma sang jantan hingga beberapa bulan lamanya. Telur yang akan dibuahi selanjutnya dimasukkan pada tempat (bagian tubuh) penyimpanan sperma. Setelah telur dibuahi telur-telur ini akan ditempatkan pada bagian bawah perut (abdomen).  Jumlah telur yang dibawa tergantung pada ukuran kepiting. Beberapa spesies dapat membawa puluhan hingga ribuan telur ketika terjadi pemijahan. Telur ini akan menetas setelah beberapa hari kemudian menjadi larva (individu baru) yang dikenal dengan “zoea”. Ketika melepaskan zoea ke perairan, sang induk menggerak-gerakkan perutnya untuk membantu zoea agar dapat dengan mudah lepas dari abdomen. Larva kepiting selanjutnya hidup sebagai plankton dan melakukan moulting beberapa kali hingga mencapai ukuran tertentu agar dapat tinggal di dasar perairan sebagai hewan dasar

2.        Portunus sp. (rajungan)


 










   Perbandingan 1 : 2
                     Klasifikasi :
                     Kingdom            : Animalia
                     Phylum               : Arthropoda
                     Class                   : Crustacea
                     Sub class            : Malacostraca
                     Ordo                   : Decapoda
                     Family                : Portunidae
                     Genus                 :.Portunus sp.
                     Spesies               : Portunus sp.
Morfologi : Rajungan (Portunus sp.) memiliki bentuk tubuh yang lebih ramping dengan capit yang lebih panjang dan memiliki berbagai warna yang menarik pada karapasnya. Duri akhir pada kedua sisi karapas relatif lebih panjang dan lebih runcing. Rajungan hanya hidup pada lingkungan air laut dan tidak dapat hidup pada kondisi tanpa air. Dengan melihat warna dari karapas dan jumlah duri pada karapasnya. Warna rajungan jantan adalah dasar biru dengan bercak putih, sedangkan rajungan betina berwarna dasar hijau kotor dengan bercak putih kotor. Induk rajungan mempunyai capit yang lebih panjang dari kepiting bakau, dan karapasnya memiliki duri sebanyak 9 buah yang terdapat pada sebelah kanan kiri mata. Bobot rajungan dapat mencapai 400 g, dengan ukuran karapas sekitar 300 mm (12 inchi). Ukuran rajungan antara yang jantan dan betina berbeda pada umur yang sama. Yang jantan lebih besar dan berwarna lebih cerah serta berpigmen biru terang. Sedang yang betina berwarna sedikit lebih coklat (Cowan, 1992).
Fisiologi : Rajungan memiliki karapas berbentuk bulat pipih, sebelah kiri-kanan mata terdapat duri sembilan buah, di mana duri yang terakhir berukuran lebih panjang. Rajungan mempunyai 5 pasang kaki, yang terdiri atas 1 pasang kaki (capit) berfungsi sebagai pemegang, 3 pasang kaki sebagai kaki jalan, dan 1 pasang kaki berfungsi sebagai dayung untuk berenang. Nontji (1986) menyatakan rajungan mempunyai 5 pasang kaki jalan, di mana kaki jalan pertama ukurannya besar, memiliki capit dan kaki jalan terakhir mengalami modifikasi sebagai alat berenang. Kaki jalan pertama tersusun atas daktilus yang berfungsi sebagai capit, propodos, karpus, dan merus. Sedangkan pada kaki kelimayang mengalami modifikasi pada daktilus menyerupai dayung untuk berenang dan berbentuk pipih.
Reproduksi : Perkawinan rajungan terjadi pada musim panas, dan terlihat yang jantan melekatkan diri pada betina kemudian menghabiskan beberapa waktu perkawinan dengan berenang. Disebutkan pula bahwa rajungan hidup pada kedalaman air laut sampai 40 m (131 ft), pada daerah pasir, lumpur, atau pantai berlumpur. Rajungan merupakan binatang karnivora. Makanan rajungan berupa ikan, binatang invertebrata dan merupakan binatang karnivora.





3.        Penaeus sp. (udang)
Gb 








   Perbandingan 1 : 1
                     Klasifikasi :
                     Kingdom            : Animalia
                     Phylum               : Arthropoda
                     Sub phylum        : Mandibulata
                     Class                   : Crustacea
                     Sub class            : Malacostraca
                     Ordo                   : Decapoda
                     Genus                 :.Penaeus
                     Spesies               : Penaeus sp.

Morfologi : Tubuh dibagi cephalotorax dan abdomen. Cephalotorax terdapat : mata faset bertangkai, antena (panjang) Untuk keseimbangan, antenula (pendek)  untuk alat peraba. Kaki 5 pasang terdiri dari 4 ps kaki jalan dan 1 pasang capit (seliped). Abdomen terdapat : kaki renang (5 pasang) ekor terdapat telson dan uropod (kemudi).
Fisiologi :
a.       Sistem digesti
Makanan  udang adalah hewan akuatis yang kecil-kecil & bahan organic busuk, alatnya; mulut, esophagus, lambung, kelenjar pencernaan, usus, anus


b.      Sistem respirasi
Alat respirasi berupa insang yang mengandung pembuluh-pembuluh darah, aliran air dalam ruang insang terjjamin oleh adanya ruangan air yang merupakan cabang dari maksila kedua
c.         Sistem sirkulasi
Darah memasuki jantung melalui 3 pasang ostium(lubang berklep) dan darah dipompa keluar melalui arteri sinus(ruangan terbuka), termasuk system peredaran darah terbuka.
d.        System ekskresi
Terdiri dari 2 buah kelenjar hijau(struktur seperti nefridium) yang mengeluarkan cairan berwarna hijau.
e.         System saraf
Otak terdapat disebelah dorsal arah anterior dan sebuah rantai ganglion-ganglion disebelah ventralpat pada alat-alat tambahan anterior, mmata majemuknya bertangkai, organ keseimbangan terdapat diantera
f.         System indra
Alat pembau dan peraba sangat peka dan organ-organnya terilisasinya internal, stadium embrional sampai menjadi larva berlangsung dan melekat di kaki renaang hewan betina, bahkan larva yang telah menetas pun tetap bertau padanya untuk beberapa lama, dalam proses menuju kedewasaanya larva ini berulanh kali mengalami pergantian kulit atau molting.

Reproduksi : Udang menjadi dewasa dan bertelur hanya di habitat air laut. Betina mampu menelurkan 50.000 hingga 1 juta telur, yang akan menetas setelah 24 jam menjadi larva (nauplius). Nauplius kemudian bermetamorfosis memasuki fase ke dua yaitu zoea (jamak zoeae). Zoea memakan ganggang liar. Setelah beberapa hari bermetamorfosis lagi menjadi mysis (jamak myses). Mysis memakan ganggang dan zooplankton. Setelah tiga sampai empat hari kemudian mereka bermetamorfosis terakhir kali memasuki tahap pascalarva: udang muda yang sudah memiliki ciri-ciri hewan dewasa. Seluruh proses memakan waktu sekitar 12 hari dari pertama kali menetas. Pada tahap ini, udang budidaya siap untuk diperdagangkan, dan disebut sebagai benur. Di alam liar, postlarvae kemudian bermigrasi ke estuari, yang sangat kaya akan nutrisi dan bersalinitas rendah. Di sana mereka tumbuh dan terkadang bermigrasi lagi ke perairan terbuka di mana mereka menjadi dewasa. Udang dewasa merupakan hewan bentik yang utamanya tinggal di dasar laut.

4.      Gonadoctylaceus sp. (udang mantis)


 








Perbandingan 1 : 1
                     Klasifikasi :
                     Kingdom            : Animalia
                     Phylum               : Arthropoda
                     Class                   : Crustacea
                     Ordo                   : Decapoda
                     Genus                 :.Gonadoctylaceus
                     Spesies               : Gonadoctylaceus sp.
Morfologi : Udang Mantis muncul dalam berbagai warna, dari warna coklat ke warna neon terang. Meskipun mereka yang umum dan di antara binatang pemangsa yang paling penting dalam banyak dangkal, habitat laut tropis dan sub-tropis mereka kurang dipahami sebagai spesies yang banyak menghabiskan sebagian besar hidup mereka di liang dan lubang. Meskipun jarang terjadi, beberapa spesies yang lebih besar dari udang mantis mampu menembus kaca akuarium dengan serangan tunggal dari senjata ini.
b.      Manfaat dan peranan dalam perairan.
Crustacea bisa dijadikan bahan makanan yang berprotein tinggi, misal udang, lobster dan kepiting. Selain itu juga jenis lobster, udang dapat dibudidayakan dalam air payau.




























BAB VIII
FILUM PRAKTIKUM KE 7
 “ECHINODERMATA”


Echinodermata berasal dari bahasa Yunani (echinus = landak, derma = kulit) jadi echinodermata merupakan hewan triploblastik, selomata yang mempunyai cirri khas adanya rangka dalam (endoskeleton) berduri dan menembus kulit. Termasuk dalam filum echinodermata antara lain yaitu bintang laut, bulu babi, teripang, umumnya berukuran besar, yang terkecil berdiameter 1 cm. terdapat 6.750 spesies hidup, tetapi keanekaragamannya pada masa kini lebih rendah dibandingkan dengan jenis-jenis pada era palaezoikum.

8.1  MORFOLOGI
Ukuran dan bentuk  Echinodermata memiliki ukuran tubuh yang seragam. Misalnya diameter diskus terkecil ada pada kelas asteroidea, yaitu 2 cm. sedangkan diameter diskus besar ada pada kelas Echinoidea, yaitu 36 cm.
Echinodermata tidak mempuyai kepala; tubuh tersusun dalam sumbu oral dan aboral. Tubuh tertutup epidermis yang tipis yang menyelubungi rangka mesodermal. Rangka didalan terdiri atas ossicle atu pelat-pelat kapur yang dapat digerakan atau tidak dapat digerakan. Bentuk dan letak ossicle tiap jenis adalah khas.
Permukaan tubuh terbagi menjadi 5 bagian yang simetris, terdiri ats daerah ambulacra tempat menjulurnya kaki tabung, dan daerah interambulakra yang tidak ada kaki tabungnya.
Sistem pembuluh air berfungsi untuk menggerakan kaki tabung dengan cara mengatur masuk keluarnya air laut melalui madreporit. Alat pernapasan echinodermataialah insang kulit (skil, gill, papula, dermal branchial) yang merupakan perluasan rongga tubuh yang keluar melalui lubang-lubang kecil diantara ossicle kapur. Sistem peredaran darah kompleks yaitu sistem sarafnya menyebar, subepiddermal, artinya berhubungan erat dengan epidermis. Cincin saraf melingkar membentuk segilimaa terletaak tepat dibawah epidermis peristome, sekitar mulut. Disini menyebar serat-serat saraf ke esophagus dan bagian dalam peristome, sekitar mulut. Dari cincin saraf berhubungan dengan saraf radial pada daerah ambulakrum tiap tangan.

8.2   FISIOLOGI
Echinodermata merupakan hewan yang hidup bebas, maakanannya bergantung paada jenisnya. Makanannya misalnya kerang, plankton dan organism yang mati atau membusuk. Habitat echinodermata hidup bebas didasar laut, dari daerah pantai sampai dasar laut, mulai dari dari daerah litoral sampai kedalaman 6.000 m. daerah Indo Pasifik terutama sekitar pulau-pulau Filipina, Kalimantan dan Papua merupakan daerah yang kaya akan berbagai jenis lely laut, timun laut dan bintang ular.
Echinodermata merupakan salah satunya filum dalam kingdom animalia yang anggotanya tidak ada yang hidup sebagai paraasit. Beberapa hidup komensal atau merupakan ianang bagi hewan lain sebagai tempat berlindung.

8.3   REPRODUKSI
Banyak anggota filum echinodermata yang dioseus bersaluran reproduksi sederhana. Fertilisasi berlangsung secara eksternal. Gamet dikeluarkan ke air. Air menjadi media fertilisasi. Zigot berkembang menjadi larva yang simetri bilateral bersilia. Larva menetap didasar laut dan memakan plankton. Larva mengalami metamorphosis menjadi individu dewasa dengan simetri radial. Hewan ini juga dapat melakukan regenerasi.

8.4         MANFAAT DAN PERANAN
Echinodermata dimanfaatkan bagi manusia sebagai berikut :
·   Makanan, misalnya telur landak laut yang banyak dikonsumsi di Jepang.
·   Bahan penelitian mengenai fertilisasi dan perkembangan awal . Para ilmuan biologi sering menggunakan gamet dan embrio landak laut.
Namun bintang laut sering dianggap merugikan oleh pembudidaya tiram mutiara dan kerang laut karena bintang laut merupakan predator hewan-hewan budidaya tersebut.


8.5         PRAKTIKUM (PREPARAT PRAKTIKUM ECHINODERMATA)
a.      Gambar, keterangan gambar dan klasifikasi.
1.      Asterias sp. (bintang laut)


 









Perbandingan 1 : 1
                     Klasifikasi :
                     Kingdom            : Animalia
                     Phylum               : Echinodermata
                     Class                   : Asteroidea
                     Ordo                   : Forsipulatida
                     Family                : Asteridae
                     Genus                 : Asterias
                     Spesies               : Asterias sp.
Morfologi : Asteroidea sering disebut bintang laut. Sesuai dengan namanya itu, jenis Di permukaan kulit tubuhnya terdapat duri-duri dengan berbagai ukuran. Hewan ini banyak dijumpai di pantai dan di terumbu karang. Mempunyai kulit keras dan kuat. ciri-ciri utama bintang laut pada umumnya yaitu mempunyai lima lengan yang terhubungkan pada sebuah pusat keping tubuh organisme ini dan dikenal akan keunikannya yang sangat spesifik yaitu kemampuan untuk beregenerasi. Bila terpotong, umumnya bintang laut biasa akan meregenarasi lengan-lengannya, begitu
juga dengan bagian tubuh lainnya secara cepat. Seringkali, ada dua individu bintang laut yang berasal dan bertumbuh dari beberapa bagian tubuh satu individu bintang laut.
Fisiologi : cara makan yaitu dengan menekan lambungnya ke luar melalui mulut dan mengeluarkannya di luar tubuh, dalam suatu proses yang disebut eversion (sepertimemuntahkan). Pada waktu akan makan maka ia akan menempatkan dirinya pada suatu substrat karang yang dianggap cocok, mengeluarkan lambungnya, kemudian lambung ini akan melebar menutupi permukaan karang pada suatu area yang hampir setengah dari diameter tubuhnya sendiri. Kemudian melalui lambungnya ini akan dikeluarkan enzim-enzim pencernaan ke dalamjaringan tubuh karang sehingga akan terurai karena proses cerna, setelah itu menyerap jaringan tubuh yang sudah dicerna bersamaan dengan menarik lambungnya kembali. Karena cara makan seperti inimemakanwaktu cukup lama (berjam-jam), maka makanhanya sekali atau dua kali sehari, sekalipun banyak sekali karang yang tersedia.
Reproduksi : Mempunyai jenis kelamin terpisah, sehingga ada yang jantan dan betina. Fertilisasi terjadi di luar tubuh, yaitu di dalam air laut. Telur yang telah
dibuahi akan membelah secara cepat menghasilkan blastula, dan selanjutnya
berkembang menjadi gastrula. Gastrula ini berkembang menjadi larva. Larva atau disebut juga bipinnaria berbentuk bilateral simetri. Larva ini berenang bebas didalam air mencari tempat yang cocok hingga menjadi branchidaria, lalu
mengalami metamorfosis dan akhirnya menjadi dewasa. Setelah dewasa bentuk
tubuhnya berubah menjadi radial simetri.




b.      Manfaat dan peranan dalam perairanan
Bagaimana jadinya jika di laut tidak ada hewan Echinodermata. Para ahli biologimembayangkan mungkin di laut akan menjadi limbah raksasa yang penuh denganbenda berbau busuk. Laut bisa bersih seperti sekarang ini antara lain merupakanjasa hewan Echinodermata. Hewan ini adalah pemakan bangkai, sisa-sisa hewan, dan kotoran hewan laut lainnya. Oleh karena itu hewan ini sering disebut sebagai hewan pembersih laut/pantai. Di samping itu Echinodermata juga bisa merugikan, karena hewan laut ini sebagai pemakan tiram/kerang mutiara. Juga ada diantara jenis bintang laut yang memakan binatang karang sehingga banyak yang mati.






















BAB IX
PENUTUP

9.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa Hewan avertebrata yaitu hewan yang tidak memiliki tulang belakang serta memiliki morfologi yaitu bentuk tubuh, struktur dan fungsi tubuh serta anatomi yang lebih sederhana dibandingkan dengan kelompok hewan bertulang belakang. Selain itu juga hewan avertebrata memiliki fisiologi baik cara makan, sistem pernapasan, pencernaan dan lain-lain. Juga terdapat cara bereproduksinya baik secara aseksual maupun seksual tergantung kepada jenis hewan-hewan avertebrata tersebut melakukan reproduksi. Dan hewan avertebrata memiliki manfaat dan peranan yang menguntungkan maupun yang merugikan.

9.2 Saran
Bagi kita dan generasi akan datang sudah sepatutnya untuk memelihara menjaga dan melestarikan kenanekaragaman hewan yang terdapat di Negara kita dan khususnya di lingkungan kita. Supaya potensi lestari dapat terus berjalan dengan baik. Kalau bukan kita siaapa lagi yang akan meljaga alam serta lingkungan . Mulailah dengan cara yang simple yaitu mulai dari diri sendiri, mulai dari sekarang dan mulai dari hal-hal yang kecil-kecil untuk menjaga limgkungan kita supaya tidak cepat punah.
Kepada para pembaca kalau ingin lebih mengetahui tentang bahasan ini bisa membaca buku atau majalah-majalah yang memuat tentang keanekaragaman hewan khususnya buku-buku yang memuat tentang avertebrata air. Selain itu tolong dilengkapi preparat dalam praktikum, supaya mahasiswa dan mahasiswi untirta jurusan perikanan belajarnya jadi lebih baik, teratur dan efektif.





DAFTAR PUSTAKA


Soedjono, dkk. 1996. Biologi SMU II. PT. Multi Adiwitata, Banding
Wahono, Lili, dkk., 1994. Biologi SLTP I. Banding; PT. Sarana Panca Karya
Rustam, Nuryani dan Otang Hidayat, 1994, Biologi SLTP II. Jakarta; Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Suwignyo S., dkk. 2005. Avertebrata Air Jilid 1. Penebar Swadaya. Jakarta
Suwignyo S., dkk. 2005. Avertebrata Air Jilid 2. Penebar Swadaya. Jakarta
Aryulina D., dkk. 2004. Biologi SMA. Erlangga. Jakarta
Fikri Nurul. 2008. Modul Belajar. Erlangga. Jakarta

Santoso Imam. 2004. Biologi dan Kecakapan Hidup. Ganeca Exact. Jakarta

Rochman D., dkk. 2006. Intisari Biologi untuk SMA. Pustaka Setia. Bandung

D.A. Pratiwi, et.al. 2000. Buku Penuntun Biologi SMU Kelas I. Erlangga. Jakarta

Syamsuri, Istamar, dkk. 2000. Biologi SMU Kelas 1. Erlangga. Jakarta

1 komentar:

  1. Kepada Yth,
    To : PERUSAHAAN KONTRAKTOR
    Di Tempat.

    Up/attn : Pimpinan Perusahaan, HRD & Finance Manager , Accounting
    Perihal : urat Perkenalan & Kerjasama
    Terlampir : 1 Perincian Penerbitan Bank Garansi & Surety Bond

    Dengan Hormat,
    Salam hangat dari PT. JASA MULLYA ABADI (Consultan Bank Garansi Dan Asuransi)
    Perkenankan kami untuk memperkenalkan perusahaan kami ,PT.JASA MULYA ABADI.
    Dimana kami telah di back up beberapa perusahaan Asuransi Kerugian Swasta Nasional Maupun BUMN serta Perusahaan kami telah ditunjuk untuk memasarkan bank garansi yang terbitkan oleh Bank diantaranya:BANK BNI , BRI , BCA , BII , EXIM , DKI , BTN , SINARMAS , MUTIARA , AGRA , KALTIM , SUMSEL , BUMIPUTERA , serta bank dan Asuransi Penerbit lainnya.Pada kesempatan ini kami menawarkan kerjasama dibidang penerbitan bank Garansi / Surety bond,dimana didalam penerbitannya kami memberikan prosedur relatif mudah yaitu : NON COLLATERAL (Tanpa Agunan), Serta Jaminan polis siap kami antar.

    Jasa General Insurance Bank Garansi Dan Asuransi Yang Kami Tawarkan Diantaranya :

    Ø JAMINAN PENAWARAN (Bid Bond)
    Ø JAMINAN PELAKSANAAN (Performance Bond)
    Ø JAMINAN UANG MUKA (Advance Payment Bond)
    Ø JAMINAN PEMELIHARAAN (Maintenance Bond)

    1. Contractor all risk (CAR)
    2. Conprenshive general liability ( CGL)
    3. Workman compensation liability (WCL)
    4. Automobile liability (AL)
    5. Custom bond
    6. Property all risk (PAR)
    7. Erection all risk ( EAR)
    8. Marine hull insurance (MH)
    9. Cargo
    10. Sp2d Akhir Tahun ( Surat Perintah Pencairan Dana )
    11. Kredit Modal Kerja (KMK)
    12. LC


    Besar harapan kami kiranya perusahaan kami diberikan kesempatan dan kepercayaan untuk berpartisipasi dalam kegiatan perusahaan bapak/ibu kelola terutama dalam hal perlindungan terhadap resiko (Wan Prestasi) baik itu proyek yang sedang berjalan / akan dilaksanakan maupun proyek yang sudah berjalan kami memberikan prosedur yang relative mudah yaitu proses cepat serta jaminan polis siap di antar.
    Demikianlah penawaran dari kami, semoga ini merupakan awal kerjasama yang baik dan berkesinambungan dimasa yang akan datang,atas perhatian dan kerjasamanya kami ucapkan terima kasih.

    Salam.
    IKHWAN YUZAR
    Marketing
    PT. JASA MULLYA ABADI
    (Insurance – Bank Guarantee & Surety Bond)
    Jl.Mustika 1 No. 29,Sumur batu, Kemayoran - Jakarta Pusat
    Telp : 021-4260719 (Hunting)
    Fax : 021-4252048
    Email : ikhwan.jma@gmail.com
    Mobile :081295823316

    BalasHapus