Laporan
Praktikum Diversifikasi Pengolahan Serang, 04 Desember 2012
INOVASI PRODUK “BROWNIES IKAN BANDENG”
Oleh:
Adelaide
M.U 4443090564, Eka Prasetya S 4443092920, Esra MM. Sinaga 4443092223, Siska
Nuraeni 4443090090, Siti Lulu AM 4443091070
JURUSAN PERIKANAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
Jl. Raya Jakarta Km 4. Kota Serang Provinsi
Banten
ABSTRAK
Telah dilakukan inovasi produk perikanan berupa
pembuatan brownies ikan bandeng. Dimana pada umumnya brownies hanya mengandung
lemak, akan tetapi dengan melakukan penambahan ikan kedalam brownies ini dapat
menigkatkan kandungan gizi khususnya protein. Pembuatan brownies ikan bandeng
ini dilaksanakan pada 04 desember 2012 di laboratorium pengolahan jurusan
perikanan fakultas pertanian. Hasilnya brownies ikan bandeng ini merupakan
salah satu alternatif penganekaragaman produk perikanan dan mempunyai nilai
ekonomis untuk dipasarkan.
Kata
kunci : Brownies, Ikan bandeng, Protein, Analisis usaha
ABSTRACT
Fishery
product innovation has been done be making brownies milkfish. Which
generally contains only fat
brownies, but with the addition of fish into
these brownies can
boost the nutritional content of particular proteins. Making
brownies milkfish was held on 04 December
2012 in the laboratory processing of fishery department
of agriculture faculty. The result brownies milkfish
is one alternative diversification of fishery products and have economic value to the market.
Keywords: Brownies, milkfish, Protein, business analysis
Keywords: Brownies, milkfish, Protein, business analysis
PENDAHULUAN
Margono et al., 1993. Mengatahkan ikan merupakan salah satu sumber protein
hewani yang banyak dikonsumsi masyarakat, mudah didapat, dan harganya murah.
Namun ikan cepat mengalami proses pembusukan. Oleh sebab itu pengolahan ikan
perlu diketahui oleh masyarakat. Untuk mendaptakan hasil olahan yang bermutu
tinggi diperlukan perlakuan yang baik selama proses pengolahan, seperti :
menjaga kebersihan bahan dan alat yang digunakan, menggunakan ikan yang masih
segar, serta garam yang bersih. Manfaat mengkonsumsi ikan sudah banyak
diketahui orang karena ikan merupakan makanan utama dalam lauk sehari-hari yang
memberikan efek awet muda dan harapan untuk hidup lebih tinggi dari negara yang
lain. Pengolahan ikan dengan berbagai cara dan rasa menyebabkan orang
mengkonsumsi ikan lebih banyak.
Kegiatan pengolahan hasil perikanan merupakan aktivitas penting dalam
kegiatan bisnis perikanan. Di samping untuk memanfaatkan ikan yang tidak laku
dijual dalam bentuk ikan segar atau ikan yang kurang digemari masyarakat,
kegiatan pengolahan juga berperan dalam diversifikasi produk olahan ikan.
Dengan adanya diversifikasi produk olahan, memungkinkan adanya pengembangan
produk baru yang lebih diminati masyarakat, sehingga dapat meningkatkan nilai
tambah produk olahan ikan terebut. Selama ini kegiatan pengolahan hasil
perikanan pada umumnya dilakukan oleh perempuan pengolah ikan dengan berbekal
keterampilan seadanya (Yuliana dan Idha, 2010).
Salah satu produk olahan ikan bandeng adalah brownies ikan bandeng.
Pembuatan brownies ikan bandeng menjadi alternative pengolahan hasil perikanan
dalam rangka penganekaragaman produk perikanan. Ikan bandeng hasil sangat potensial
untuk dijadikan bahan makanan atau bahan tambahan pada bahan pangan. Ikan bandeng
memiliki kandungan
gizi yang cukup tinggi diantaranya memiliki kandungan karbohidrat, serat,
protein yang sangat bermanfaat untuk kesehatan tubuh manusia.
Brownies ikan bandeng ini memiliki nilai tambah gizi
yakni protein. Untuk itulah sangat baik untuk pertumbuhan. Kalau brownies biasa
hanya mengandung lemak, sedangkan brownies ikan bandeng mengandung protein.
Pengolahan brownies ini menggunakan teknologi pengolahan nilai tambah produk
perikanan. Selain untuk kesehatan, pembuatan brownies ikan bandeng juga
merupakan cara untuk menambah produk perikanan.
Tujuan dilaksanakannya inovasi produk perikanan melalui pembuatan brownies
ikan bandeng yakni untuk mengetahui proses pembuatan brownies ikan bandeng,
menambah nilai gizi protein dari brownies serta sebagai alternatif penganekaragaman
produk perikanan.
TINJAUAN PUSTAKA
Ikan Bandeng (Chanos chanos)
Ikan bandeng yang dalam bahasa latin adalah Chanos
chanos, bahasa Inggris Milkfish, dan dalam bahasa Bugis Makassar Bale
Bolu, pertama kali ditemukan oleh seseorang yang bernama Dane Forsskal pada
Tahun 1925 di laut merah.
Bandeng mampu mentolelir salinitas perairan yang luas
(0- 158 ppt) sehingga digolongkan sebagai ikan eurihalin. Ikan muda dan dewasa
dapat menyesuaikan diri pada perubahan salinitas. Ikan ini juga dapat bertahan
pada perubahan jumlah makanan yang tiba-tiba. Makanan alami mereka adalah
bentos dan fitoplankton. Ikan bandeng mampu beradaptasi terhadap perubahan
lingkungan yakni suhu, pH, dan kekeruhan air serta tahan terhadap serangan
penyakit (Schuster 1959; Ghufron dan Kardi 1997).
Gambar 1. Ikan Bandeng (Chanos chanos Forsskal)
Menurut Sudrajat (2008) taksonomi dan klasifikasi
ikan bandeng adalah sebagai berikut:
Kingdom
: Animalia
Phylum
: Chordata
Subphylum
: Vertebrata
Class : Osteichthyes
Ordo
: Gonorynchiformes
Family
: Chanidae
Genus
: Chanos
Spesies
: Chanos chanos
Nama
dagang : Milkfish
Nama lokal : Bolu, muloh, ikan agam
Identifikasi Ikan Bandeng (Chanos chanos)
Menurut Ghufron (1994), ikan Bandeng (Chanos
chanos Forsk) dapat tumbuh hingga mencapai 1,8 m, anak ikan Bandeng (Chanos
chanos Forsk) yang biasa disebut nener yang biasa ditangkap di pantai
panjangnya sekitar 1 -3 cm, sedangkan gelondongan berukuran 5-8 cm. Ikan
bandeng termasuk jenis ikan eurihalin, sehingga ikan bandeng dapat dijumpai di
daerah air tawar, air payau, dan air laut. Selama masa perkembangannya, ikan
bandeng menyukai hidup di air payau atau daerah muara sungai. Ketika mencapai
usia dewasa, ikan bandeng akan kembali ke laut untuk berkembang biak
(Purnomowati, dkk., 2007). Pertumbuhan ikan bandeng relatif cepat, yaitu
1,1-1,7 % bobot badan/hari (Sudrajat, 2008), dan bisa mencapai berat rata-rata
0,60 kg pada usia 5-6 bulan jika dipelihara dalam tambak (Murtidjo, 2002).
Ikan bandeng mempunyai kebiasaan makan pada siang
hari. Di habitat aslinya ikan bandeng mempunyai kebiasaan mengambil makanan
dari lapisan atas
dasar
laut, berupa tumbuhan mikroskopis seperti: plankton, udang renik, jasad renik,
dan tanaman multiseluler lainnya. Makanan ikan bandeng disesuaikan dengan
ukuran mulutnya, (Purnomowati, dkk., 2007). Pada waktu larva, ikan bandeng
tergolong karnivora, kemudian pada ukuran fry menjadi omnivore. Pada
ukuran
juvenil termasuk ke dalam golongan herbivore, dimana pada fase ini juga
ikan
bandeng sudah bisa makan pakan buatan berupa pellet. Setelah dewasa, ikan
bandeng
kembali berubah menjadi omnivora lagi karena mengkonsumsi, algae, zooplankton,
bentos lunak, dan pakan buatan berbentuk pellet (Aslamyah, 2008).
Morfologi Ikan Bandeng (Chanos chanos)
Secara eksternal ikan bandeng mempunyai bentuk
kepala mengecil dibandingkan lebar dan panjang badannya, matanya tertutup oleh
selaput lendir (adipose). Sisik ikan banding yang masih hidup berwarna perak, mengkilap
pada seluruh tubuhnya. Pada bagian punggungnya berwarna kehitaman atau hijau
kekuningan atau kadang-kadang albino, dan bagian perutnya berwarna perak serta
mempunyai sisik lateral dari bagian depan sampai sirip ekor. Pada ikan bandeng
ukuran juvenil dan dewasa jumlah sirip dorsal II :12-14, anal II: 8 atau 9,
sirip dada I: 15-16, sirip bawah I:10 atau 11 dan mempunyai sisik lateral dari
bagian depan sampai caudal antara 75-85, dan tulang belakang berjumlah 44 ruas.
Komposisi Kimia Ikan Bandeng (Chanos chanos)
Ikan merupakan pangan
yang bergizi. Tabel 1 menunjukkan komposisi kimia ikan bandeng.
Tabel 1 Komposisi kimia ikan
bandeng (Chanos chanos)
Zat
gizi
|
Jumlah
|
Satuan
|
Kalori
|
126
|
Kalori
|
Protein
|
17,4
|
Gram
|
Lemak
|
5,7
|
Gram
|
Air
|
60,2
|
Gram
|
Kalsium
|
43,4
|
Milligram
|
Fosfor
|
138
|
Milligram
|
Besi
|
0,3
|
Milligram
|
Vitamin A
|
85
|
Milligram
|
Vitamin B6
|
0,4
|
Milligram
|
Vitamin B12
|
2,9
|
Milligram
|
Sumber:
www.nutritiondata.com (2007)
Brownies
Brownies adalah sebuah
penganan yang dipanggang atau dikukus yang berbentuk persegi, datar atau bar
dikembangkan di Amerika
Serikat pada akhir abad
ke-19 dan dipopulerkan di Amerika Serikat dan Kanada pada paruh pertama abad ke-20. Brownies merupakan produk bakeri yang
termasuk dalam kategori cake. Produk bakeri meliputi roti, cookies dan cake.
Cake merupakan produk yang banyak dikonsumsi (Bakke dan Viokers, 2007). Produk
ini termasuk sebagai intermediate moisture foods dengan total kadar air lebih
rendah 10-20% dari roti (Cavvain et al.
2006).
Saat ini banyak dijumpai brownies yang diperkaya dengan protein dan
karbohidrat, namun hingga saat ini sumber protein yang berasal dari ikan masih
jarang digunakan pada brownies. Pengkayaan protein yang berasal dari daging
ikan akan mempengaruhi karakteristik brownies secara fisik, kimiawi dan
organoleptik.
Mutu Brownies Berdasarkan SNI
Brownies merupakan pangan yang termasuk kedalam bakeri yang meliputi
roti. Berikut disajikan mutu roti dalam SNI pada tabel 2.
Tabel
2. Mutu roti berdasarkan SNI
METODOLOGI
Waktu
dan Tempat
Praktikum Inovasi Produk “Pembuatan Brownies Ikan Bandeng” dilakukan pada hari selasa 04 Desember 2012 pukul 13.00–16.00 WIB
di Laboraturium Pengolahan Jurusan Perikanan Fakultas Pertanian Universitas
Sultan Ageng Tirtayasa Serang Banten
Alat
dan Bahan
Alat-alat yang
digunakan dalam pembuatan brownies ikan bandeng terdiri dari panci pengukus,
piau, talenan, baskom, alat pengaduk, loyang, kompor, timbangan. Sedangkan
bahan-bahannya terdiri dari ikan bandeng, telur,
gula pasir, cokelat bubuk, TBM, tepung terigu, tepung maizena, susu sachet
cokelat, mentega, dan mesis.
Tahap Pembuatan
Tahap pembuatan brownies ikan
bandeng langkah awal dimulai dengan dibersihkan ikan, dikeluarkan kotoran dalam
perut ikan, sisik, kepala dan ekor kemudian dikukus selama 15 menit. Setelah
itu ditiriskan dan dipisahkan antara daging dan tulang lalu dihaluskan daging
tersebut.
Kemudian proses pembuatan adonan
brownis yaitu dengan cara telur dan gula dicampur sampai mengembang dan
dimasukkan bahan pengembang (TBM). Setelah adonan res, dimasukkan cokelat, susu
sachet, tepung terigu, tepung maizena.. Tahap terakhir yaitu dimasukkan ikan
yang telah dihaluskan dan mentega yang telah dicaikan lalu diaduk lagi sampai
tercampur rata. Setelah adonan kue telah siap, masukkan adonan kue ke dalam
cetakkan dan siap untuk di dikukus selama 30 menit. Diagram alir proses pembuatan
brownies ikan bandeng disajikan pada gambar 2.
Penirisan
|
Penyiangan
(Sisik,
Isi perut, Kepala, Ekor)
|
Pengukusan
15
menit
|
Pengukusan
30
menit
|
Persiapan
Adonan
|
Pemisahan Daging dan Tulang
|
1. Telur
dan Gula pasir campur hingga mengembang
2. Masukkan
TBM, Vanili, T.Terigu, T.Maizena, Cokelat bubuk, Susu sachet
3. Masukkan
Mentega cair, Daging ikan bandeng yang telah halus.
|
Formulasi
:
- Telur
: 4 butir
- Gula
pasir : 2 gelas
- T.
Terigu : 2 gelas
- T.
Maizena : 2 sendok
- Cokelat
bubuk : 15 gr
- TBM
: 1 sendok
- Susu
Sachet : 1 bks
- Mentega
cair : 3 sendok
- Vanili
: 1 bks
- Mesis
: secukupnya
- Ikan
Bandeng : 10 gr
|
BROWNIES
IKAN
BANDENG
|
Ikan
Bandeng
|
Daging
Ikan Bandeng
Yang
telah halus
|
Gambar 2.
Diagram Alir Proses Pembuatan Brownies Ikan Bandeng
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pemasaran
Produk panganan
brownies ikan bandeng untuk sasaran pemasaran serta konsumennya meliputi :
warung atau toko-toko kecil disekitar lingkungan rumah, kantin kampus dan
sekolahan, mahasiswa/i, anak-anak, ibu rumah tangga dan masyarakat umum.
Kelebihan
dan Keunggulan
Kelebihan dan
keunggulan dari brownies ikan bandeng yakni apabila pada umumnya brownies
cokelat biasa tanpa penambahan ikan hanya mengandung lemak. Akan tetapi
brownies ikan bandeng ini mengandung protein sehingga bermanfaat untuk
meningkatkan nilai gizi dan tentunya rasa serta aroma brownies ini tidak
menimbulkan rasa dan bau amis. Tetapi rasa dan aromanya tetap seperti brownies
pada umumnya.
Kendala
Produk
Masih perlu adanya
sosialisasi dalam hal pemasaran khususnya rasa dari brownies ikan bandeng ini,
karena masyarakat pada umumnya mencirikan bahwa brownies yang ditambahkan ikan
bandeng akan menimbulkan rasa yang amis. Sehingga daya tarik terhadap brownies ikan
bandeng kurang terlalu diminati.
Analisis
Usaha
Analisa usaha pembuatan “Brownies Ikan Bandeng” dalam 1x produksi. Asumsinya adalah sebagai berikut :
-
Produksi dilakukan di rumah sendiri (tanpa
biaya sewa)
-
Tenaga kerja dilakukan oleh kelompok 5
semester 7.A (tanpa upah tenaga kerja)
-
1 x produksi menghasilkan 3 loyang
brownies ikan benadeng
-
1 loyang brownies ikan bandeng dijual
dengan harga Rp 45.000,-
-
Harga satuan brownies dijual dengan harga
Rp. 2.000,-
1. Investasi
Investasi dalam produksi pembuatan brownies ikan
bandeng dapat dilihat pada tabel 3.
Tabel 3. Biaya Investasi Produksi Brownies Ikan Bandeng
No
|
Bahan
|
Jumlah
|
Harga satuan (Rp)
|
Total (Rp)
|
1
|
Loyang (3th)
|
3
|
3000
|
9.000
|
3
|
Kompor gas (5th)
|
1
|
300.000
|
300.000
|
5
|
Mixer (3th)
|
1
|
300.000
|
300.000
|
6
|
Timbangan
duduk (5th)
|
1
|
75.000
|
75.000
|
7
|
Baskom (5th)
|
1
|
10.000
|
10.000
|
9
|
Sendok makan (5th)
|
1
|
1.500
|
1.500
|
10
|
Pisau (3th)
|
1
|
5.000
|
5.000
|
11
|
Talenan (3th)
|
1
|
4.000
|
4.000
|
12
|
Panci pengukus
|
2
|
150.000
|
300.000
|
Total biaya
|
1.004.500
|
2. Biaya Produksi
Biaya produksi dalam pembuatan brownies ikan bandeng dapat dilihat pada
tabel 4.
Tabel 4. Biaya Produksi
Brownies Ikan Bandeng
No
|
Bahan
|
Jumlah
|
Harga satuan (Rp)
|
Total (Rp)
|
1
|
Toples
|
3 buah
|
8.000
|
16.000
|
2
|
Telur
|
6 butir
|
1.000
|
6.000
|
3
|
Gula pasir
|
1kg
|
13.000
|
13.000
|
4
|
Tepung terigu
|
1kg
|
12.500
|
12.500
|
5
|
Tepung Maizena
|
1 bungkus
|
6.000
|
6.000
|
6
|
Cokelat bubuk
|
1 bungkus
|
20.000
|
20.000
|
7
|
Vanili bubuk
|
3 bungkus
|
1.000
|
1.000
|
8
|
Margarin
|
1 bungkus
|
4.000
|
4.000
|
9
|
Ikan bandeng
|
3 ekor
|
3.000
|
9.000
|
11
|
TBM
|
1 cup
|
5.000
|
5.000
|
12
|
Susu sachet
|
3 bungkus
|
1.000
|
3.000
|
13
|
Mesis
|
2 bungkus
|
4.000
|
8.000
|
Total biaya
|
103.500
|
a.
Pendapatan
Pendapatan = Harga brownies/loyang
x Total produksi
= Rp 45.000,-
x 3 loyang/produksi
= Rp 135.000,-
b. Keuntungan 1x produksi
Keuntungan = Penerimaan – Total biaya produksi
= Rp 135.000,- – Rp 103.500,-
= Rp 31.500,-
KESIMPULAN dan SARAN
Kesimpulan
Dari hasil inovasi produk pembuatan brownies ikan dapat disimpulkan bahwa
brownies dengan penambahan ikan bandeng sangat baik untuk kesehatan karena
mengandung protein didalamnya. Proses pembuatan brownies ikan bandeng ini
tergolong mudah dilakukan serta memiliki nilai ekonomis untuk dipasarkan dan
merupakan alternatif penganekaragaaman produk perikanan.
Saran
Sebaiknya untuk praktikum kedepannya ikan yang digunakan bisa diganti
dengan mencoba ikan air laut. Serta bahan dan peralatan yang digunakan lebih dipersiapkan.
DAFTAR PUSTAKA
Achmad Fathony. 2011.
Laporan Praktikum Teknologi Hasil Perikanan Modern “Cookies Ikan Tenggiri”. Teknologi Hasil Perikanan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya. Malang.
Eko Susanto. 2010.
Pengolahan Bandeng (Channos channos Forsk)
Duri Lunak. Program Penyuluhan Bagi
Masyarakat Pesisir di Kabupaten Batang tanggal 27 – 28 Juli 2010. Staf Pengajar Program Studi Teknologi Hasil
Perikanan, Jurusan Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Diponegoro Semarang.
Nur Fajrie Machmud
dkk. 2012. Pengkayaan Protein Dari Surimi Lele Dumbo Pada Brownies Terhadap
Tingkat Kesukaan. Jurnal Perikanan dan Kelautan. Vol. 3, No. 3 September
2012:183-191.
http://id.wikipedia.org/wiki/Brownies. Diakses 07 Desember 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar