BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Pengertian
Avertebrata
Indonesia
merupakan negara yang memiliki keragaman hayati yang melimpah baik flora maupun
fauna. Invertebrata berasal dari bahasa latin (in = tanpa, vertebrae = tulang
belakang). Invertebrate mencakup 95% dar seluruh jenis hewan. Diantara kelompok
invertebrate juga terdapat perbedaan-perbedaan.
Hewan Invertebrata adalah
hewan yang tidak bertulang belakang, serta memiliki struktur morfologi
dan anatomi lebih sederhana dibandingkan dengan kelompok hewan bertulang punggung/belakang,
juga sistem pencernaan, pernapasan dan peredaran darah lebih sederhana
dibandingkan hewan invertebrata. Sistem ekskresi
invertebrata berbeda dengan sistem ekskresi pada vertebrata. Invertebrata belum
memiliki ginjal yang berstruktur sempurna seperti pada vertebrata. Pada
umumnya, invertebrata memiliki sistem ekskresi yang sangat sederhana, dan
sistem ini berbeda antara invertebrata satu dengan invertebrata lainnya. Alat
ekskresinya ada yang berupa saluran Malphigi, nefridium, dan sel api. Nefridium
adalah tipe yang umum dari struktur ekskresi khusus pada invertebrata.
Invertebrata
atau Avertebrata adalah sebuah
istilah yang diungkapkan oleh Chevalier de Lamarck untuk menunjuk hewan yang tidak memiliki
tulang belakang serta memiliki struktur morfologi dan anatomi lebih sederhana
dibandingkan dengan kelompok hewan bertulang punggung belakang. Dan sistem
pencernaan, pernapasan, dan peredaran darah lebih sederhana dibandingkan hewan
vertebrata. Invertebrata mencakup semua hewan kecuali hewan vertebrata
(pisces,
reptil,
amfibia,
burung,
dan mammalia.
Lamarck
membagi invertebrata ke dalam dua kelompok yaitu Insecta (serangga) dan Vermes
(cacing). Tapi sekarang, invertebrata diklasifikasikan ke dalam lebih dari 30
sub-fila mulai dari organisme yang simpel seperti porifera
dan cacing pipih hingga
organisme yang lebih kompleks seperti mollusca,
echinodermata,
dan arthropoda.
Untuk
mempelajari Invertebrata, terlebih dahulu harus mengenal filum invertebrata,
yaitu sebagai berikut : Protozoa,
Porifera, Ceoelenterata, Platyhelminthes,
Annelida, Mollusca (kelas cephalopoda),
Arthropoda (kelas crustacean), Echinodermata.
BAB
II
FILUM
PRAKTIKUM KE 1
“
PROTOZOA”
Protozoa beasal dari bahasa Yunani (protos = pertama dan zoion = hewan). Kurang lebih ada
50.000 spesies (masih hidup dan telah menjadi fosil). Merupakan hewan bersel
satu yang dapat melakukan reproduksi seksual (generative) maupun aseksual
(vegetative). Dalam klasifikasi protozoa dikelompokkan kedalam kingdom
protista. Habitat hidupnya adalah tempat yang basah atau berair. Jika kondisi
lingkungannya tidak menguntungkan protozoa akan membentuk membrane tebal dan
kuat yang disebut kista. Ilmuan yang pertama kali mempelajari protozoa adalah
Anthony van Leewenhoek.
Kebanyakan
protozoa tidak mempunyai dinding sel yang kuat dan bentuk tubuh pun tidak tetap
seperti halnya pada sel tumbuhan. Rupa-rupanya pada zaman purba ada spesies
yang mampu menyusun kulit atau kerangka luar yang terbentuk dari kapur atau
kersik. Fosil-fosil mereka terdapat dalam batu-batu yang berasal dari zaman
kambrium, kira-kira 600 juta tahun yang lalu. Spesies-spesies yang berkerangka
kersik lebih tua dari pada fosil-fosil berkerangka kapur. Fosil-fosil itu
ditemukan pada waktu orang mengebor tanah untuk mencari sumber-sumber minyak.
2.1
MORFOLOGI
Seperti
halnya sel makhluk hidup lain, sel protozoa terdiri dari protoplasma yang
dibungkus membran sel (plasmalemma) yang berfungsi sebagai “dinding sel”.
Protoplasma terdiri dari dua komponen utama yaitu inti sel (nucleus) dan isi
sel atau sitoplasma.
Dengan
menggunakan mikroskop kita dapat melihat bahwa sitoplasma terdiri dari dua
bagian. Bagian terluar tampak homogeny dan jernih (hyaline) disebut ektoplasma,
dan bagian dalam disebut endoplasma. Dalam endoplasma terliht benda-benda
seperti butir-butir kecil dan serabut benang halus yang ternyata adalah materi
yang mengndung protein, karbohidrat, lemak, garam mineral, serta organel.
Protozoa
tidak memiliki organ sejati sepertiu alat pencernaan dan alat reproduksi
sebagaimana layaknya metazoan. Akan tetapi sangat menakjubkan bahwa protozoa
yang berukuran mikroskopisdan terdiri dari sel mampu melakukan semua kegiatan
biologis seperti bergerak, makan, bernapas dan berreproduksi. Proses-proses
tersebut dilakukan oleh bagian didalam sel, yang disebut organel seperti vakuola
kontraktil.
2.2
FISIOLOGI
Pada
protozoa memiliki :
a)
Sistem
pernapasan.
pernapasan atau
pertukaran oksigen (O2) dan karbondioksida (CO2)
berlangsung secara difusi karena adanya perbedaan tekanan gas didalam sel dan
diluar sel.
b)
Sistem
pergerakan.
Protozoa bergerak
dengan menggunakan.
-
Rhizopoda
(sarcodina).
Alat pergerakannya
berupa kaki semu (pseudopodia). Pseudopodia berasal dari penjuluran sitoplasma
dan bersifat sementara terutama untuk berpindah tempat atau makan.gerakan
tersebut timbul akibat dari kontraksi protoplasma memanjang dan memendek secara
lambat. Contoh hewannya adalah dari
kelas sarcodina.
-
Flagellata
(mastigophora).
Flagellata (bulu
cambuk) merupakan alat gerak berupa protoplasma panjang seperti cambuk
berjumlah satu atau dua helai. Flagellate berfungsi sebagai alat gerak maju
dengan kecepatan antra 15 sampai 300 mikron per detik.
Dibagi menjadi dua
kelompo yaitu :
·
Golongan phytoflagellata.
² Euglena
viridis (makhluk hidup peralihan antara protozoa dengan ganggang).
² Volvax
globator (makhluk hidup peralihan antara ganggang).
² Noctiluca
millaris (hidup dilaut daan dpat mengeluarkan cahayaa bila terkena rangsangaan
mekanik).
·
Golongan zooflagellata.
² Trypanosoma
gambiense & Trypanosoma rhodesiense. Menyebabkan penyakit tidur diafrika
dengan vektor (pembawa)
Oleh
lalat tsetse (Glossina sp.)
² Trypanosoma
gambianse vektornya glossina palpalis.
² Trypanosoma rhodeslense vektornya glossina
morstitans. oleh tsetse semak.
² Trypanosoma
evansi penyakit surra, pada hewan ternak (sapi).
² Trypanosoma
cruzl penyakit chagas.
² Trypanosoma
vaginalis penyakit keputihan.
² Leishmaniadonovani
penyakit kalanzar.
-
Ciliata
(ciliophora).
Cilia
atau bulu getar merupakan alat gerak yang berbentuk bulu-bulu halus, biasanya
banyak dan selalu bergetar. Gerakan tersebut menimbulkan arus air yang dapat
menimbulkan gerakan maju. Diantara semua jenis protozoa, ciliate bergerak
paling cepat antara 200 sampai 1000 mikron perdetik. Penyebaran cilia diseluruh
permukaan sel tidak selalu merata, hingga berdasarkan susunan cilia. dalam
kelompok dibedakan menjadi :
Ø Membran
berombak (undulating membran).
Kumpulan
cilia pendek-pendek yang tersusun dalam satu baris memanjang, terdapat didaerah
peristome dekat cytostome.
Ø Membranella.
Seperti
membrane kecil-kecil, terdiri atas beberapa cilia pendek saling melekat, dan
tersusun dalam bentuk seri.
Ø Cirrus
(cirri).
Rumpun
cilia yang tumbuh menyatu berbentuk seperti kerucut panjang atau duri. Cirri
bergerak kearah berbagai arah, hingga dapat digunakan untuk merayap, berlari
atau melompat.
Contoh-contoh
hewan ciliata :
a. Paramecium caudatum (binatang
sandal).
Hidup
bebas diar tawar, bentuk tubuh tetap, bagian anterior tumpul dan bagian
posterior runcing. Mempunyai kurang lebih 5000 silia. Reproduksi aseksual
dengan pembelahan diri : seksual dengan konjugasi.
b. Didinium.
Merupakan
predator diekosistem perairan, pemangsa paramecium.
-
Sporozoa.
Adalah
Protozoa yang tidak mempunyai alat gerak. Cara bergerak hewan ini dengan cara
mengubah kedudukan tubuhnya. Pembiakan secara vegttif disebut juga skizogoni
dan secara generative disebut juga sporogoni. Anggotanya tidak ada yang hidup
bebas, tetapi menumpang pada organism tertentu. Hidup sebagai parasit
(endoparasit) didalam usus halus atau sel darah hewan vertebrata.
Jenis-jenisnya antara lain
:
² Plasmodium
falciparum adalah malaria tropika berspolurasi sepanjang hri.
² Plasmodium
vivax adalah malaria tertian berspolurasi tiap hari ketiga (48 jam).
² Plasmodium
malariae adalah malaria knartana berspolursi tiap hari keempat (72 jam).
² Plasmodium
ovale adalah malaria ovale.
c)
cara
makan.
Cara
makan protozoa ada tiga yaitu :
a. Autotrof
Dapat mensintesis
makanan sendiri seperti layaknya tumbuh-tumbuhan dengan jalan fotosintessis.
Banyak flagellate bersifat autotrof. Protozoa yang tidak dapaat berfotosintesis
mendapatkn makanan dengan jalan menelan benda padat, atau memakan organisme
lain seperti bakteri, jamur atau protozoa lin bersift heterotof. Protozoa yang
bersifaat autotrof daan heterotof disebut amfitrof.
b. Heterotof
Dinding selnya terdiri
dari suaatu membraan tipis, mengambil makanannya dengan cara membungkus makanan
kemudian menelannya kedalam sitoplasma. Cara ini disebut fagositosis. Pada
jenis yang berdinding tebal (pelikula), cara mengambil mangsanya dengan car
menggunaakan mulutnya sel yang disebut cytostome biasanya dilengkapi dengan
cilia untuk mengalirkan air hingga bila ada makanan yang lewat daapat ditangkap
daan dimasukkan kedalam sitoplasma.
Makanan yang masuk
kedalam sitoplasma bersma air akan ditempatkaan dalam suatu rongga kecil yang
disebut gastriola (vakuola makanan). Makanan didalam gastriola dicerna secara
enzimatis. Hasil pencernaan disebarkan keseluruh bagian protoplasma dengan
proses pynocytose sedangkan sisa pencernaan dibuang melalui lubang sementara
pada membrane sel; pada flagellate dan ciliate adakalanya terdapat lubang
permanen yang disebut cytopyge atau cytoproct.
2.3
REPRODUKSI
Reproduksi
dilakukan secara aseksual maupun seksual. Reproduksi aseksual dengan cara
membelah diri menjadi dua atau banyak, dan pertunasan (budding), eksternal atau
internal. Pembelahan menjadi dua dapat terjadi secara melintang atau membujur.
Sedangkaan, pembelahan menjadi banyak biasanya dimulai dari inti sel, kemudian
diikuti pembelahan individu.
Sebagian
besar protozoa air tawar yang hidup bebas mempunyai kemampuan untuk mempertahankan
diri terhadap kondisi lingkungan yang memburuk, yaitu dengan membentuk system
yang resisten terhadap kekeringan, dingin atau panas. Beberapa jenis dilindungi
selubung sebagai rumah (vangkang,test) yang terbuat dari selulosa atau
fosfoprotein, misalnya pada Aurella.
2.4
MANFAAT
DAN PERANAN
v Merupakan
indicator pencemaran perairan.
v Makin
banyak bahan organik dan anorganik, seperti limbah rumah tangga, limbah dari
pabrik kimia. Maka akan makin banyak protozoa berkembang biak.
2.5.PRAKTIKUM (PREPARAT
PRAKTIKUM PROTOZOA)
a.
Gambar,
keterangan gambar dan Klasifikasi.
1
Cystodinium
Pembesaran
10x (media kangkung)
Klasifikasi
:
Domain
: Eukarvota
Kingdom : Protozoa
Subkingdom : Biciliata
Infraphlyum : Alveolata
Phylum : Dinophyla
Subphylum : Dinozoa
Class :
Phytodiniales
Ordo : Dinophyceae
Family : Phytodinium
Genus
: Cystodinium
Spesies
: Cystodinium sp.
2
Pleurasigma
calicatum
Pembesaran 4x (media kangkung)
Klasifikasi :
Kingdom : Plantae
Divisi
: Chysophyta
Phylum : Protozoa
Class : Bacilla riophyceae
Ordo : Phizosalencales
Family : Rhizosalenceae
Genus
: Rhizosalerae
Spesies : Pleurasigma calicatum
Morfologi
: Merupakan diatom
besar, ada dalam bentuk aciform dengan kuat silicic shell. Merupakan
phytoplankton berSel yang tunggal. Mereka memiliki bentuk panjang tipis sticks,
di sepanjang lintas bagian. Mereka bervariasi diameter 3-50 μ, biasanya 5-12 μ.
Panjang (tinggi) dari sel-sel kecil dari diameter mencapai 1000 μ, orang-orang
besar diameter bervariasi dari 238-417 μ.
3
Euglena
haematodes
Pembesaran
10x (media daun sawi)
Klasifikasi :
Domai
: Eukaryota
Kingdom : Protozoa
Phylum : Euglenozoa
Class : Euglenida
Ordo : Euglenales
Family : Euglenacea
Genus
: Euglena
Spesies : Euglena haematodes
Morfologi :
Organisme ini mempunyai tingkat perkembangan lebih tinggi karena sudah
mempunyai inti yang tetap dan mempunyai khloroplast. Karena itu Euglena dapat
melangsungkan fotosinthesa dan tumbuh seperti halnya pada tumbuhan tinggi.
Semua euglenoid mempunyai satu atau dua flagella yang menyebabkan mereka dapat
bergerak secara aktif. Selnya telah mempunyai bentuk yang tetap, dinding sel
bukan terdiri dari selulosa melainkan suatu selaput tipis yang dapat mengikuti
gerakan sel euglenoid yang sewaktu-waktu dapat berubah bentuk. Ujung anterior dari sel
berupa sitostoma, dan dibawahnya berupa “kerongkongan”/gullet. Pada beberapa
jenis celah ini berguna untuk memasukkan makanan berbentuk padat, tetapi pada
beberapa jenis tidak demikian. Gullet terdiri atas leher yang sempit
(cytopharynx) dan bagian posterior yang membesar berupa waduk (reservoir).
Waduk berhubungan dengan vakoula kontraktil. Pada genera tertentu pada
gulletnya terdapat batang farink, terletak parallel dengan panjang gullet, dan
ujung bawahnya sampai setinggi dasar waduk atau memanjang ke ujung posterior
dari sel. Fungsi organ ini untuk menyokong sitostoma waktu menelan makanan
padat. Flagella dari Euglena pangkalnya tertanam pada dasar waduk dan keluar
sepanjang sitofarinx dan sitostoma. Yang mempunyai satu flagella, tumbuh ke
muka. Genera yang mempunyai dua flagella, flagellanya sama panjang dan tumbuh
ke arah depan tetapi lebih banyak genera yang flagellanya tidak sama panjang.
Flagelnya mempunyai rumbai-rumbai sepanjang batang (tipe tinsel).
Fisiologi :
Cadangan makanan berupa paramilum yaitu bentuk antara dari polisakharida, jadi
bukan berupa amilum. Euglenophyta dapat hidup secara autotrof tetapi juga
secara saprofit; tidak dapat hidup dalam medium yang hanya mengandung
garam-garam anorganik, tetapi akan cepat tumbuh bila dalam medium ditambah
dengan sejumlah asam amino. Beberapa jenis hidup secara obligat saprofit sedang
yang lain obligat autotrof, disamping ada yang hidup secara holozoik yaitu
dapat menangkap dan menelan mangsanya seperti pada binatang.
Reproduksi :
1. Aseksual
: Dengan pembelahan sel, baik waktu sedang aktif bergerak atau dalam keadaan
istirahat. Pada genera yang mempunyai lorika (pembungkus sel) protoplast
membelah di dalam lorika, kemudian salah satu anak protoplast keluar dari
lorikanya dan membentuk lorika baru, sedang yang satu tetap di dalam lorika
lamanya dan tumbuh menjadi sel baru. Pada sel yang bergerak aktif, pembelahan
memanjang sel (longitudinal) dan dimulai dari ujung anterior. Pada genera yang
mempunyai satu flagella, mula-mula blepharoplast membelah menjadi dua, satu
membawa flagelanya dan satu lagi akan menghasilkan flagella baru.
2. Seksual
: Adanya konjugasi/penggabungan sel vegetatif pernah dijumpai pada beberapa
euglenoid, tetapi kasus ini masih sangat kabur. Autogami (penggabungan dua inti
anakan dalam sel), pernah dijumpai pada Phacus. Contoh : genera Euglena
(berwarna hijau) Astasia (tidak berwarna). Pada umumya Euglena spp. Membelah
diri secara longitudinal selama hidup sebagai plankton yang dapat membelah diri
waktu berada dalam kista. Genus Euglena dapat membentuk bermacam –macam kista
yaitu: 1.Protective-cystes : kista ini dibentuk untuk perlindungan terhadap
bahan- bahan yang beracun atau sinar matahari yang kuat, misalnya pada waktu
pagi hari dan sore hari.
2.Reproductive-cyste : pada kista tersebut protoplasma membelah diri dalam 2 atau 4 bagian dan tiap bagian nanti menjadi satu individu dalam kista tiap individu dapat bergerak dengan flagel yang terbentuk. 3.temporary – cyste : atau resting- cyste terbentuk pada individu beristirahat atau jika ada matahari yang kuat. Dinding- dinding kista dari selulosa ini dapat membuka dalam 2 bagian simetrik.
2.Reproductive-cyste : pada kista tersebut protoplasma membelah diri dalam 2 atau 4 bagian dan tiap bagian nanti menjadi satu individu dalam kista tiap individu dapat bergerak dengan flagel yang terbentuk. 3.temporary – cyste : atau resting- cyste terbentuk pada individu beristirahat atau jika ada matahari yang kuat. Dinding- dinding kista dari selulosa ini dapat membuka dalam 2 bagian simetrik.
4.
Euglena viridis
Pembesaran 10x (media daun sawi)
Klasifikasi :
Domain :
Eukaryota
Kingdom :
Protozoa
Phylum :
Euglenozoa
Subphylum :
Sarcomastighopora
Class :
Euglenida
Family :
Euglenales
Ordo :
Euglenaceae
Genus :
Euglena
Spesies :
Euglena viridis
Morfologi
: Euglena viridis adalah sejenis
alga bersel tunggal yang berbentuk lonjong dengan ujung anterior (depan) tumpul
dan meruncing pada ujung posterior (belakang). Setiap
sel Euglena dilengkapi dengan sebuah bulu cambuk (flagel) yang tumbuh pada
ujung anterior sebagai alat gerak. Pada ujung anterior ini juga terdapat celah
sempit yang memanjang ke arah posterior. Pada bagian posterior, celah ini
melebar dan membentuk kantong cadangan atau reservoir. Flagel terbentuk di sisi
reservoir. Di sisi lain dari flagel terdapat bintik mata yang sangat peka
terhadap rangsangan sinar matahari. Tubuh Euglena terlindung oleh selaput
pelikel, sehingga bentuk tubuhnya tetap. Di sebelah dalam selaput pelikel
terdapat sitoplasma. Di dalam sitoplasma ini terdapat berbagai organel seperti
plastida, kloroplas, nukleus, vakuola kontraktil, dan vakuola nonkontraktil.
Fisiologi
: Euglena dapat hidup secara autotrop
maupun secara heterotrop. Pada saat sinar matahari mencukupi, Euglena melakukan fotosintesis. Tetapi
bila tidak terdapat sinar matahari, Euglena mengambil zat organik yang terlarut
di sekitarnya. Pengambilan zat
organik dilakukan dengan cara absorbsi melalui membran sel. Selanjutnya, zat
makanan itu dicernakan secara enzimatis di dalam sitoplasma. Habitatnya. Sesuai
dengan alat geraknya (flagel) sebagian besar Euglenophyta hidup diperairan
mulai dari air tawar, air laut dan lumpur. Bahkan ekstrimnya, Euglena dapat
hidup dalam perut berudu Rana sp.
Reproduksi
: Pada ganggang bersel tunggal
seperti euglena, hal ini terjadi secara pembelahan biner, yaitu suatu
pembelahan sederhana sebuah organisme utuh menjadi dua bagian yang sama yang
kemudian tumbuh dan membentuk individu baru. Pembelahan
sel dapat terjadi juga ketika sel bergerak, yang merupakan pembelahan
longitudinal dan dimulai pada ujung anterior. Pembelahan pada saat sel tidak
bergerak, sel dikelilingi selubung yang gelatinous. Seringkali sel anak
membelah lagi untuk membentuk koloni palmela (bila sang anak gagal keluar dari
sel induk, sel-sel anak akan terus membelah sampai mencapai ratusan sel anak
dan diselubungi matriks yang gelatinous) yang temporal selama mitosis. Pada
spesies yang memiliki satu flagellum, blepharoplas (granula pada pangkal
tiap-tiap flagella) membelah menjadi dua. Flagellum lama tetap menempel pada
salah satu blepharoplas dan dari blepharoplas yang satunya tumbuh flagellum
baru. Proses pembelahan selanjutnya seperti mitosis pada umumnya. Euglena juga sering kali membentuk kista (sel
vegetatif membulat dan berdinding tebal) yang cukup tahan terhadap kondisi
buruk sampai beberapa waktu lamanya. Selain itu juga bereproduksi secara autogami (fusi antara nukleus sel-sel
anak). Inti hasil fusi kemudian membelah meiosis membentuk empat nukleus yang
masing-masing berkembang menjadi sel vegetatif.
b.
Manfaat
dan Peranan dalam Perairan.
Dilihat dari segi nilai
ekonomisnya : Sampai saat ini diperkirakan ada 50.000 spesies protozoa yang sudah
diidentifikasi. Habitat hidupnya dilaut, air laut, payau, air tawar dan daratan
maupun pasir kering. Diantaranya ada yang hidup bebas dan merupakan makanan
bagi organism dari tingkat yang lebih tinggi. Beberapa jenis flagellate dan
ciliate merupakan makanan bagi anak ikan. Akan tetapi, banyak juga yang hidup
sebagai parasit baik pada hewan, tumbuhan maupun manusia.
Parasit pada hewan
antara lain : Trichodina dan Inchtyophtirius dari kelas ciliata,
serta Heneguya dari kelas Myxosporea.
Sedangkan parasit pada manusia antara lain : Entemoeba hiltolytica
dari kelas sarcodina yang menyebabkan penyakit disentri, plasmodium dari subfilum sporozoa menyebabkan penyakit malaria, dan
Tripanosoma dari kelas Mastigophora menyebabkan penyakit tidur. Adapun protozoa
yang menyebabkan racun seperti Gonyaulax yang
diduga sebagai penyebab red tide atau pasang merah dibagian pantai didaerh
indopasifik, misalnya india, Thailand, singapura, sabah, Filipina, Indonesia,
dan Australia. Red tile dapat mengakibatkan kematian missal ikan-ikan
didaerahaa pantai.
BAB III
FILUM PRAKTIKUM KE 2
“PORIFERA DAN
COELENTERATA”
A.
PORIFERA
Porifera
berasal dari dari bahasa latin (Pori =
lubang, Faro = mengandung). Jadi porifera adalah hewan yang tubuhnya berlubang.
Porifera adalah hewan bersel banyak dikenal dengan nama popular spons. Kurang
lebih ada 5.000 spesies. Porifera merupakan metazoan yang paling sederhana.
Dikatakan demikian karena kumpulan sel-selnya belum terorganisasi dengan baik
dan belum mempunyai organ maupun jaringan sejati . walaupun porifera tergolong
hewan namun kemampuan geraknya sangat kecil dan hidupnya bersifat menetap.
Dalam klasifikasi porifera dikelompokan kedalam kingdom animalia.
Pada
awalnya porifera dianggap sebagai tumbuhan. Baru pada tahun 1765 dinyatakan
sebagai hewan setelah ditemukan adanya aliran air yang terjadi didalam tubuh
porifera. Dari 10.000 spesies porifera yang sudah teridentifikasi, sebagian
besar hiup dilaut dan hanya 159 hidup diair tawar, semuanya termasuk family
spongilidae. Umumnya terdapat diperairan jernih, dangkal dan menempel di
substrat. Beberapa menetap didasar perairan berpasir atau berlumpur.
B.
COELENTERATA
Coelenterata
berasal dari bahasa Yunani (coilos = rongga, enteron = usus) jadi hewan
golongan ini hanya memiliki satu rongga tubuh yaitu rongga usus. Disitulah
dilakukan pencernaan. Coelenterata disebut juga cnidaria (cnido + penyengat),
karena sesuai dengan cirinya yang memiliki sel penyengat. Sel penyengat
terletak pada tentakel yang terdapat disekitar mulutnya. Termasuk filum
coelenterata antara lain Hydra, ubur-ubur, anemone laut, dan koral. Beberapa
dengan protozoa dan porifera, coelenterata mempunyai rongga pencernaan
(gastrovasculer cavity) dan mulut, tetapi anus tidak ada.
3.1
MORFOLOGI
A.
PORIFERA
Ukuran
tubuh porifera sangat bervariasi, dari sebesar kacang polong sampai setinggi 90
cm. dan lebar 1 m. bentuk tubuh spons juga bermacam-macam, beberapa simetri
radial, tetapi kebanyakan berbentuk tidak beraturan dengan pola bervariasi.
Genus Leucosolenia adalah salah satu
jenis spons yang bentuknya sangat sederhana; seperti kumpulangan jambangan
kecil yang berhubungan satu sama lain pada baagian pangkalnya; hidup laut
menempel pada batu karang dibawah batas pasir surut terendah. Didalam setiap
individu yang berbentuk seperti jambangan tersebut terdapat rongga yang disebut
spongocoel atau atrium. Pada permukaan tubuh terdapat lubang-lubang ataau
pori-pori (asal nama porifera), yang merupakan lubang air masuk ke spongocoel,
untuk akhirnya keluar melalui osculum.
Pada dasarnya dinding
tubuh porifera terdiri atas tiga lapisan, yaitu :
1) Pinacocyte
atau pinacoderm.
Seperti epidermis
berfungsi untuk melindungi tubuh bagian dalam. Bagian sel pinacocyte dapat
berkontrasi atau berkerut, sehingga seluruh tubuh hewan dapat sedikit membesar
atau mengecil.
2) Mesohyl
atau mesoglea.
Terdiri dari zat
semacam agar (gelatinous protein matrix), mengandung bahan tulang dan sel
amebocyte.
3) Choanocyte.
Yang melapisi rongga
atrium atau spongocoel. Bentuk choanocyte agak lonjong, ujung yang melekat pada
mesohyl dan ujung yang lain berada di spongocoel serta dilengkapi sebuah
flagellum yang dikelilingi kelapak dari fibril. Getaran flagelata pada lapisan
choanocyte menghaasilkan arus air didalam spongocoel kea rah osculum, sedangkan
fibril berfungsi sebagai alat penangkap makanan.
Sel
amebocyte didalam mesohyl (mesenkhim) mempunyai banyak fungsi, antara lain
untuk pengangkut cadangan makanan, membuang partiikel sisa metabolism, membuat
spikul, serat spons dan membuat sel reproduktif. Untuk kepentingan berbagai
fungsi tersebut, terdapat beberapa tipe amebocyte. Amebocyte dengan pseudopodia
tumpul dan nucleus besar disebut archeocyte, mampu membentuk sel-sel tipe
lainnya yang diperlukan. Amebocyte untuk pengangkutan makanan dan berkeliaran
didalam mesohyl disebut amebocyte pemangsa. Amebocyte yang menetap dan
mempunyai pseudopodia seperti benang, berfungsi sebagai jaringan pengikat
disebut collencyte. Amebocyte yang menghasilkan spikul dan serat spons disebut
sclerocyte (scleroblast).
Berdasarkan
system aliran air (bukan secara taksonomi), bentuk tubuh porifera dibagi
menjadi tiga tipe, yaitu:
a)
Asconoid
Asconoid
merupakan bentuk yang sangat primitive, menyerupai vas bunga atau jambangan
kecil. Pori-pori atau lubang air masuk merupakan saluran pada sel porocyte yang
berbentuk tabung, memanjang dari permukaan tubuh sampai spongocoel. Air masuk
membawa oksigen dan makanan, dan keluar membuang sampah. Spons tipe asconoid
tidak ada yang besar karena getaran flagella tidak maampu mendorong air dari
spongocoel ke luar melalui osculum.dalam evolusinya terjadi lipatan-lipatan
dinding tubuh dan pengurangan ukuran spongocoel, hingga volume air yang harus
dialirkan lebih sedikit. Akibaatnyaa aliran dalam tubuh dapat diperbesar dan
lebih efisien serta memungkinkan ukuran rubuh yang lebih besar.
b)
Syconoid
Spons
memperlihatkan lipataan-lipatan dinding tubuh dalam tahap pertaman termasuk
tipe syconoid. Misalnya scpha ( = Sycon atau Grantia). Dinding tubuh melipat secara horizontal, sehingga
potongan melintangnya seperti jari-jari, hingga masih tetap semetri radial.
Lipatan sebelah dalam menghasilkan sejumlah besar kaantung yang dilapisi
choanocyte, disebut flagellated canal, sedang lipatan luar sebagai saluran air
maasuk.
c)
Leuconoid
Tingkat
pelipatan dinding spongocoel paling tinggi terdapat pada leuconoid. Flagellated
canal melipat-lipat membentuk rongga kecil berflaagella, disebut flagellated
chamber. Spongocoel menghilang dan digantikan oleh saluran-saluran kecil menuju
osculum. Dengan banyaknya lipataan berturut-turut menyebabkaan bentuk spons
menjadi tidaak berturan (irregular). Genus Leuconia
(Leucandra) dengan tinggi 10 cm
mempunyai sekitar 2.250.000 flagellated chamber, mengeluarkan air dari tubuhnya
sebanyak 22,5 liter per hari.
Spikul
Tubuh spons yang lunak dapat terdiri
Karena ditunjang oleh sejumlah besar spikul kecil serta serat organik yang
berfungsi sebagai kerangka. Spikul kapur dari CaCO3 dan spikul
silikat dari H2Si3O7. Bentuk spikul bermacam-macam,
sehingga dipakai sebagai salah satu indicator untuk klasifikkasi dan identifikasi.
Monaxon berbentuk seperti jarum, lurus atau melengkung. Tetraxon berbentuk
empat percabangan. Polyaxon berbentuk banyak perpanjangan meminjar dri satu
pusat. Serta organik (protein sponging fiber0 seperti halnya rambut, kuku dan
bulu burung, terdiri dri skleroprotein yang mengandung belerang.
Berdasarkan ukuran, spikul dibedakan
menjadi microscleres yang berukuran kecil, dan megascleres yang berukuran kecil
dan megascleras yang berukuran 4 sampai 5 kali ukuran microscleres. Walaupun
letak spikul didalam mesohyl, tetapi sering kali ditemukan spikul yang menonjol
dari laapisan pinacocyte.
B.
COELENTERATA
Tubuhnya
simetris radial, beberapa simetri biradial. Struktur tuubuh coelenteratadapat
dibedakan menjadi dua macam, yaitu pilyp yang hidup menetap dan medusa yang
hidup berenang bebas. Bentuk polyp lebihlebih kurang silindris, dengan satu
ujung disebut oral yang mengandung mulut dikelilingi tentakel dan ujung lain
yang menempel pada substrat disebut aboral. Bentuk medusa seperti lonceng atau
mangkuk terbalik dengan bagian cembung mengarah keatas dan bagian cekung
dilengkapi mulut an tentakel mengarah ke bawah.
Merupakan
hewan diploblastik, colentarata tidak memiliki system respirasi sehingga
pengambilan oksigen dan pengeluaran karbon dioksida dilakukan secara difusi.
Memiliki system syraf sederhana yang tersebar berbentuk jala. Berfungsi
mengendalikaan pergerakan dalam merespon ransangan. System syaraf terdapat
diantara lapisan epidermis dan gastrodermis. Gastrodermis tersusun dari bahan
gelatin.
3.2
FISIOLOGI
A.
PORIFERA
Proses
fisiologinya sangat tergantung pada aliraan air. Air masuk membawa oksigen dan
makanan serta mengangkut sisa metabolism keluar melalui osculum. Makanannya
terdiri dari partikel yang sangat kecil; 80% berukuran kurang dari 5 mikron dan
20% kelepak atas bakteri, dinoflagelata, dan nonplankton. Partikel makanan ditangkap
oleh fibril kelepak pada choanocyte. Partikel yang berukuran 5 sampai 50 mikron
dimakan dan dibawa oleh amebocyte. Pencernaan dilakukan secara intraselular
seperti pada protozoa, dan hasil pencernanya disimpan daalaam archeocyte.
Pertukaran
gaas terjadi secara difusi antara air dan sel sepanjang aliraan air. Sistem
syaraf padaa porifera belum ditemukan, segala reksi yang terjadi bersifat lokal
dan bebas (independen).
B. COELENTERATA
1.
Pergerakan.
Kontraksi otot
berpengaruh terhadap cairan didalam rongga gastrovaskuler yang berlaaku sebagai
suatu rangka hidrostatis, sebagaimaana mesoglea. Gerakan pada polip biasanya
terbatas, merayap atau melikuk-likuk, sedangkan medusa dapat berenang bebas.
Tubuh polip seperti halnya hydra
dapat memanjang dan memendek, atau melengkung keberbaagai arah. Bila hydra
dengan ukuran sekitar 8 mm mengambil air dan mengisi rongga gastrovaskulernya,
tubuhnya dapat memanjang sampai 20 mm, namun padaa saat air dikeluarkan, tubuh
dapat memendek hingga tinggal 1 mm. medusa berenang dengan jelan berdenyut,
yang dihasilkan oleh otot melingkar pada tepi lonceng dan menghasilkan gerakaan
vertical. Sedangkaan gerakan horizontal tergantung pada arus laut, kecuali
padaa beberaapa jenis cuboza.
2.
Makanan
dan cara makan.
Kebanyakan coelenterata
bersifaat karnivor, dan makanan utamanya adalah crustacean dan ikan kecil. Makanan
masuk ke mulut dengan bantuan tentakel. Kemudian makanan masuk ke rongga
gastrovaskuler. Didalam rongga teresebut sel kelenjar enzim menghasilkan enzim
semacam tripsin untuk mencerna makanan. Makanan hancur menjadi partikel-partikel
seperti bubur dengan gerakan flagella diaduk hingga merata. Sel otot pencerna
mempunyai pseudopodia untuk menangkap dan menelan partikel makanan, dan
pencernaan dilanjutkan secaara intraselular. Hasil pencernaan distribusikan
keseluruh tubuh secara difusi.
3.
Pernapasan
dan ekskresi.
Alat pernapasan dan
alat ekskresi khusus tidak ada. Pertukaaran gas terjadi secara difusi melalui
seluruh tubuh. Sisa metabolisme beasanyaa dalam bentuk ammonia juga dibuang
secara difusi melalui seluruh permukaan tubuh.
3.3
REPRODUKSI
A.
PORIFERA
Porifera
mempunyai kemampuan melakukan regenerasi yang tinggi. Bagian tubuh spons yang
terpotong atau rusak akan mengalami regenerasi menjadi utuh kembali. Kemampuan
melakukan regenerasi ada batasnya, misalnya potongan spons leuconoid harus
lebih besar dari 0,4 mm dan mempunyai beberapa sel choanocyte supaya mampu
melakukan regenerasi menjadi spons baru yang kecil.
Porifera
berkembang biak secara aseksual terjadi dengan cara pembentukan tunas (budding)
atau pembentukaan sekelompok sel esenseial, terutama amebocyte, kemudian
dilepaskan. Spons air tawar dan beberapa jenis laut membentuk gemmule,yaitu
tunas internal. Gemmule berbentuk dari sekumpulan archeocyte berisi cadangan
makanan dikelilingi yang membentuk lapisan luar yang keras, dan acaplkali
terdapat spikul seingga membentuk dinding yang resisten. Beberapa spons air
laut membentuk gemmule tanpa cangkang yang resisten, dan kadang-kadang
berbentuk larva parenchymulayang berenang bebas.
Reproduksi
seksual terjadi baik pada spons yang hermaprodit maupun diocious. Kebanyakan
porifera adalah hermaprodit, namun sel telur dan sperma diproduksi pada waktu
yang berbeda. Sperma dan sel telur dihasilkan oleh amebocyte; ssumber lain
mengatakan bahwa sperma juga dapat terbentuk dari choacyte. Sperma keluar dari
tubuh induk melalui osculum bersama dengan aliran air dan masuk ke indivisu
lain melalui ostium juga bersama aliraan air. Dalam spongocoel atau flagellated
chamber, sperma akan masuk ke choanocyte atau amebocyte. Sel amebocyte
berfungsi sebagai pembawa sperma menuju sel telur dalam mesohyl. Kemudian
amebocyte beserta sperma melebur dengan sel telur, terjadilah pembuahan
(fertilisasi). Perkembangan embrio sampai menjadi larva berflagella masih dalam
mesohyl. Larva flagella disebut larva amphiblastula.keluar dari mesohyl dan
bersama aliran air keluar daari tubuh induk melalui osculum. Larva
amphiblastula berenang bebas beberpa saat, kemudian menempelpada substrat dan
berkembang menjadi spons muda yang sessile dan akhirnya tumbuh menjadi besar
dan dewasa.
B.
COELENTERATA
Reproduksi
coelenterate terjadi secara aseksual dilakukan dengan pmbentukan tunas.
Pembentukan tunas selalu terjadi pada colenterata yang berbentuk polip. Tunas
tumbuh didekat kaki polip dan akan tetap melekat pada tubuh induknya sehingga
membentuk koloni.
Reproduksi
secara seksual dilakukan dengan pembentukan gamet (ovum dan sperma). Gamet
dihasilkan oleh seluruh coelenterata berbentuk medusa dan beberapaa berbentuk
polip.
Bentuk,
ukuran dan daur hidup jenis-jenis coelenterata sangat beraneka ragam hingga
dikelompokan menjadi 4 kelas :
1
Kelas hydrozoa
Sebagian besar hidup
dilaut, berukuran kecil, menempel pada substrat karang atau koral. Jenis
hydozoa ada yang tumbuh sebagai polip medusa atau keduannya. Polip pada
hydrozoa ada yang bersifat soliter seperti pada hydra, tunas (polip baru) hasil reproduksi aseksual yang telah
mempunyai mulut dan tentakel akan lepas dari induknya dan hidup sebagai polip
baru ynag juga soliter. Pada jenis koloni seperti obelia, tunas-tunas hasil reprodukasi aseksual yang telah lengkap
tetap menempael pada induknya, hingga masing-masing poip saling berhubungan,
disebut koloni hydroid. Pada suatu koloni hydroid epidermis, mesoglea dan
gastrovaskuler bersambungan hingga sulit dibedakan batas antara hydranth, yaitu
bagian oral yang mempunyai mulut dan tentakel, serta hydrocaulus yaitu bagian
tangkai polip. Kebanyakan hidup meenetap pada substrat yang tertanam dengan
adanya percabaangan horizontal seperti akar yang disebut hydrorhiza.
Umumnya kecil-kecil dan
masing-masing polip hanya beberapa millimeter. Warna bervariasi, dilindungi
selubung eksternal dari zat tandukyang transparan, dihasilkan oleh epidermis,
semua koloni hydroid paling sedikit dimorfik, artinya sekurang-kurangnya pda
koloni tersebut terdapat dua macaam polip yang mempunyai bentuk dan ukuran yang
berbeda yaitu polip pemangsa dan polip reproduksi. Medusa hydrozoa umumnya
kecil-kecil. Tentakel dilengkapi nematocyst terdapat pada tepi lonceng dan
umumnya berjumlah 4 buah tetapi aacapkali lebih.mulut terletak pada ujung
manubrium ditengah subumbrella. Pada manubrium terdapat nematocyst dan bagian
tepi manubrium kadang-kadang berumbai-umbai dan berlekuk-leku. Mesoglea tebal,
jernih seperti agar-agar dan merupakan bagian terbesar dari medusa.
a. Sistem
syaraf
System syaraf medusa
lebih tinggi dari pada polip. Sel syaraf pada tepi lonceng tersusun dalam dua
cincin saraf, atas dan bawah; yang bawah berfungsi sebagai pusat gerak
berdenyut. Tepi lonceng juga dilengkapi sel-sel indera dan dua macam organ
inderaa, yaitu ocelli(sebagai fotoreseptor) dan statocyst(berfungsi sebagai
organ keseimbangan).
b. Reproduksi
dan daur hidup
Reproduksi pada semua
medusa adalah seksual, dan kebanyakan dioecious. Tidak semua jenis koloni
hydroid hidupnya menempel disubstrat, tetapi ada jenis-jenis yang hidup
berenang bebas seperti halnya ubur-ubur misalnya Velella dan Physalia.
2
Kelas scyphozoa
Medusa scyphozoa adalah
ubur-ubur sejati. Karena merupakan bentuk dominan dalam daur hidupanya, juga
relative lebih besar. Tidak semua medusa scyphozoa berenang bebas, jenis-jenis
dari ordo stauromedusaemerupakan ubur-ubur yang sessile; bagian exumbrella
(aboral) dari lonceng memanjangberbentuk tangkai untuk menempel paada
ganggangarau benda lain, hingga bentuknya mirip polip.
Bentuk scyphhozoa
sepintas lalu mirip hydromedusa yaitu pipih sepertipiring sampai membulat
seperti helm. Berenang dengan berdenyut-denyut seperti hydromedusa. Gerak
berdenyut cenderung menarik organism tersebut keatas, apabila kontraksi
dihentikan, ubur-ubur tenggelam perlahan-lahan, dan memangsa yang bersinggungan
dengan tentakel atau oral arm.
a. Pencernaan
Sistem saluran
gastrovaskuler pada scyphomedusa terdiri atas mulut, manubrium, perut pusatyang
bercabang membentuk empat kantung perut. Masing-masing dibatasi sekatan yang
disebut septum.
b. Sistem
saraf
Sistem saraf tersusun
seperti jala dan sinaptik. Pusat saraf terletak dalam rhopalium yang berbentuk
seperti benjolan kecil diantara lappet dan berisi dua buah lubang indera,
sebuah statocyst, adakalanya sebuah ocellus.
c.
Reproduksi dan daur
hidup
Sel telur atau sperma
masuk kedalam rongga gastrovaskulere dan keluar melaalui mulut. Scyphistoma
mempunyai tentakel berbentuk seperti Hydra.
Kemudian dengan jalan pertunasan menghaasilhan polip scyphistoma dan
setelah lengkap melepaskan diri. Beberapa jenis scyphomedusa pelagis seperti Pelagia dan Atolla dalam daur hidupnya tidak memerlukan substrat.
3
Kelas anthozoa
Kelas ini berbeda
dengan polip hydrozoa karena mulutnya berhubungan dengan pharynx (gullet,
kerongkongan) rongga gastrovaskuler terbagi oleh sekat-sekat longitudinal
(septa) menjadi beberapa kamar.
a. Subkelas
Zoantharia
Ada yang membentuk
rangka kapur dan ada yang tidak, namun pada dasarnya struktur polip sea anemone
(kalamunet) dapat dipakai untuk member gambaran tentang polip zoantharia.
b. Subkelas
Octocorallia
Semuanya berbentuk
koloni dengan sejumlah polip kecil-kecil masing-masing polip dalam koloni
dihubungkan oleh suatu jaringan coenechym yaitu suatu massa mesoglea yang tebal.
3.4
MANFAAT
DAN PERANAN
A.
PORIFERA
Beberapa
jenis spons laut seperti spons jari berwana oranye, Axinella canabina, diperdaagangkan untuk menghiasi
akuarium;adakalanya diekspor ke singapura dan eropa. Jenis spons dari family
Clionidae mampu mengebor dan menembus batu karang dan cangkang mollusca
sehingga dapat membantu pelapukan pecahan batu karang dan cangkang mollusca
yang berserakan ditepi pantai. Adapula spons yang tumbuh pada kerang-kerangan
tertentu dan mengganggu perternakan tiram.
Tidak
banyak hewan yang memakan spons karena banyak spikulanya dan baunya tidak
sedap. Musuh utama laut ialah siput jenis Nudibranchia.
Musuh spons air tawar ialah larva serangga dari ordo Neuroptera. Spons air
tawar acapkali mengotori jarring apung, menggangu aliran air kedalam jarring
apung.
B.
COELENTERATA
Beberapa
jenis coelenterata diperdagangkan “ikan hias” untuk akuarium laut, bahkan
beberapa jenis diekspor ke singapura, eropa, amerika serikat, dan kanada. Biota
tersebut dikemas dalam kantung plastic berisi oksigen dengan suhu sekitar 15o
celcius. Jenis-jenis tersebut misalanya : Actinaria
equima, Anemonia sulcata, Bunodactis verrucosa.
Coelenterata
yang dapat dikonsumsi dan diperdagangkan sebagai ubur-ubur asin, ialah beberapa
jenis ubur-ubur scyphozoan yang tidak beracun, contohnya : Rhopilema esculata, Rhizostoma
octopus dan Pelagia noctiluca. Ubur-ubur
tersebut hapir ditemikan diperairan Indonesia, laut cina selatan dan samudra
hindi. Indonesia mengekspor ubur-ubur asin pengawetan ubur-ubur asin ialah
garam dan tawas. Ubur-ubur asin dimakan sebagai campuran rujak/asinan, salad
mie, acar dan gulai.
3.5
PRAKTIKUM (PREPARAT PRAKTIKUM PORIFERA DAN COELENTERATA)
A.
PORIFERA
a.
Gambar,
keterangan gambar dan klasifikasi
1.
Spongia
sp.
Perbandingan 1 : 2
Klasifikasi :
Kingdom : Animalia
Phylum : Porifera
Class : Demospongiae
Ordo : Dictiocheratida
Genus : Spongia
Spesies : Spongia sp.
Morfologi :
Spongia sp memiliki banyak pori pada permukaan tubuhnya yang merupakan
awal dari sistem kanal (saluran air) yang menghubungkan daerah eksternal dan
daerah internal. Tubuhnya dilengkapi dengan apendiks dan bagian yang dapat
digerakkan . Bentuk tubuh menyerupai batang dengan ada beberapa cabang yang
bentuknya lebih kecil dari batang utamanya. Warna tubuhnya putih keruh coklat .
Hewan ini memiliki spikula yang bersifat monoaxon dan dengan serabut spongia.
Pada ujung cabangnya terdapat oskulum dan di daerah badannya terdapat ostium.
Fisiologi : Dinding tubuh hewan ini tersusun atas 2 lapis yaitu lapis
luar yang disebut lapisan epidermis atau ephitelium dermal. Lapisan dalam
yang terdiri dari jajaran sel-sel leher yang disebut soanosit yang berbentuk
botol tidak memiliki flagellum. Ditemukan sistem saluran air yang di
mulai dari pori-pori atau porosofil dan diakhiri pada lubang keluar utama.
Hewan ini mempunyai ruang gastral atau ruang sentral yang berfungsi sebagai
kloaka. Ruang itu dikelilingi oleh dinding yang ditembus oleh sejumlah saluran
yang tersusun majemuk. Habitat hewan ini hidup di air laut dan air tawar.
Reproduksi : secara aseksual terjadi dengan pembentukan tunas dan gemmule.
Gemmule disebut juga tunas internal. Gemmule dihasilkan menjelang musim dingin
di dalam tubuh. Secara seksual dengan
cara peleburan sel sperma dengan sel ovum, pembuahan ini terjadi di luar tubuh.
B.
COLENTERATA
a. Gambar,
keterangan gambar dan klasifikasi.
1. Favites sp.
Perbandingan 1 : 2
Klasifikasi :
Kingdom : Animalia
Phylum : Cnidaria
Class : Anthozoa
Ordo : Scelaractinia
Genus : Favites
Spesies : Favites sp.
Morfologi : Bentuk tubuh
/badannya bulat, setengah bulat. Skeleton terdiri atas 10 pasang baris laminae
meridionales yang tersusun deret-deret rapat dari satu ujung ke sisi ujung yang
lain. Pada ossiculum ada suatu tuber culum dengan spina bersendi yang dapat
digerakkan. Pada hewan ini berwarna hitam dengan duri yang hampir sama dengan
warna tubuhnya.
Fisiologi : Pada hewan ini
terdapat pembuluh sirkular, tabung telapak dengan ampula. Gerakannya tidak
begitu aktif mencakup dengan gerakan duri-duri dan tabung-tabung telapak sisi
oral, selain itu juga terdapat mulut yang dilengkapi dengan 5 buah gigi dari
mulut diteruskan ke esophagus dan berlanjut ke lambung yang berlobus. Lalu
ususs berbalik arah dan berakhir sebagai rectum dari esophagus mulai dari
sebuah siphon ytang berada dalam dinding lambung dan terus ke posterior. Habitat
hewan ini hidup dalam air laut, dari laut yang dangkal sampai yang dalam.
Biasanya bersembunyi dalam batu-batu, tetapi ada juga yang bersembunyi di dalam
batuan karang.
2. Acropora sp.
Perbandingan 2 : 1
Klasifikasi :
Kingdom : Animalia
Phylum : Cnidaria
Class : Anthozoa
Ordo : Scelaractinia
Family : Acroporida
Genus : Acropora
Spesies : Acropora sp.
Morfologi
: koloni sangat umum dijumpai dalam bentuk bercabang, meja dan
bersemak-semak. Bentuk mengerak (encrusting) dan submasif jarang ditemukan.
Memiliki dua tipe korait yaitu : axial koralit dan radial koralit. Tidak
memiliki kolumela. Dinding koralit terpisah dengan konestum (koralit memilki
dinding masing-masing). Polip hanya muncul di malam hari.
Reproduksi : Tingkat pertumbuhan karang Acropora jauh lebih cepat dari pada
sebagian besar karang lain. Untuk memaksimalkan
tingkat pertumbuhan mereka, sangat penting untuk mempertahankan pH tinggi,
alkalinitas dan tingkat kalsium, dan untuk menjaga kadar fosfat dan nitrat
mendekati nol mungkin. Jika kondisi ideal, juga dapat dikultur dan tumbuh
menjadi koloni baru dari hidup fragmen atau pecahan-pecahan. karang Acropora
menerima sebagian besar kebutuhan gizi mereka dari fotosintesis, tetapi akan
mendapatkan keuntungan dari penambahan berbagai jenis nabati dan zooplankton.
b. Manfaat
dan Peranan dalam Perairan.
Beberapa
jenis Porifera seperti Spongia dan Hippospongia dapat digunakan
sebagai spons mandi. Dari koral
atau karang merupakan komponen utama pembentukan ekosistem terumbu karang. Ekosistem
terumbu karang merupakan tempat hidup berbagai jenis hewan dan tumbuhan. Karang
dipantai juga sangat bermanfaat sebagai penahan ombak untuk mencegah pengikisan
pantai.
BAB IV
FILUM PRAKTIKUM KE 3
“PLATYHELMINTHES”
Platyhelminthes berasal
dari bahasa Yunani (platy = pipih, helminyhes = cacing). Mendengar kata cacing,
tentu pikiran kita akan membayangkan binatang yang bulat panjang tanpa tulang
yang hidup ditempat kotor. Kita juga tahu macam-macam cacing baik cacing yang
hidup ditanah maupun cacing yang hidup dilaut. Filum plathelminthes yaitu
kelompok hewan yang pertama memperlihatkan pembentukan lapisan dasar ketiga
yaitu mesodermis. Adanya pembentukan mesodermis pada embrio inilah yang
memungkinkan terbentunya sebagian besar system organ pada kelompok hewan ini
dan pada kelompok hewan-hewan yang lainya.
Seiring
terbentuknya mesodermis dan system organ, yaitu terjadinya keadaan simetri
bilateral dan adanya daerah anterior dan posterior. Tubuh bagisn anterior
adalah yang pertama kali menghadapi lingkungan pada waktu berjalan, mempunyai
paaling banyak indera dibandingkan bagian posterior. Kelompok hewan ini sudah
lebih maju dibandingkan porifera dan coelenterata. Tubuhnya memiliki 3 lapisan
atau triplobalastik yaitu lapisan epidermis, endodermis, mesodermis.
Filum
platyhelminthes merupakan filum yang paling primitif diantara semua fila dalam
grande bilateria. Anggota daalam filum ini dengan baagus menggambarkan
perubahan-perubahan dalam bentuk nenek moyang planuoid yang biradial menjadi
bentuk bilateral yang kompleks. Umumnya tubuh cacing ini pipih dorso ventral.
Filum platyhelminthes terdiri atas 4 kelas yaitu :
a. Kelas
turbelia (cacing rambut getar)
Tubuh
turbelia diselubungi epidermis selular, biasanya berkelijak (berambut getar)
dan tidak bersegmen. Hidup bebas (nonparasit). Bersifat hermaprodit (satu
individu memiliki dua jenis alat kelamin sekaligus.
Contoh
: Planaria sp.
Ukuran tubuh cacing ini
berkisar antara 0.5-1 cm. cacing ini berhabitat diair tawar. Dapat dijumpai
atau ditemukan dipermukaan bawah dedaunan atau bebatuan dialiri air jernih
ataupun kolam. Cara hidupnya soliter. Bersifat karnivor, memangsa cacing,
crustacean dsan potongan tubuh yang mati. System pencernaan masih sederhana.
Mulut terdapat dibagian tengah dari permukaan ventral tubuhnya. Mempunyai
faring yang daapat dijulurkan untuk menagkap makanannya. Zat-zat makanan hasil
pencernaan akan berdifusi kejaringan-jaringan. Sedangkan zat-zat makanan sisa
akan dikeluarkan lewat mulut. Dikepala, diantara kedua bintik matanya terdapat
ganglion otak yang merupakan pusat system saraf. System ekskresi yang
memanjang, reproduksi seksual dan aseksual punya daya regenerasi yang besar.
Organ reproduksinya hermaprodit.
b. Kelas
Trematoda (cacing hisap)
Bentuh dewasa hidup
sebagai parasit, biasanya pada usus, hati, darah dan paru-paru hewan vertebrata
atau manusia. Tubuh tidak berepidermis tapi terlindung oleh lapisan kutikula
dan tidak bersilia. Tubuh tidak bersegmen, organ reproduksinya hermaprodit.
Contoh-contoh
spesiesnya :
1.Trematoda darah
|
2.
Trematoda
hati
|
3.
Trematoda
usus
|
4. Trematoda paru-paru
|
Schistosoma
mansoni
|
Fasciola
hepatica
|
Faciolopsis
busci
|
Paragonimus
wetermani
|
S.
japanicum
|
Chlonorchis
sinesis
|
|
|
S.
haematobium
|
|
|
|
Contoh
daur hidup cacing Trematoda
Clonororchis
senensis (cacing hati manusia)
Parasit
pada hati (saluran empedu) manusia.
CACING DEWASA TELUR MIRASIDIUM SPOROKIS
(dihati manusia) (keluar bersama feses) (
masuk ketubuh siput air
tawar Lymneae)
(termakan manusia) METASERKARIA (kista) SEKARIA REDIA
(menempel pada ikan (keluar dari tubuh siput)
Air
tawar )
c. Kelas
cestoda
Parasit pada saluran
pencernaan vertebrata. Tubuh terdiri atas scolex (kepala), neck (leher), dan
rangkaian segmen (strobilia) yang masing-masing disebut Proglottid gravid (p. masak). Pada beberapa skoleks mempunyai batil
isap (sucker). Cacing pita tidak mempunyai system pencernaan, pembentukan
segmen pada cacing pita disebut strobilasi. Organ reproduksinya hermaprodit.
Daur
hidup Cestoda
CACING
DEWASA PROGLOTID GRAVID TELUR BEREMBRIO
(di
usus inang tetap) (keluar dari usus inang (terdapat dalam proglotid gravid)
Bersama
feses)
Termakan inang
tetap termakan
inang perantara
SISTISERKUS HEKSAKAN ONKOSFER
Contoh-contoh
cacing pita parasit pada manusia :
a. Taenia
solium inang perantaranya babi
b. Taenia
saginata inang perantaranya sapi
c. Diphyllobothrium
latum inang perantaranya katak hijau (Rana cancrivora) atau ikan.
4.1
MORFOLOGI
Ciri
tubuh platyhelminthes meliputi ukuraan, bentuk, sturktur dan fungsi tubuh.
Ukuran
daan bebtuk tubuh : platyhelminyhes memiliki ukuran tubuh beragam, dari yang
nberukuran hamper mikroskop hingga yang panjangnya 20 m. tubuh platyhelminthes simetri bilateral
dengan bentuk pipih. Diantara hewan simetri bbilateral platyhelminthes memiliki
tubuh yang paling sederhana.
Struktur
dan fungsi tubuh : pletyhelminthes tidak memiliki rongga tuguh (selom) sehingga
disebut hewan aselomata. System pencernaan terdiri dari mulut, fari g dan usus
(tanpa anus) usus bercabang-cabang keseluruh tubuhnya. Platyhelminthes tidak
memiliki system peredaran daraah (sirkulasi). Platyhelminthes juga tidak
memiliki sistem respirasi dan ekskresi. Pernapasan dilakukan secara difusi oleh
seluruh sel tubuhnya. Proses ini terjadi karena tubuhnya yang pipih. Sistem
ekskresi pada kelompok platyhelminthes tertentu berfungsi untuk menjaga kadar
air dalam tubuh. Kelompok platyhelminthes tertentu memiliki sistem saraf tangga
tali yaitu terdiri dari sepasang tangga simpul saraf yang memanjang dan bercabang-cabang melintang
seperti tangga. Kelompok platyhelminthes lainnya memiliki sistem saraf yang
belum berkembang.
Organ reproduksi jantan (testis) dan
betina (ovarium) platyhelminthes terdapat pada satu individu sehingga disebut
hewan hermaprodit. Alat reproduksi terdapat pada bagian ventral tubuhnya.
4.2
FISIOLOGI
Cara
hidup platyhelminthes ada yang hidup bebas maupun parasit. Platyhelminthes yang
hidup bebas memakan hewan-hewan dan
tumbuhan kecil atau zat organic lainnya seperti sisa organism.
Platyhelminthes yang parasit hidup pada jaringan atau cairan tubuh inagnya. Habitat
platyhelminthes yang hidup bebas adalah diair tawar, laut, dan tempat-tempat
yang lembab. Platyhelminthes yang hidup parasit hidup didalam tubuh inangnya
(endoparasit) antara lain siput air sapi, babi dan manusia.
4.3
REPRODUKSI
Reproduksi
platyhelminthes dilakukan secara seksual dan aseksual. Pada produksi seksual
akan terjadi penyatuan sperma dan ovum. Fertilisasi ovum oleh sperma terjadi
didalam tubuh (internal). Fertilisaasi dapat dilakukan secara sendiri atau oleh
kedua individu. Reproduksi aseksual dilakukan oleh semua pltyhelminthes.
Kelompok platyhelminthes tertentu dapat melakukan reproduksi aseksual dengan
cara membelah tubuhnya (fragmentasi), kemudia regenerasi potongan tubuh
tersebut tumbuh menjadi individu baru.
4.4
MANFAAT
DAN PERANAN
Macam-maacam cacing diantaranya cacing
yang hidup ditanah dan yang hidup diair. Cacing yang hidup ditanah selain bisa dijadikan umpan juga bisa membantu pak tani dalam menggemburkan
tanah.
Sayangnya
ada saudaranya cacing tanah yang doyan hidup didalam usus manusia. Karena
cacing merupakan salah satu makhluk hidup yang harus makan untuk mempertahankan
hidupnya, maka didalam perut pun cacing ini aakan makan segala hal yang bisa
dimakan. Cacing yang menenpel pada didalam perut mnusia secara mekanik akan
menyumbat saluran pencernaan.
Walaupun
menginfeksi manusia cacing tak meninggalkan sifat aslinya yang senag dengan
lingkungan yang kotor dan lembab. Itu sebabya infeksi cacing sering ditemukan
pada lingkungan yang kumuh.
4.5
PRAKTIKUM (PREPARAT PRAKTIKUM PLATYHELMINTHES)
a. Gambar,
keterangan gambar dan klasifikasi.
1.
Gyrodactylus
sp.
Perbandingan
2 : 1
Klasifikasi :
Kingdom : Animalia
Phylum : Platyhelminthes
Class : Trematoda
Ordo : Monopisthocokylea
Family : Gyrodactylidae
Genus
:
Gyrodactylus
Spesies
: Gyrodactylus sp.
Morfologi : Hewan ini
termasuk cacing tingkat rendah (Trematoda). Pada bagian tubuhnya terdapat
posterior Haptor. Haptornya ini tidak memiliki struktur cuticular dan memiliki
satu pasang kait dengan satu baris. Kutikular, memiliki 16 kait utama, satu pasang
kait yang sangat kecil. mempunyai ophistapor (posterior suvker) dengan 1 – 2
pasang kait besar dan 14 kait marginal yang terdapat pada bagian posterior.
Kepala memiliki 4 lobe dengan dua pasang mata yang terletak di daerah pharynx.
Fisiologi :
Mempunyai siklus hidup langsung yang melibatkan satu inang. Parasit ini
merupakan ektoparasit pada insang ikan. Telur-telur yang dilepaskan akan
menjadi larva cilia yang yang dinamakan penetasan oncomiracidium. Oncomiracidium
mempunyai haptor dan dapat menyerang sampai menyentuh inang. Sebagian besar
parasit monogenea seperti Dactylogyrus spp bersifat ovivarus
(bertelur) dimana telur yang menetas menjadi larfa yang berenang bebas yang
dinamakan oncomiracidium. Insang yang terserang berubah warnanya menjadi
pucat dan keputih-putihan. Penyerangan dimulai dengan cacing dewasa menempel
pada insang atau bagian tubuh lainnya. Habitat Lingkungan yang kotor dan kumuh
hewan ini banyak dijumpai.
Reproduksi :
Gyrodactylus bisa bertahan
beberapa hari di lingkungan lembab, misalnya di dalam kantong plastik, pada
ikan mati, dalam kemasan dan peralatan lainnya, seperti sepatu bot untuk
mengail, jaring, garis dan jaring mendarat. Reprodusinya dengan cara aseksual
maupun seksual.
b.
Manfaat
dan peranan dalam perairan
Platyhelhinthes
mempunyai sifat parasit atau menempel paada inang tubuhnya. Salaahsatunya
adalah yang menempel pada hati, usus, paru-paru, ginjal dan pembuluh darah
vertebrata. Salah satunya contoh dari kelas trematoda adalah cacing Fasciola hepatica. Cacing hati memiliki
daur hidup yang kompleks karena melibatkan sedikitnya dua jenis inang yaitu
inang utama dan inang perantara. Daur hidup cacing hati terdiri dari fase
seksual dan aseksual.
BAB
V
FILUM
PRAKTIKUM KE 3
“ANNELIDA”
Annelida berasal dari bahasa latin
(annelus = cincin, oidos = bentuk) karena bentuk cacing seperti sejumlah cincin
kecil yang diuntai atau cacing gelang dengan tubuh bersegmen. Annelida
merupakan triploblastik yang sudah memiliki rongga tubuh sejati (hewan
selomata). Namun, diantara hewan selomata, annelida adalah hewan yang struktur
tubuhnya lebih sederhana. Filum annelida mencakup berbagai jenis cacing yang
mempunyai ruas-ruas sejati seperti cacing tanah dan lintah. Annelida dapat
hidup di laut, air payau, air tawar dan beberapa didarat.
5.1
MORFOLOGI
Ciri-ciri annelida meliputi ukuran,
bentuk, struktur, dan fungsi tubuh.
Ukuran dan fungsi tubuh : annelida
memiliki panjang tubuh sekitar 1 mm hingga 3 mm. contoh annelida yang mempunyai
panjang 3 mm adalah cacing tanah Australia. Bentuk tubuh annelida simetri
bilateral dan bersegmen. Setiap segmen tampak seperti cincin sehingga tubuh
annelida menyerupai rangkaian cincin. Ciri khas dari filum annelida adalah
tubuh terbagi menjadi ruas-ruas yang sama sepanjang sumbu anterior-posterior.
Istilah lain untuk ruas tubuh yang sama ialah metamere, somite atau segment.
struktur
dan bentuk tubuh : annelida memiliki segmen pada bagian luar dan dalaam
tubuhnya. Antara satu segmen dengan segmen lainnya terdapat sekat yang disebut
septa. Pembuluh darah, sistem sarar, dan sistem ekskresi diantara satu segmen
dengan segmen lainnya saling berhubungan menembus septa. Rongga tubuh annelida
berisi cairan yang berperan dalam pergerakan annelida. Pergerakan annelida juga
melibatkan kontraksi otot. Ototnya terdiri dari otot melingkar (sirkuler) dan
otot memanjang (longitudinal). Sistem pencernaan annelida sudah lengkap,
terdiri dari mulut, faring, esophagus (kerongkongan), usus, dan anus. Cacing
ini sudah memiliki pembuluh darah sehingga memiliki sistem peredaran darah
terttup. Darahnya mengandung hemoglobin sehingga berwarna merah. Pembuluh darah
yang melingkar esophagus memiliki struktur lebih berotot. Pembuluh darah
berfungsi memompa darah keseluruh tubuh. Sistem saraf annelida adalah sistem
saraf tangga tali. Ganglia otak terletak didepan faring pada bagiaan anterior
tubuh. Ekskresi dilakukan oleh organ ekskresi yang terdiri dari nefridia,
nefrostom dan nefotor. Nefrida (tunggal = nefridum) merupakan organ ekskresi
yang terdiri dari saluran. Nefrostom merupakan corong bersilia dalam tubuhnya.
Nefrotor merupakan pori permukaan tubuh tempat kotoran keluar. Terdapat
sepasang organ ekskresi pada setiap segmen tubuhnya.
5.2
FISIOLOGI
Sebagian annelida hidup bebas. Jenis
lainnya hidup sebagai parasit yang menempel sementara pada tubuh vertebrata
termasuk manusia. Habitat annelida umumnya hidup didasar laut dan perairan air
tawar. Beberapa lainnya hidup ditanah dan tempat-tempat lembab. Annelida hidup
diperairan dan tanah didalam liang yang dibuatnya.
5.3
REPRODUKSI
Annelida
umumnya bereproduksi secara seksual dengan pembentukan gamet. Beberapa jenis
dapat bereproduksi secara aseksual dengan fragmentasi, kemudian beregenerasi.
Organ kelamin jantan (testis) dan organ kelamin betina (ovum) ada yang terdapat
pada satu individu (hermaprodit) dan ada yang terpisah pada individu yang
berbeda (gonokoris).
5.4
MANFAAT
DAN PERANAN
Selama
berabad-abad, ahli kesehatan menggunakan lintah untuk pengobatan karena lintah
dipercaya dapat mengendalikan penyakit yang disebabkan oleh kelebihan darah.
Akhir-akhir ini banyak ahli bedah yang tertarik menggunakan lintah untuk
membantu melekatkan tangan atau atau jari yang luka parah. Hal itu dikarenakan
lintah mampu mengontrol pembengkakkan dengan lebih baik.
Selain
itu juga cacing tanah dapat dimanfaatkan sebagai campuran bahan kosmetik dan
obat demam. Bahkan dibeberapa negara sudah dimanfaatkan sebagai bahan makanan
Karena protein yang ada didalam cacing tersebut mengandung asam amino esensial
yang kualitasnya melebihi ikan dan daging.
5.5
PRAKTIKUM
(PREPARAT PRAKTIKUM ANNELIDA)
a.
Gambar,
keterangan gambar, dan klasifikasi.
1.
Hiruda sp. (lintah)
Perbandingan
1 : 1
Klasifikasi :
Kingdom : Animalia
Phylum : Annelida
Class : Citellata
Ordo : Ashynchobdellida
Family : Hirudinae
Genus
: Hiruda
Spesies
: Hiruda sp.
Morfologi :
Tubuh lintah agak pipih dengan ujung anterior dan
posterior yang meruncing. Pada segmen diujung posterior dan anterior terdapat
alat penghisap. Alat penghisap tersebut digunakan untuk bergerak dan menempel.
Kombinasi alat penghisap posterior dan anterior serta kontraksi dan relaksasi yang
bergantian pada otot sirkuler dan otot longitudinal menyebabkan hirudinea dapat
bergerak
Fisiologi : Sebagian hirudinea merupakan
ektoparasit pada permukaan tubuh inagnya. Inang hirudinea adalah vertebrata
termasuk manusia. Hirudinea parasit hidup dengan menghisap darah, sedangkan
hirudinea bebas hidup dengan memangsa invertebrate kecil. Alat ekskresi lintah
terdiri atas 10-17 pasang metanephridia; satu pasang tiap ruas. Zat pembuangan
utama adalah ammonia.
Reproduksi :
lintah tidak dapat melakukan reproduksi aseksual, dan juga tidak dapat
melakukan regenerasi pada bagian tubuhnya yang hilang. Reproduksi lintah selalu
seksual. Semua lintah hermaprodit.
1.
Lumbricus
sp. (cacing)
perbandingan
1 : 1
Klasifikasi :
Kingdom : Animalia
Phylum : Annelida
Class : Citellata
Ordo : Oligochaeta
Family : Lumbricidae
Genus :
Lumbricus
Spesies :
Lumbricus sp.
Morfologi : Cacing tanah jenis Lumbricus mempunyai bentuk tubuh pipih. Jumlah segmen yang dimiliki sekitar 90-195 dan klitelum yang terletak pada segmen 27-32. Biasanya jenis ini kalah bersaing dengan jenis yang lain sehingga tubuhnya lebih kecil. Tetapi bila diternakkan besar tubuhnya bisa menyamai atau melebihi jenis lain.
Fisiologi : cacing tanah makan dengan cara menelan tanah selama menggali. Organisme hidup maupun bahan organic yang membusuk dalam tanah dicerna cacing. Makanan yang tidak tercerna termasuk tanah dikeluarkan melalui anus.
Reproduksi : cacing tanah sudah memiliki organ seks permanent dan umumnya bersifat hermaprodit.
b.
Manfaat dan Peranan dalam Perairan.
Annelida juga ada yang
bermafaat yaitu cacing tanah yang biasa digunakan untuk umpan dan bisa
menggemburkan tanah. Selain itu juga dimanfaatkan untuk bahan kosmetik, obat
dan campuran makanan berprotein tinggi bagi hewan ternak. Sedangkan lintag
digunakan para ahli untuk pengobatan. Karena lintah dipercaya dapat
mengendalikan penyakit yang disebabkan oleh kelebihan darah.
BAB VI
FILUM PRAKTIKUM KE 4
& 5
“MOLLUSCA”
Mollusca berasal dari bahasa Romawi
(molis = lunak). Jenis mollusca yang umum dikenal ialah siput, kerang, dan
cumi-cumi. Mollusca merupakan invertebrata yang mamiliki tubuh lunak. Bersimetris
bilateral, dan tidak bersegmen. Kebanyakan nggotanya mempunyai cangkang yang
terbuat dari zat kapur dengan bentuk yang amat beragam. Meskipun ada juga yang
tidak bercangkang dan tergolong triploblastik.
Mollusca
hidup sejak periode Cambriaan, terdapat lebih dari 100.000 spesies hidup dan
35.000 spesies fosil. Kebanyakan dijumpai dilaut dangkal, beberapa pada
kedalaman 7.000 m, beberapa diair payau, air tawar dan darat.filum mollusca
dibagi 8 kelas, yaitu : Kelas Chaetodemomorpha, Kelas Neomeniomorpha, Kelas Monoplacophora,
kelas Polyplacophora, kelas Gastropoda, kelas Pelecypoda, kelas Scaphoda, kelas
Scaphopoda, dan kelas Cephalopoda. Mollusca yang termasuk kedalam kelas
cephalopoda adalah cumi-cumi, gurita, dan Nautilus
yang semuanya hidup dilaut. Dipandang dari perkembangan evolusinya,
kelompok cephalopoda sering mengalami kepunahan. Hal ini dibuktikan dengan
besarnya jumlah spesies yang ada. Dibandingkan dengan 10.000 spesies fosil,
yang hidup sekarang hanya 650 spesies. Terdapat sejak periode Cambrian.
Chepalopoda
merupakan kelompok avertebrata yang dapat mencapai ukuran besar sekali.
Cumi-cumi raksasa, Architeuthis dilaut Atlantik utara mencapai panjang total 20
m termasuk tentakel 6 m dan lingkaran tubuh 4 m. Gurita terbesar terdapat di
pantai pasifik dengan panjang tubuh tidak lebih dari 36 cm, namun tentakelnya dapat
mencapai panjang 5m.
6.1 MORFOLOGI
Ciri
tubuh mollusca meliputi ukuran, bentuk, stuktur dan fungsi tubuh.
Ukuran
dan bentuk tubuh : ukuran dan bentuk tubuh mollusca sangat bervariasi. Tubuh mollusca simetri bilateral, tertutup
mantel yang menghasilkan cangkang, dan mempunyai kaki ventral. Saluran
pencernaan lengkap dan didalam rongga mulut disebut odontophore. Diatas
odontophore terdapat pita radula yang berisi beberapa baris gigi khitin
kecil-kecil dengan ujung mengarah kebelakang. Otot protaktor mengatur
penjuluran odontophore keluar mulut dan gerakan gigi radula.
Stuktur
dan fungsi tubuh : tubuh mollusca terdiri dari tiga bagian utama, yaitu kaki,
massa viseral, dan mantel. Walaupun siput, bekicot, kerang dan cumi-cumi
terlihat berbeda, namun semuanya memiliki ketiga komponeen dibawah ini.
a. Kaki
merupakan penjuluraan bagian ventral ubuhnya yang berotot. Kaki berfungsi untuk
bergerak, merayap atau menggali. Pada beberapa kelompok mollusca kakinya
termodifikasi menjadi tentakel yang berfungsi untuk menangkap mangsa.
b. Massa
visceral adalah bagian tubuh mollusca yang lunak. Massa visceral merupakan
kumpulan sebagian besar organ tubuhseperti organ pencernaan, ekskresi dan
reproduksi.
Tubuh lunak yang
menjadi julukan untuk mollusca merupakan cirri tubuh untuk massa visceral
tersebut. Massa viseral diselubungi oleh jaringan tebal yang disebut mantel.
c.
Mantel mebentuk rongga
mentel yang berisi cairan. Cairan tersebut merupakan tempat lubang insang,
lubang ekskresi dan anus. Selain itu mantel dapat mengekskresikan bahan
penyusun cangkang pada mollusca yang bercangkang.
System
saraf mollusca terdiri dari cincin saraf yang mengelilingi esophagus dengan
serabut saraf yang menyebar. Sistem pencernaan mollusca lengkap terdiri dari
mulut, esofagus, lambung, usus dan anus. Kelompok mollusca tertentu pada
mulutnya terdapat organ seperti rahang dan lidah yang dapat bergerak amju
mundur. Lidah bergigi yang melengkung kebelakang disebut radula. Radula
berfungsi untuk melumatkan makanan.
Tubuh
cephalopoda memanjang menurut sumbu dorsoventral, berbeda dengan tubuh mollusca
pada umumnya memanjang menurut sumbu anterio-posterior. Cephalopoda tidak
mempunyai bentuk kaki yang lebar dan datar seperti halnya mollusca lain. Bagian
lain kaki embrio cephalopoda tumbuh menjadi seragkaian tangan atau tentakel
yang mengelilingi mulut, dan bagian posteriornya membentuk corong (funnel atau
sifon) berotot pada bukaan rongga mantel.
Cangkang
cephalopoda umumnya mengecil dan terletak didalam atau lenyap, kecuali pada Nautilus. Cangkang Nautilus melingkar
pada suatu bidang datar (Planospiral) simetri bilateral dan menutup seluruh
tubuh beserta kepalanya. Hanya dua gelung terakhir yang tampak dari luar,
kerena kedua gelung (whorl) tersebut menutupi gelung-gelung yang lain yang
lebih kecil dan lebih tua. Bagian cangkang Nautilus
bersekat-sekat oleh septa menjadi kamar-kamar dan hany kamar terakhir yang
ditempati hewan tersebut. Sejalan dengan pertumbuhannya, secara periodic hewan
tersebut bergeser kedepan dan mantel dibagian posterior membentuk sekatan baru.
Dari ujung posterior massa visceral terdapat siphuncle yang memanjang hingga
keujung kamar tekecil dengan melalui lubang yang terdapat pada tiap septa.
Siphuncle ialah jaringan tubuh berbentuk seperti tali panjang yang berfungsi
untuk menghasilkan gas kedalam kamar-kamarkosong, akbatnya cangkang menjadi
ringan dan memudahkan Nautilus untuk
berenang.
6.2 FISIOLOGI
Cara
hidup mollusca secara heterotrof denagan
memakan ganggang, udang ikan, mollusca lainnya. Dan sisa-sisa organisme.
Habitat
mollusca dapat ditemukan didalam laut, air tawar maupun didarat. Beberapa jenis
hidup sebagi parasit pada mollusca lain atau pada polychaeta. Pada cephalopoda
mempunyai system pernapasan melalui aliran air dalam rongga mantel. System
peredaran darah tertutup. Alat ekskresi pada cephalopoda adalah nephridia,
sepasang pada coloeid dan dua pasang pada nautiloid.
Semua
cephalopoda adalah karnivora, mempunyai penglihatan yang tajam untuk memangsa,
mencari dan menggunakan tangan atau tentakelnya untuk menangkap memangsa. Kebanyakan
cephalopoda mempunyai system saraf yang terdiri atas beberapa pasang ganglia
yang letaknya berjauhan dan beberapa saraf penghubung. Alat indera pada cephalopa juga berkembang baik yaitu mata dan Statocyst.
6.3 REPRODUKSI
Sebagian
besar mollusca memiliki jenis kelamin yang berbeda (dioecious) dengan gonad
(ovarium dan testis)yang terletak didalam massa visceral, tetapi beberapa keong
dan bekicot bersifat hermaprodit. Siklus hidup beberapa mollusca laut juga
meliputi tahapan larva bersilia yang disebut trokofor (trochophore).
Mollusca
bereproduksi secara seksual. Oragan kelamin jantan dan betina umumnya terpisah
pada individu berbeda. Jenis siput bersifat hermaprodit. Organ reproduksi
terdapat pada massa visceral. Fertilisasi terjadi secara internal dan eksternal
sehingga menghasilkan telur. Telur berkembang menjadi larva. Kemudian larva
berkembang menjadi dewasa.
Pada
cephalopda umumnya dioecious, gonad erletak diujung posterior, selalu terjadi
perkawinan. Sperma yang dihasilkan testis dialirkan keseminal vesicle,
dikumpulkan dan dibungkus dalam semacam kapsul yang disebut spermatofora.
Kemudian semua spernatofora disimpan dalam kantung penyimpanan yang besar,
yaitu kantung Nedhaam yang mempunyai bukan dirongga mantel sebelah kiri.
6.4 MANFAAT DAN PERANAN
Peran
mollusca yang menguntungkan sebagai berikut :
· Sumber
makanan yang mengandung protein tinggi, misalnya tiram batu (Anemaea sp.), kerang (Anadara sp.), kerang hijau (Mytilus viridis), Tridacna sp. Sotong (sepia
sp.), cumi-cumi (loligo sp.), remis (Corbicula javanica), dan bekicot (Pinctada fulica).
· Perhiasan
misalnya tiram mutiara (Pinctada
margaritifera).
· Hiasan
daan kancing, misalnya dari cangkang tiram batu, Nautilus, dan tiram mutiara.
· Bahan
baku teraso, misalnya cangkang Tridacna sp.
Mollusca
yang merugukan antara lain karena merupakan haama tanaman budidaya dan organism
perantara penyebab penyakit. Bekicot dan keong sawah merupakan hama tanaman.
Siput air (Lymnaea) adalah inang
perantara cacing Fasciola hepatica. Cacing ini merupakan parasit
pada organ manusia dan hewan ternak.
6.5 PRAKTIKUM (PREPARAT PRAKTIKUM MOLLUSCA)
a.
Gambar,
keterangan gambar dan klasifikasi.
1.
Anadara
sp. (kerang darah)
Perbandingan
1: 2
Klasifikasi :
Kingdom : Animalia
Phylum : Mollusca
Class : Pelacypoda
Ordo : Taxodonta
Family : Archidae
Genus :
Anadara
Spesies :
Anadara sp.
Morfologi : Semua kerang-kerangan memiliki sepasang cangkang (disebut juga
cangkok atau katup) yang biasanya simetri cermin yang terhubung dengan suatu
ligamen (jaringan ikat). Pada kebanyakan kerang terdapat dua otot adduktor yang
mengatur buka-tutupnya cangkang. Kerang tidak memiliki kepala (juga otak) dan
hanya simping yang memiliki mata. Organ yang dimiliki adalah ginjal, jantung,
mulut, dan anus. Kerang dapat bergerak dengan "kaki" berupa semacam
organ pipih yang dikeluarkan dari cangkang sewaktu-waktu atau dengan
membuka-tutup cangkang secara mengejut.
Fisiologi : Sistem sirkulasinya terbuka, berarti tidak memiliki pembuluh darah.
Pasokan oksigen berasal dari darah yang sangat cair yang kaya nutrisi dan
oksigen yang menyelubungi organ-organnya. Makanan kerang adalah plankton,
dengan cara menyaring. Kerang sendiri merupakan mangsa bagi cumi-cumi dan hiu.
Reproduksi : Semua kerang adalah jantan ketika muda. Beberapa akan menjadi betina
seiring dengan kedewasaan.
2.
Conus sp.
Perbandingan 2 : 1
Klasifikasi :
Kingdom : Animalia
Phylum : Mollusca
Class : Gastropoda
Ordo : Neogastropoda
Genus :
Conus
Spesies :
Conus sp.
Morfologi :
insang sebuah dan tersusun dalam satu baris filamen, jantung beruang satu,
nefridium berjumlah satu buah, mulut dilengkapi dengan radula yang berjumlah
tiga buah atau kurang dalam satu baris. Hewan ini hidup di daerah pasang surut
beriklim tropis, pada batu karang yang bertemperatur panas, laut lepas pantai,
laut dangkal dan laut yang berlumpur
3.
Strombus
sp.
Perbandingan 1 : 2
Klasifikasi :
Kingdom : Animalia
Phylum : Mollusca
Class : Gastropoda
Ordo : Mesogastropoda
Genus :
Strombus
Spesies :
Strombus sp.
Morfologi :
Strombus, nama umum yang
conchs benar, adalah genus medium untuk siput laut besar dengan operkulum,
moluska gastropod laut dalam keluarga Strombidae, yang conchs benar dan kerabat
dekat mereka.
Ada sekitar 50 spesies hidup diakui, yang bervariasi dalam ukuran dari cukup kecil untuk sangat besar. Enam spesies hidup di kawasan Karibia yang lebih besar, termasuk Keong Ratu, dan Keong Fighting India Barat, Strombus pugilis. Habitat spesies conchs hidup di dasar berpasir di antara laut dan di perairan tropis. Dan memiliki cakar berbentuk operculum.
Ada sekitar 50 spesies hidup diakui, yang bervariasi dalam ukuran dari cukup kecil untuk sangat besar. Enam spesies hidup di kawasan Karibia yang lebih besar, termasuk Keong Ratu, dan Keong Fighting India Barat, Strombus pugilis. Habitat spesies conchs hidup di dasar berpasir di antara laut dan di perairan tropis. Dan memiliki cakar berbentuk operculum.
Fisiologi : Mereka
memakan alga memiliki tangkai mata yang panjang,
dengan mata cincin-ditandai berwarna-warni di ujungnya. Shell memiliki aperture
panjang dan sempit, dan kanal siphonal pendek, dengan indentasi lain di dekat
ujung anterior disebut lekukan stromboid. takik Di sinilah salah satu
mata dua batang menonjol dari shell.
Reproduksi : strombus tumbuh bibir menyala-nyala pada cangkang mereka
hanya setelah mencapai kematangan seksual. Kebanyakan strombus dipanen oleh nelayan sebelum
mereka mencapai tahap untuk kesempatan
bereproduksi. strombus bertelur dalam alur panjang:
telur yang terkandung dalam tabung agar-agar twisted.
4. Tridacna
sp.
Perbandingan 2 : 1
Klasifikasi :
Kingdom : Animalia
Phylum : Mollusca
Class : Bivalvia
Ordo : Veneroida
Family : Tridacnidae
Genus :
Tridacna
Spesies :
Tridacna sp.
Morfologi : Memiliki berat kerang
dengan galur 4-6 lipatan. Mantel yang berwarna cerah. Mereka tinggal
perairan dangkal terumbu karang di lautan yang hangat. hidup dalam simbiosis dengan alga fotosintetik (zooxanthellae). Dan juga
hidup dalam simbiosis dengan alga dinoflagellata fotosintesis (Symbiodinium)
yang tumbuh pada jaringan mantel umumnya
Sessile di usia dewasa.
Fisiologi
: Pada siang hari, mantel tridacna menerima sinar
matahari yang mereka butuhkan untuk photosynthesize, sedangkan pigmen warna untuk
melindungi kerang terhadap cahaya yang berlebihan dan radiasi UV. Tridacna sebagian
besar mendapatkan (70-100%) gizi dari ganggang dan sisanya dari filter makan. Bila
terganggu, cangkangnya akan menutup. Beberapa spesies digunakan sebagai makanan
laut.
Reproduksi :
memiliki kelamin terpisah atau berumah dua. Umumnya
pembuahan dilakukan secara eksternal. Untuk memudahkan memahami daur hidup Bivalvia.
5. Murex
sp.
Perbandingan 1 : 1
Klasifikasi :
Kingdom : Animalia
Phylum : Mollusca
Class : Gastropoda
Ordo : Neogastropoda
Genus : Murex
Spesies : Murex
sp.
6.
Lymmnaea
sp.
Perbandingan 1 : 1
Klasifikasi :
Kingdom : Animalia
Phylum : Mollusca
Class : Gastropoda
Ordo : Iformer
Genus :
Lymmnaea
Spesies :
Lymmnaea sp.
Morfologi
: Dikepala terdapat sepasang tentakel panjang
dan sepasang tentakel pendek. Pada tentakel panjang, terdapat
mata. Mata ini hanya berfungsi untuk membedakan gelap dan terang. Sedangkan
pada tentakel pendek berfungsi sebagai indera peraba dan pembau. Sistem
pencernaan dimulai dari mulut yang dilengkapi dengan rahang dari zat tanduk. Di
dalam mulut terdapat lidah parut atau radula dengan gigi kecil dari kitin.
Selanjutnya terdapat kerongkongan, kemudian lambung yang bulat, usus halus dan
berakhir di anus.
Fisiologi : Pernafasan menggunakan paru-paru. Alat ekskresi berupa sebuah
ginjal yang terletak dekat jantung. Hasil ekskresidikeluarkan ke dalam rongga
mantel. Sistem peredaran darah adalah system peredaran darah terbuka. Jantung
terdiri dari serambi dan bilik (ventrikel) yang terletak dalam rongga tubuh.
Sistem saraf terdiri atas tiga buah ganglion utama yakni ganglion otak
(ganglion cerebral), ganglion visceral atau ganglion organ-organ dalam dan
ganglion kaki (pedal). Ketiga ganglion utama ini dihubungkan oleh tali saraf
longitudinal, sedangkan tali saraf longitudinal ini dihubungkan oleh saraf transversal
ke seluruh bagian tubuh. Di dalam ganglion pedal terdapat statosit (statocyst)
yang berfungsi sebagai alat keseimbangan.
Reproduksi : Reproduksi pada lymnmnaea mempunyai alat jantan dan betina yang bergabung atau disebut
juga ovotestes. Bersifat hewan
hemafrodit, tetapi
tidak mampu melakukan autofertilisasi.
b.
Manfaat
dan Peranan dalam Perairan.
Sumber makanan yang
mengandung protein yang tinggi, misalnya pada tiram batu, kerang, kerang hijau.
Selain itu juga bisa dijadikan perhiasan pada tiram mutiara dan cangkang dari Tridacna sp. Bisa dijadikan bahan baku
teraso. Selain yang menguntungkan ada juga mollusca yang merugikan yaitu
bekicot dan keong sawah yang merupakan hama pada tanaman.
6.6
PRAKTIKUM
(PREPARAT PRAKTIKUM MOLLUSCA (cephalopoda))
a. Gambar, keterangan
gambar dan klasifikasi.
1.
Sepia sp. (blakutak)
Perbandingan
1 : 1 (ket : 8 buah lengan dan 2 tentakel)
Klasifikasi :
Kingdom : Animalia
Phylum : Mollusca
Class : Cephalopoda
Ordo : Sepiida
Family : Sepiidae
Genus :
Sepia
Spesies : Sepia sp.
Morfologi :
Mempunyai kantong tinta,cangkang di dalam tubuh terbuat dari kapur. Mempunyai 8
tangan dan 2 tentakel.
Fisilogi :
Sotong atau "ikan" nus adalah binatang yang hidup di perairan, khususnya sungai maupun laut
atau danau. Hewan ini dapat ditemukan di hampir semua perairan yang berukuran
besar baik air tawar, air payau, maupun air asin pada kedalaman bervariasi,
dari dekat permukaan hingga beberapa ribu meter di bawah permukaan. Sotong juga
merupakan makanan sejenis seafood.
2.
Octopus
sp. (gurita)
Perbandingan
2 : 1 (ket : 8 buah lengan tanpa tangan)
Klasifikasi :
Kingdom : Animalia
Phylum : Mollusca
Class : Cephalopoda
Ordo : Octopoda
Family : Octopodidae
Genus :
Octopus
Spesies : Octopus sp.
Morfologi : Gurita memiliki 8 lengan (bukan
tentakel)
dengan alat penghisap berupa bulatan-bulatan cekung pada lengan yang digunakan
untuk bergerak di dasar laut dan menangkap mangsa. Lengan gurita merupakan
struktur hidrostat muskuler yang
hampir seluruhnya terdiri dari lapisan otot tanpa tulang atau tulang rangka luar. Tidak
seperti hewan Cephalopoda lainnya, sebagian besar gurita dari subordo Incirrata mempunyai tubuh yang
terdiri dari otot dan tanpa tulang rangka dalam. Gurita tidak memiliki cangkang sebagai pelindung di
bagian luar seperti halnya Nautilus dan tidak memiliki cangkang dalam atau tulang
seperti sotong
dan cumi-cumi.
Paruh adalah
bagian terkeras dari tubuh gurita yang digunakan sebagai rahang untuk membunuh
mangsa dan menggigitnya menjadi bagian-bagian kecil. Tubuh yang sangat
fleksibel memungkinkan gurita untuk menyelipkan diri pada celah batuan yang
sangat sempit di dasar laut, terutama sewaktu melarikan diri dari ikan pemangsa
seperti belut laut Moray.
Fisiologi : Gurita mempunyai masa hidup yang relatif singkat dan beberapa
spesies hanya hidup selama 6 bulan. Spesies yang lebih besar seperti Gurita
raksasa Pasifik Utara yang beratnya bisa mencapai 40 kilogram bisa hidup
sampai 5 tahun di bawah kondisi lingkungan yang sesuai. Selubung bagian perut
tubuh gurita disebut mantel yang terbuat dari otot dan terlihat seperti
kantung. Gurita memiliki tiga buah jantung yang
terdiri dari dua buah jantung untuk memompa darah ke dua buah insang dan sebuah
jantung untuk memompa darah ke seluruh bagian tubuh. Darah gurita mengandung protein Hemosianin yang kaya dengan tembaga untuk
mengangkut oksigen.
Gurita bernafas dengan menyedot air ke dalam rongga mantel melalui kedua buah
insang dan disemburkan keluar melalui tabung siphon. Gurita memiliki insang dengan
pembagian yang sangat halus, berasal dari pertumbuhan tubuh bagian luar atau
bagian dalam yang mengalami vaskulerisasi. Gurita mempunyai sistem saraf yang
sangat kompleks dengan sebagian saja yang terlokalisir di bagian otak.
Reproduksi : Gurita jantan
hanya bisa hidup beberapa bulan setelah kawin dan gurita betina mati mati tidak
lama setelah bertelur. Kematian disebabkan kelalaian gurita untuk makan selama
sekitar satu bulan sewaktu menjaga telur-telur yang belum menetas. Gurita
jantan bereproduksi dengan meletakkan kantong spermatofora ke dalam rongga
mantel gurita betina menggunakan lengan istimewa yang disebut hectocotylus.
Lengan kanan ketiga biasanya menjadi hectocotylus. Pada beberapa
spesies, gurita betina bisa menjaga sperma agar tetap hidup sampai telur
menjadi matang. Setelah dibuahi, gurita betina bisa bertelur hingga sekitar
200.000 butir. Jumlah telur gurita bisa berbeda-beda bergantung pada
masing-masing individu, familia, genus atau spesies.
3.
Loligo
sp. (cumi-cumi)
Perbandingan
1 : 2 (ket : 8 buah lengan dan 2 tentakel)
Klasifikasi :
Kingdom : Animalia
Phylum : Mollusca
Class : Chepalopoda
Ordo : Tematoda
Family : Loligoidae
Genus :
Loligo
Spesies : Loligo sp.
Morfologi : Tubuh cumi-cumi dibedakan atas kepala. Leher dan badan. Di depan
kepala terdapat mata yang besar dan tidak berkelopak. Mata ini berfungsi
sebagai alat untuk melihat. Masih di dekat kepala terdapat sifon atau corong
berotot yang berfungsi sebagai kemudi. Jika ia ingin bergerak ke belakang,
sifon akan menyempurnakan air ke arah depan, sehingga tubuhnya bertolak ke
belakang. Sedangkan gerakan maju ke depan menggunakan sirip dan tentakelnya.
mempunyai kantong tinta, cangkang di dalam tubuh terbuat dari kitin.Mempunyai 8
tangan dan 2 tentakel.
Fisiologi : Di bagian perut tepatnya sebelah sifon akan ditemukan cairan tinta
berwarna hitam yang mengandung pigmen melanin. Fungsinya untuk melindungi diri.
Jika dalam keadaan bahaya cumi-cumi menyemprotkan tinta hitam ke luar sehingga
air menjadi keruh. Pada saat itu cumi-cumi dapat meloloskan diri dari lawan.
Sistem pembuluh darah cumi-cumi adalah sistem pembuluh darah tertutup, jadi
darah seluruhnya mengalir di dalam pembuluh darah. Hewan ini bernafas dengan
insang yang terdapat di rongga mantel. Sedangkan ekskresi dilakukan dengan
ginjal. Sistem pencernaan makanan terdiri atas: mulut, faring, kerongkongan,
lambung, usus buntu, usus dan anus. Juga dilengkapi dengan kelenjar pencernaan
yaitu kelenjar ludah, hati dan pankreas. Makanan cumi-cumi berupa ikan, udang
dan Mollusca lainnya.
Reproduksi : Alat reproduksinya terpisah, masing-masing dengan gonad yang
terletak dekat ujung rongga mantel.
b.
Manfaat dan peranan dalam perairan.
Manfaat
Mollusca : Sumber protein : cumi, gurita, kerang dan bekicot. Cangkang mollusca
untuk hiasan, kancing baju dan bahan traso. Penghasil mutiara contoh M.margaritivera.
Yang merugikan :Lymnea (siput air) inang perantara cacing hati Fasciola
hepatic
BAB VII
FILUM PRAKTIKUM KE 6
“ CRUSTACEA”
Crustacea
berasal dari bahasa Romawi (crusta = kulit/keraak). Adakalanya tebal dan
berduri tidak disukai predator. Ada sekitar 30.000 spesies yang termasuk
kedalam filum ini. Umumyan hewan ini terdapat diair tawar dan air lut (paling
baanyak ditemukan) anggota subfilum ini meliputi lobster, kepiting, udang dan
kopepoda.
Kebanyakan
jenis crustacea mendominasi plankton laut maupun aair tawar; beberapa jenis
merupakan benthos yang penting baik sebagai spesies interstisial maupun
makroskopis; dan tidak sedikit yang hidup sebagai parasit. Copepod, krill dan
rebon sebagai zooplankton laut mempunyai kedudukan sangat penting dalam rantai
makanan dilaut sebagai penghubung antara fitoplankton (produsen) dengan
predator. Keberhasilan crustacea hidup diperairan antara lain disebabkan oleh
anggota badannya yang bersendi-sendi.
7.1
MORFOLOGI
Pada
dasarnya crustacea dapat dibedakan menjadi kepala, thorax dan abdomen. Tiap
ruas tubuh mempunyai sepasang apendik (anggota badan) yang biramus dan
jumlahnya banyak. Namun dalam evolusinya trjadi pengurangan dan perubahan
banyak sesuai fungsinya.
Ruas-ruas
pembentukan kepala pada semua crustacea tumbuh menjadi satu, sedangkan
penyatuan beberapa ruas thorax atau ruas abdomen merupakan keadaan biasa.
Pembagian ruas-ruas tubuh pada jenis primitive tampak jelas, kecuali ruas-ruas
pembentuka kepala. Penyatuan kepala dengan satu, beberapa atau seluruh ruas
thorax disebut cephalotorax, dan biasanya tertutup kerapas (carapace) dibagian
dorsalnya. Karapas merupakan pelebaran dan melipatnya bagian posterior kulit
kepala, yang kadang-kadang menyatu dengan beberapa tergit. Dibelakangnya.
Biasanya tepi lateral karapas menutupi kedua sisi cephalotorax sebagian atau
seluruhnya, bahkan pada ostracoda menutup seluruh tubuh seperti cangkang kerang
pelecypoda.
Pada
kepala crustacea dewasa berturut-turut dari anterior ke posterior terdapat
sepasang antenna pertama, sepasang antenna kedua, sepasang mandibel mengapit
mulut atau menutupi bagaian ventral mulut, sepasang maksila pertama dan
sepasang maksila kedua.
Tubuh
crustacea dilapisi kutikula dan biasanya mengandung kapur. Prokutikula terdiri
atas tiga lapisan. Lapisan terluar tipis mengandung pigmen dan kapur, lapisan
kedua tebal berisi khitin yang tidak berwarna dan kapur, lapisanan terdalam
tipis, tidak berwarna dan tanpa kapur.
7.2
FISIOLOGI
a. Makanan dan cara makan.
Sifat
makan pada crustacean sangat beraneka raga, misalnya filterfeeder (penyaring
makanan) mendapat makanan dengan cara menyaring plankton, detritus dan bakteri
menggunakan setae, bukan cilia. Crustacea
pemakan bangkai, herbivora atau karnivora mempunyai apendik ruas-ruas
anterior atau apendik thorax yang berfungsi untuk mencengkram atau mengambil
makanan serta maksila dan mandibel yang berfungsi untuk memegang, menggigit dan
menggiling makanan. Banyak spesies dari crustacea yang menggunakan lebih dari
satu cara makan untuk mendapatkan makananya. Adajuga crustacean yang parasit.
b. Peredaran darah.
Bentuk
jantung bervariasi daari panjang sampai bulat dengan ostia sepasang sampai
beberapa pasang. Letak jantung biasanya dibagian dorsal thorax ataau
disepanjang badan. Darah dari jantung keluar melalui sebuah aorta aanterior,
sebuah aorta abdomen posterior, beberapa arteri lateral dan sebuah arteri
ventral.
Beberapaa
kelompok crustacea tidaak mempunyai sistem arteri. Dari ujung-ujung arteri,
darah mengalir kerongga-rongga daalam jaringan (lacuna) kemudian ke
sinus-sinuss penghubung. Darah kembali ke janntung melalui saluran sinus
tertentu, dan pada crustacea besar biasanya berbentuk seperti pembuluh balik.
Pada crustacea kecil, gerakan
apendikyang berirama gerak organ dalam seperti peristaltic pada saluran
pencernaan mempunyai peran penring dalam meningkatkan aliran darah.
c. Sistem pernapasan.
Biasanya
crustacea bernapas dengan insang. Namun kebanykan crustacea berukuran kecil
tidak meempunyai insang dan bernapas dengan seluruh permukaan tubuh. Aliran air
kea rah insang umumnya dihasilkan dari gerakan teratur sejumlah apendik.
Oksigen dalam pereedaran darah terdapat dalam bentuk larutan sederhana atau
terikat pada hemoglobin atau hemocyanin. Pigmen pernapasan larut dalam plasma,
tetapi adakalanya hemoglobin terdapat dalam otot dan jaringan saraf, bahkan
daalam telur beebrapa jenis crustacea.
d. Ekskresi dan
osmoregulasi.
Organ
ekskresi pada crustacea terdiri atas sebuah kantung ujung dan saluran ekskresi
yang berhubungan dengan bladder. Kelenjar antenna dan kelenjar maksila pada
kebanyakan crustacea bukan merupakan alat utama pembuangan sisa metabolism, dan
juga tidak memegang peran penting dalam osmoregulasi. Dalam hal ini insang
merupakan organ utama untuk menjaga keseimbangan kadar garam tubuh.
e. Sistem saraf dan alat
indera.
Sistem
saraf pada crustacea cenderung memusat menjadi semacam otak, dan terjadi
penyatuan ganglia. Pada kebanyakan jenis primitive, benang saraf ventral
tersusun seperti tangga tali. Otak berhubungan dengan saraf ke antenna pertama,
mata majemuk dan saraf melingkar eesofagus selanjutnya menuju benang saraf
ventral.
Alat
indera terdiri atas mata majemuk, bintik mata, tatocyst, proprioceptor, alat
peraba dan chemoreceptor. Mata majemuk terdapat pada hamper semua spesies
dewasa, biasanya terletak pada ujung tangkai yang dapat digerakan, tetapi
adakalanya sessile. Bintik mata selalu terletak digaris menengah (median) dan
khuus terletak pada stadium larva nauplius; terdiri atas 3 sampai 4 ocelli
berbentuk mangkuk pigmen; berfungsi untuk mendeteksi cahaya. Statocyst hanya
terdapat pada bebeerapa kelompok malacostraca. Proprioceptor merupakan alat
indera otot. Tiap organ terdiri aatass sejumlah sel otot yang mengalami modifikasi
special, berperan membantu mengatur kedudukan apendik. Chemoreceptor merupakan
alat indera untuk medeeteksi zat kimia, terdapat pada kedua pasang antenna dan
apendik mulut. Chemoreceptor yang umum terdapat pada kebanyakan crustacea.
7.3
REPRODUKSI
Gonad
biasanya panjang dan sepasang, terletak pada bagian dorsal thorax atau abdomen
atau kedua-duanya umumnya terjadi perkawianan, individu jantan biasanya
mempunyai apendik yang mengalami modifikasi untuk memegang betina, perubahan
didalam. Kebanyakan crustacea mengerami telurnya pada kantung pengeraman
didalam atau diluar tubuh. Kebanyakan spesies laut dan tawar telur menetas
menjadi larva nauplius yang planktonis. Nauplius hanya mempunyai 3 pasang
apendik; yaitu antenna pertama, antenna kedua dan mandibel;tubuh belum
beruas-ruas; dibagian tengah anterior (kepala) terdapat sebuah mata nauplius.
Setelah
mengalami beberapa kali pergantian kulit, secara bertahap terbentuk ruas-ruas
tubuh berikut apendiknya.
7.4
MANFAAT
DAN PERANAN
Jenis Crustacea yang menguntungkan manusia dalam beberapa
hal, antara lain:
1) Sebagai bahan makanan yang berprotein tinggi, misal udang,
lobster dan kepiting.
2) Dalam bidang ekologi, hewan yang tergolong zooplankton
menjadi sumber makanan ikan, misal anggota Branchiopoda, Ostracoda dan Copepoda.
Sedangkan beberapa Crustacea yang merugikan antara lain:
1) Merusak galangan kapal (perahu) oleh anggota Isopoda.
2) Parasit pada ikan, kura-kura, misal oleh anggota Cirripedia
dan
Copepoda.
3) Merusak pematang sawah atau saluran irigasi misalnya ketam.
7.5
PRAKTIKUM
(PREPARAT PRAKTIKUM CRUSTACEA)
a. Gambar, keterangan
gambar dan klasifikasi.
1. Scylla
sp. (kepiting)
Perbandingan 1 : 1
Klasifikasi :
Kingdom : Animalia
Phylum : Arthropoda
Class : Crustacea
Ordo : Decapoda
Family : Portunidae
Genus :.Scylla
Spesies : Scylla sp.
Morfologi : Kepiting mempunyai bentuk dan ukuran yang beragam tetapi seluruhnya mempunyai kesamaan pada bentuk tubuh. Seluruh kepiting mempunyai chelipeds dan empat pasang kaki jalan. Pada bagian kaki juga dilengkapi dengan kuku dan sepasang penjepit, chelipeds terletak di depan kaki pertama dan setiap jenis kepiting memiliki struktur chelipeds yang berbeda-beda. Chelipeds dapat digunakan untuk memegang dan membawa makanan, menggali, membuka kulit kerang dan juga sebagai senjata dalam menghadapi musuh. Di samping itu, tubuh kepiting juga ditutupi dengan Carapace. Carapace merupakan kulit yang keras atau dengan istilah lain exoskeleton (kulit luar) berfungsi untuk melindungi organ dalam bagian kepala, badan dan insang.
Kepiting sejati mempunyai lima pasang kaki; sepasang kaki
yang pertama dimodifikasi menjadi sepasang capit dan tidak digunakan untuk
bergerak. Di hampir semua jenis kepiting, kecuali beberapa saja (misalnya,
Raninoida), perutnya terlipat di bawah cephalothorax. Bagian mulut kepiting
ditutupi oleh maxilliped yang rata, dan bagian depan dari carapace tidak
membentuk sebuah rostrum yang panjang. Insang kepiting terbentuk dari
pelat-pelat yang pipih (phyllobranchiate), berfungsi untuk mengambil oksigen
biasanya sulit dilihat dari luar. Insang terdiri dari struktur yang lunak
terletak di bagian bawah carapace. Sedangkan mata menonjol keluar berada di
bagain depan carapace.
Fisiologi : Insang kepiting
terbentuk dari pelat-pelat yang pipih ("phyllobranchiate"), mirip
dengan insang udang,
namun dengan struktur yang berbeda. Kepiting terdapat di semua samudra dunia.
Ada pula kepiting air tawar dan darat, khususnya di wilayah-wilayah
tropis.
Reproduksi : Seperti hewan air lainnya reproduksi kepiting terjadi di luar tubuh, hanya saja sebagian kepiting meletakkan telur-telurnya pada tubuh sang betina. Kepiting betina biasanya segera melepaskan telur sesaat setelah kawin, tetapi sang betina memiliki kemampuan untuk menyimpan sperma sang jantan hingga beberapa bulan lamanya. Telur yang akan dibuahi selanjutnya dimasukkan pada tempat (bagian tubuh) penyimpanan sperma. Setelah telur dibuahi telur-telur ini akan ditempatkan pada bagian bawah perut (abdomen). Jumlah telur yang dibawa tergantung pada ukuran kepiting. Beberapa spesies dapat membawa puluhan hingga ribuan telur ketika terjadi pemijahan. Telur ini akan menetas setelah beberapa hari kemudian menjadi larva (individu baru) yang dikenal dengan “zoea”. Ketika melepaskan zoea ke perairan, sang induk menggerak-gerakkan perutnya untuk membantu zoea agar dapat dengan mudah lepas dari abdomen. Larva kepiting selanjutnya hidup sebagai plankton dan melakukan moulting beberapa kali hingga mencapai ukuran tertentu agar dapat tinggal di dasar perairan sebagai hewan dasar
2.
Portunus
sp. (rajungan)
Perbandingan 1 : 2
Klasifikasi :
Kingdom : Animalia
Phylum : Arthropoda
Class :
Crustacea
Sub class : Malacostraca
Ordo : Decapoda
Family : Portunidae
Genus :.Portunus sp.
Spesies : Portunus sp.
Morfologi
: Rajungan (Portunus sp.) memiliki bentuk
tubuh yang lebih ramping dengan capit yang lebih panjang dan memiliki berbagai
warna yang menarik pada karapasnya. Duri akhir pada kedua sisi karapas relatif
lebih panjang dan lebih runcing. Rajungan hanya hidup pada lingkungan air laut
dan tidak dapat hidup pada kondisi tanpa air. Dengan melihat warna dari karapas
dan jumlah duri pada karapasnya. Warna rajungan jantan adalah dasar biru dengan
bercak putih, sedangkan rajungan betina berwarna dasar hijau kotor dengan
bercak putih kotor. Induk rajungan mempunyai capit yang lebih panjang dari
kepiting bakau, dan karapasnya memiliki duri sebanyak 9 buah yang terdapat pada
sebelah kanan kiri mata. Bobot rajungan dapat mencapai 400 g, dengan ukuran
karapas sekitar 300 mm (12 inchi). Ukuran rajungan antara yang jantan dan
betina berbeda pada umur yang sama. Yang jantan lebih besar dan berwarna lebih
cerah serta berpigmen biru terang. Sedang yang betina berwarna sedikit lebih
coklat (Cowan, 1992).
Fisiologi : Rajungan
memiliki karapas berbentuk bulat pipih, sebelah kiri-kanan mata terdapat duri
sembilan buah, di mana duri yang terakhir berukuran lebih panjang. Rajungan
mempunyai 5 pasang kaki, yang terdiri atas 1 pasang kaki (capit) berfungsi
sebagai pemegang, 3 pasang kaki sebagai kaki jalan, dan 1 pasang kaki berfungsi
sebagai dayung untuk berenang. Nontji (1986) menyatakan rajungan mempunyai 5
pasang kaki jalan, di mana kaki jalan pertama ukurannya besar, memiliki capit
dan kaki jalan terakhir mengalami modifikasi sebagai alat berenang. Kaki jalan
pertama tersusun atas daktilus yang berfungsi sebagai capit, propodos, karpus,
dan merus. Sedangkan pada kaki kelimayang mengalami modifikasi pada daktilus
menyerupai dayung untuk berenang dan berbentuk pipih.
Reproduksi :
Perkawinan rajungan terjadi pada musim panas, dan terlihat yang jantan
melekatkan diri pada betina kemudian menghabiskan beberapa waktu perkawinan
dengan berenang. Disebutkan pula bahwa rajungan hidup pada kedalaman air laut
sampai 40 m (131 ft), pada daerah pasir, lumpur, atau pantai berlumpur.
Rajungan merupakan binatang karnivora. Makanan rajungan berupa ikan, binatang
invertebrata dan merupakan binatang karnivora.
3.
Penaeus
sp. (udang)
Perbandingan 1 : 1
Klasifikasi :
Kingdom : Animalia
Phylum : Arthropoda
Sub phylum : Mandibulata
Class : Crustacea
Sub class : Malacostraca
Ordo : Decapoda
Genus :.Penaeus
Spesies : Penaeus sp.
Morfologi :
Tubuh dibagi cephalotorax dan abdomen. Cephalotorax terdapat : mata faset
bertangkai, antena (panjang) Untuk keseimbangan, antenula (pendek) untuk alat peraba. Kaki 5 pasang terdiri dari
4 ps kaki jalan dan 1 pasang capit (seliped). Abdomen terdapat : kaki renang (5
pasang) ekor terdapat telson dan uropod (kemudi).
Fisiologi :
a. Sistem
digesti
Makanan udang adalah hewan akuatis yang kecil-kecil
& bahan organic busuk, alatnya; mulut, esophagus, lambung, kelenjar
pencernaan, usus, anus
b. Sistem
respirasi
Alat respirasi berupa
insang yang mengandung pembuluh-pembuluh darah, aliran air dalam ruang insang
terjjamin oleh adanya ruangan air yang merupakan cabang dari maksila kedua
c.
Sistem sirkulasi
Darah memasuki jantung
melalui 3 pasang ostium(lubang berklep) dan darah dipompa keluar melalui arteri
sinus(ruangan terbuka), termasuk system peredaran darah terbuka.
d.
System ekskresi
Terdiri dari 2 buah
kelenjar hijau(struktur seperti nefridium) yang mengeluarkan cairan berwarna
hijau.
e.
System saraf
Otak terdapat disebelah
dorsal arah anterior dan sebuah rantai ganglion-ganglion disebelah ventralpat
pada alat-alat tambahan anterior, mmata majemuknya bertangkai, organ
keseimbangan terdapat diantera
f.
System indra
Alat
pembau dan peraba sangat peka dan organ-organnya terilisasinya internal,
stadium embrional sampai menjadi larva berlangsung dan melekat di kaki renaang
hewan betina, bahkan larva yang telah menetas pun tetap bertau padanya untuk
beberapa lama, dalam proses menuju kedewasaanya larva ini berulanh kali
mengalami pergantian kulit atau molting.
Reproduksi : Udang menjadi dewasa dan bertelur hanya di habitat air laut. Betina mampu menelurkan 50.000 hingga 1 juta telur, yang akan menetas setelah 24 jam menjadi larva (nauplius). Nauplius kemudian bermetamorfosis memasuki fase ke dua yaitu zoea (jamak zoeae). Zoea memakan ganggang liar. Setelah beberapa hari bermetamorfosis lagi menjadi mysis (jamak myses). Mysis memakan ganggang dan zooplankton. Setelah tiga sampai empat hari kemudian mereka bermetamorfosis terakhir kali memasuki tahap pascalarva: udang muda yang sudah memiliki ciri-ciri hewan dewasa. Seluruh proses memakan waktu sekitar 12 hari dari pertama kali menetas. Pada tahap ini, udang budidaya siap untuk diperdagangkan, dan disebut sebagai benur. Di alam liar, postlarvae kemudian bermigrasi ke estuari, yang sangat kaya akan nutrisi dan bersalinitas rendah. Di sana mereka tumbuh dan terkadang bermigrasi lagi ke perairan terbuka di mana mereka menjadi dewasa. Udang dewasa merupakan hewan bentik yang utamanya tinggal di dasar laut.
4.
Gonadoctylaceus
sp. (udang mantis)
Perbandingan
1 : 1
Klasifikasi :
Kingdom : Animalia
Phylum : Arthropoda
Class : Crustacea
Ordo : Decapoda
Genus :.Gonadoctylaceus
Spesies : Gonadoctylaceus sp.
Morfologi
: Udang Mantis muncul
dalam berbagai warna, dari warna coklat ke warna neon terang. Meskipun mereka
yang umum dan di antara binatang pemangsa yang paling penting dalam banyak
dangkal, habitat laut tropis dan sub-tropis mereka kurang dipahami sebagai
spesies yang banyak menghabiskan sebagian besar hidup mereka di liang dan
lubang. Meskipun jarang terjadi, beberapa spesies yang lebih besar dari udang
mantis mampu menembus kaca akuarium dengan serangan tunggal dari senjata ini.
b. Manfaat dan peranan
dalam perairan.
Crustacea bisa dijadikan bahan makanan yang berprotein tinggi,
misal udang, lobster dan kepiting. Selain itu juga jenis lobster, udang dapat
dibudidayakan dalam air payau.
BAB VIII
FILUM PRAKTIKUM KE 7
“ECHINODERMATA”
Echinodermata
berasal dari bahasa Yunani (echinus = landak, derma = kulit) jadi echinodermata
merupakan hewan triploblastik, selomata yang mempunyai cirri khas adanya rangka
dalam (endoskeleton) berduri dan menembus kulit. Termasuk dalam filum
echinodermata antara lain yaitu bintang laut, bulu babi, teripang, umumnya
berukuran besar, yang terkecil berdiameter 1 cm. terdapat 6.750 spesies hidup,
tetapi keanekaragamannya pada masa kini lebih rendah dibandingkan dengan
jenis-jenis pada era palaezoikum.
8.1 MORFOLOGI
Ukuran
dan bentuk Echinodermata memiliki ukuran
tubuh yang seragam. Misalnya diameter diskus terkecil ada pada kelas
asteroidea, yaitu 2 cm. sedangkan diameter diskus besar ada pada kelas
Echinoidea, yaitu 36 cm.
Echinodermata
tidak mempuyai kepala; tubuh tersusun dalam sumbu oral dan aboral. Tubuh
tertutup epidermis yang tipis yang menyelubungi rangka mesodermal. Rangka
didalan terdiri atas ossicle atu pelat-pelat kapur yang dapat digerakan atau
tidak dapat digerakan. Bentuk dan letak ossicle tiap jenis adalah khas.
Permukaan
tubuh terbagi menjadi 5 bagian yang simetris, terdiri ats daerah ambulacra
tempat menjulurnya kaki tabung, dan daerah interambulakra yang tidak ada kaki
tabungnya.
Sistem
pembuluh air berfungsi untuk menggerakan kaki tabung dengan cara mengatur masuk
keluarnya air laut melalui madreporit. Alat pernapasan echinodermataialah
insang kulit (skil, gill, papula, dermal branchial) yang merupakan perluasan
rongga tubuh yang keluar melalui lubang-lubang kecil diantara ossicle kapur.
Sistem peredaran darah kompleks yaitu sistem sarafnya menyebar, subepiddermal,
artinya berhubungan erat dengan epidermis. Cincin saraf melingkar membentuk
segilimaa terletaak tepat dibawah epidermis peristome, sekitar mulut. Disini
menyebar serat-serat saraf ke esophagus dan bagian dalam peristome, sekitar
mulut. Dari cincin saraf berhubungan dengan saraf radial pada daerah ambulakrum
tiap tangan.
8.2 FISIOLOGI
Echinodermata
merupakan hewan yang hidup bebas, maakanannya bergantung paada jenisnya.
Makanannya misalnya kerang, plankton dan organism yang mati atau membusuk.
Habitat echinodermata hidup bebas didasar laut, dari daerah pantai sampai dasar
laut, mulai dari dari daerah litoral sampai kedalaman 6.000 m. daerah Indo
Pasifik terutama sekitar pulau-pulau Filipina, Kalimantan dan Papua merupakan
daerah yang kaya akan berbagai jenis lely laut, timun laut dan bintang ular.
Echinodermata
merupakan salah satunya filum dalam kingdom animalia yang anggotanya tidak ada
yang hidup sebagai paraasit. Beberapa hidup komensal atau merupakan ianang bagi
hewan lain sebagai tempat berlindung.
8.3 REPRODUKSI
Banyak
anggota filum echinodermata yang dioseus bersaluran reproduksi sederhana.
Fertilisasi berlangsung secara eksternal. Gamet dikeluarkan ke air. Air menjadi
media fertilisasi. Zigot berkembang menjadi larva yang simetri bilateral
bersilia. Larva menetap didasar laut dan memakan plankton. Larva mengalami
metamorphosis menjadi individu dewasa dengan simetri radial. Hewan ini juga
dapat melakukan regenerasi.
8.4
MANFAAT DAN PERANAN
Echinodermata
dimanfaatkan bagi manusia sebagai berikut :
· Makanan,
misalnya telur landak laut yang banyak dikonsumsi di Jepang.
· Bahan
penelitian mengenai fertilisasi dan perkembangan awal . Para ilmuan biologi
sering menggunakan gamet dan embrio landak laut.
Namun
bintang laut sering dianggap merugikan oleh pembudidaya tiram mutiara dan
kerang laut karena bintang laut merupakan predator hewan-hewan budidaya
tersebut.
8.5
PRAKTIKUM
(PREPARAT PRAKTIKUM ECHINODERMATA)
a. Gambar, keterangan
gambar dan klasifikasi.
1. Asterias
sp. (bintang laut)
Perbandingan
1 : 1
Klasifikasi :
Kingdom : Animalia
Phylum : Echinodermata
Class : Asteroidea
Ordo : Forsipulatida
Family : Asteridae
Genus : Asterias
Spesies : Asterias sp.
Morfologi :
Asteroidea sering disebut bintang laut.
Sesuai dengan namanya itu, jenis Di permukaan kulit tubuhnya terdapat duri-duri
dengan berbagai ukuran. Hewan ini banyak dijumpai di pantai dan di terumbu
karang. Mempunyai kulit keras dan kuat. ciri-ciri utama bintang laut pada umumnya
yaitu mempunyai lima lengan yang terhubungkan pada sebuah pusat keping tubuh
organisme ini dan dikenal akan keunikannya yang sangat spesifik yaitu kemampuan
untuk beregenerasi. Bila terpotong, umumnya bintang laut biasa akan
meregenarasi lengan-lengannya, begitu
juga dengan bagian tubuh lainnya
secara cepat. Seringkali, ada dua individu bintang laut yang berasal dan
bertumbuh dari beberapa bagian tubuh satu individu bintang laut.
Fisiologi :
cara makan yaitu dengan menekan lambungnya ke luar melalui mulut dan
mengeluarkannya di luar tubuh, dalam suatu proses yang disebut eversion
(sepertimemuntahkan). Pada waktu akan makan maka ia akan menempatkan dirinya
pada suatu substrat karang yang dianggap cocok, mengeluarkan lambungnya,
kemudian lambung ini akan melebar menutupi permukaan karang pada suatu area
yang hampir setengah dari diameter tubuhnya sendiri. Kemudian melalui
lambungnya ini akan dikeluarkan enzim-enzim pencernaan ke dalamjaringan tubuh
karang sehingga akan terurai karena proses cerna, setelah itu menyerap jaringan
tubuh yang sudah dicerna bersamaan dengan menarik lambungnya kembali. Karena
cara makan seperti inimemakanwaktu cukup lama (berjam-jam), maka makanhanya
sekali atau dua kali sehari, sekalipun banyak sekali karang yang tersedia.
Reproduksi : Mempunyai jenis kelamin terpisah, sehingga ada yang jantan dan
betina. Fertilisasi terjadi di luar tubuh, yaitu di dalam air laut. Telur yang
telah
dibuahi akan membelah
secara cepat menghasilkan blastula, dan selanjutnya
berkembang menjadi gastrula.
Gastrula ini berkembang menjadi larva. Larva atau disebut juga bipinnaria
berbentuk bilateral simetri. Larva ini berenang bebas didalam air mencari
tempat yang cocok hingga menjadi branchidaria, lalu
mengalami
metamorfosis dan akhirnya menjadi dewasa. Setelah dewasa bentuk
tubuhnya berubah menjadi radial simetri.
b. Manfaat
dan peranan dalam perairanan
Bagaimana jadinya jika di laut tidak ada
hewan Echinodermata. Para ahli
biologimembayangkan mungkin di laut akan menjadi limbah raksasa yang penuh denganbenda
berbau busuk. Laut bisa bersih seperti sekarang ini antara lain merupakanjasa
hewan Echinodermata. Hewan ini adalah pemakan bangkai, sisa-sisa hewan,
dan kotoran hewan laut lainnya. Oleh karena itu hewan ini sering disebut
sebagai hewan pembersih laut/pantai. Di samping itu Echinodermata juga
bisa merugikan, karena hewan laut ini sebagai pemakan tiram/kerang mutiara.
Juga ada diantara jenis bintang laut yang memakan binatang karang sehingga
banyak yang mati.
BAB IX
PENUTUP
PENUTUP
9.1 Kesimpulan
Berdasarkan
pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa Hewan avertebrata yaitu hewan yang
tidak memiliki tulang belakang serta memiliki morfologi yaitu bentuk tubuh,
struktur dan fungsi tubuh serta anatomi yang lebih sederhana dibandingkan dengan
kelompok hewan bertulang belakang. Selain itu juga hewan avertebrata memiliki
fisiologi baik cara makan, sistem pernapasan, pencernaan dan lain-lain. Juga
terdapat cara bereproduksinya baik secara aseksual maupun seksual tergantung
kepada jenis hewan-hewan avertebrata tersebut melakukan reproduksi. Dan hewan
avertebrata memiliki manfaat dan peranan yang menguntungkan maupun yang
merugikan.
9.2 Saran
Bagi
kita dan generasi akan datang sudah sepatutnya untuk memelihara menjaga dan
melestarikan kenanekaragaman hewan yang terdapat di Negara kita dan khususnya
di lingkungan kita. Supaya potensi lestari dapat terus berjalan dengan baik.
Kalau bukan kita siaapa lagi yang akan meljaga alam serta lingkungan . Mulailah
dengan cara yang simple yaitu mulai dari diri sendiri, mulai dari sekarang dan
mulai dari hal-hal yang kecil-kecil untuk menjaga limgkungan kita supaya tidak
cepat punah.
Kepada
para pembaca kalau ingin lebih mengetahui tentang bahasan ini bisa membaca buku
atau majalah-majalah yang memuat tentang keanekaragaman hewan khususnya
buku-buku yang memuat tentang avertebrata air. Selain itu tolong dilengkapi
preparat dalam praktikum, supaya mahasiswa dan mahasiswi untirta jurusan
perikanan belajarnya jadi lebih baik, teratur dan efektif.
DAFTAR PUSTAKA
Soedjono, dkk. 1996. Biologi SMU II. PT. Multi Adiwitata, Banding
Wahono, Lili, dkk., 1994. Biologi SLTP I. Banding; PT. Sarana Panca Karya
Rustam, Nuryani dan Otang Hidayat, 1994, Biologi SLTP II. Jakarta; Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Suwignyo
S., dkk. 2005. Avertebrata Air Jilid 1. Penebar Swadaya. Jakarta
Suwignyo
S., dkk. 2005. Avertebrata Air Jilid 2. Penebar Swadaya. Jakarta
Aryulina D., dkk. 2004.
Biologi SMA. Erlangga. Jakarta
Fikri Nurul. 2008. Modul Belajar. Erlangga. Jakarta
Santoso Imam. 2004. Biologi dan Kecakapan Hidup. Ganeca Exact. Jakarta
Rochman D., dkk. 2006. Intisari Biologi untuk SMA. Pustaka Setia. Bandung
D.A. Pratiwi, et.al. 2000. Buku Penuntun Biologi SMU Kelas I. Erlangga. Jakarta
Syamsuri, Istamar, dkk. 2000. Biologi SMU Kelas 1. Erlangga. Jakarta
Kepada Yth,
BalasHapusTo : PERUSAHAAN KONTRAKTOR
Di Tempat.
Up/attn : Pimpinan Perusahaan, HRD & Finance Manager , Accounting
Perihal : urat Perkenalan & Kerjasama
Terlampir : 1 Perincian Penerbitan Bank Garansi & Surety Bond
Dengan Hormat,
Salam hangat dari PT. JASA MULLYA ABADI (Consultan Bank Garansi Dan Asuransi)
Perkenankan kami untuk memperkenalkan perusahaan kami ,PT.JASA MULYA ABADI.
Dimana kami telah di back up beberapa perusahaan Asuransi Kerugian Swasta Nasional Maupun BUMN serta Perusahaan kami telah ditunjuk untuk memasarkan bank garansi yang terbitkan oleh Bank diantaranya:BANK BNI , BRI , BCA , BII , EXIM , DKI , BTN , SINARMAS , MUTIARA , AGRA , KALTIM , SUMSEL , BUMIPUTERA , serta bank dan Asuransi Penerbit lainnya.Pada kesempatan ini kami menawarkan kerjasama dibidang penerbitan bank Garansi / Surety bond,dimana didalam penerbitannya kami memberikan prosedur relatif mudah yaitu : NON COLLATERAL (Tanpa Agunan), Serta Jaminan polis siap kami antar.
Jasa General Insurance Bank Garansi Dan Asuransi Yang Kami Tawarkan Diantaranya :
Ø JAMINAN PENAWARAN (Bid Bond)
Ø JAMINAN PELAKSANAAN (Performance Bond)
Ø JAMINAN UANG MUKA (Advance Payment Bond)
Ø JAMINAN PEMELIHARAAN (Maintenance Bond)
1. Contractor all risk (CAR)
2. Conprenshive general liability ( CGL)
3. Workman compensation liability (WCL)
4. Automobile liability (AL)
5. Custom bond
6. Property all risk (PAR)
7. Erection all risk ( EAR)
8. Marine hull insurance (MH)
9. Cargo
10. Sp2d Akhir Tahun ( Surat Perintah Pencairan Dana )
11. Kredit Modal Kerja (KMK)
12. LC
Besar harapan kami kiranya perusahaan kami diberikan kesempatan dan kepercayaan untuk berpartisipasi dalam kegiatan perusahaan bapak/ibu kelola terutama dalam hal perlindungan terhadap resiko (Wan Prestasi) baik itu proyek yang sedang berjalan / akan dilaksanakan maupun proyek yang sudah berjalan kami memberikan prosedur yang relative mudah yaitu proses cepat serta jaminan polis siap di antar.
Demikianlah penawaran dari kami, semoga ini merupakan awal kerjasama yang baik dan berkesinambungan dimasa yang akan datang,atas perhatian dan kerjasamanya kami ucapkan terima kasih.
Salam.
IKHWAN YUZAR
Marketing
PT. JASA MULLYA ABADI
(Insurance – Bank Guarantee & Surety Bond)
Jl.Mustika 1 No. 29,Sumur batu, Kemayoran - Jakarta Pusat
Telp : 021-4260719 (Hunting)
Fax : 021-4252048
Email : ikhwan.jma@gmail.com
Mobile :081295823316