BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar belakang
Istilah budidaya merupakan sesuatu kegiatan yang direncanakan dan
dilaksanakan dengan melibatkan manusia (pengusaha) serta seluruh karakter yang
terkait dengannya (secara manusiawi sosial & psikologis, maupun secara
kegiatan bisnis/usaha -ekonomi). Kegiatan-kegiatan yang umum termasuk di dalamnya
adalah budidaya ikan, budidaya udang, budidaya tiram, serat budidaya rumput
laut (alga). Dengan batasan di atas, sebenarnya cakupan budidaya perairan
sangat luas namun penguasaan teknologi membatasi komoditi tertentu yang dapat
diterapkan.
Akuakultur adalah kegiatan untuk memproduksi biota (organisme ) akuatik
dilingkungan terkontrol dalam rangka mendapat keuntungan (profit). Dalam usaha
akuakultur mencakup :
a. Pembenihan ikan : Pembenihan yaitu usaha untuk menghasilkan ikan ukuran kebul (benih ukuran 2-3
cm). Usaha ini dimulai dari pemeliharaan induk untuk mencapai kematangan
kelamin, pemijahan, penetasan, pemeliharaan larva hingga pendederan pertama.
b. Pembesaran : Pembesaran sendiri
meliputi Efesiensi pakan dan Konversi pakan
c. Nutrisi pakan : Terdiri dari Formula
pakan dan Nilai gizi
d. Kualitas air
e. Sistem pengadaan sarana dan prasarana
produksi akuakultur : Prasarana produksi yang meliputi Pemilihan lokasi,
Pengadaan bahan dan Pembangunan fasilitas produksi sedangkan dari Sarana
produksi meliputi Pengadaan induk, Benih, Pakan, Pupuk, Obat-obatan, Pestisida,
Peralatan akuakultur dan, Tenaga kerja.
1.2. Tujuan
Tujuan dari akuakultur
adalah untuk memproduksi ikan dan akhirnya akan mendapat keuntungan serta
memenuhi kebutuhan hidup manusia dalam hal pangan dan bukan pangan. Secara
sfesifik, tujuan dari akuakultur adalah : Produksi makanan, Perbaikan stok alam,
Produksi ikan untuk rekreasi, Produksi ikan umpan, Produksi ikan hias, Daur
ulang bahan organik dan Produksi bahan industry
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Deskripsi ikan Silver Dollar (Metynnis hypsauchen)
Ikan silver dollar merupakan ikan introduksi yang didatangkan dari sungai
amazon, amerika Selatan. Ikan ini merupakan salah satu jenis ikan hias air
tawar yang memiliki nilai ekonomis tinggi bukan hanya sebagai komoditi
lokal, tetapi juga merupakan komoditi ekspor, sehingga ikan ini mempunyai
potensi yang tinggi untuk dikembangkan sebagai ikan komersial.
Permasalahan yang timbul dalam pengembangan ikan ini diantaranya adalah
penyediaan benih masih sulit. Salah satu penyebab sulitnya penyediaan
benih ini adalah masih sulitnya ikan ini dipijahkan dalam wadah budidaya,
derajat penetasan dan kelangsungan hidup larva rendah. Salah satu cara
yang telah dilakukan untuk menanggulangi permasalah tersebut adalah
pemijahan secra buatan dengan rangsangan hormonal. Menurut Bellies (2010)
klasifikasi ikan silver dollar sebagai berikut :
Phylum : Chordata
Classes : Actinopterygii
Ordo : Characlformes
Familia : Characidae
Spesies : Metynnis hypsauchen
2.2. Morfologi ikan Silver Dollar (Metynnis hypsauchen)
Ikan ini termasuk kedalam famili Characidae. Bentuk badannya pipih
dan panjangnya dapat mencapai 15 cm. Warna badan dan perutnya perak
mengkilap dan agak keabu-abuan pada bagian punggungnya.
Jenis kelamin ikan ini relatif mudah dibedakan setelah dewasa dengan
melihat sirip analnya. Sirip anal ikan silver dollar betina agak meruncing
dibagian depannya dan berwarna jingga cerah atau merah menyolok bila telah
matang gonad. Sedangkan ikan jantannya memiliki sirip anal yang
bundar dibagian depannya dan berwarna jingga jika telah matang gonad,
tetapi warna ini kurang mencolok dibandingkan dengan betinanya. Ikan ini
termasuk herbivora, memakan daun-dauanan seperti selada air dan tanaman
air lainnya yang berdaun lunak. Ikan silver dollar sudah dapat dipijahkan
pada pH air 6.8-7.0 dengan suhu air 26-30 0C.
Gambar 1. Ikan Silver Dollar (Metynnis hypsauchen)
2.3. Pemeliharaan induk ikan Silver Dollar (Metynnis hypsauchen)
Pemijahan induk silver dollar jantan dan betina dilakukan secara terpisah
dalam akuarium kaca yang berukuran cm yang ditempatkan pada ruangan
tertutup. Pemeliharaan secara terpisah ini dimaksudkan agar ikan dapat
matang gonad serentak dan tidak terjadi pemijahan liar yang tidak
dikehendaki. Akuarium tempat pemeliharaan induk diisi air setinggi 35 cm
serta diberi aerasi. Dalam satua kuarium dimasukkan sekitar 10
ekor induk. Untuk menjaga kualitas air pemeliharaan induk dilakukan
pergantian air dua hari sekali sebanyak ¼ bagian atau tergantung
kebutuhan.
Pemberian makanan kepada induk dilakukan dua kali sehari, yaitu pagi dan
sore hari berupa larva Chironomus (chu merah) beku atau segar, atau cacing
rambut yang diselingi dengan memberikan selada air. Induk ikan dipelihara
hingga matang gonad atau siap dipijahkan.
Induk ikan silver dollar yang matang gonad dapat dilihat dari penampakan
tepi sirip ekor yang berwarna merah tua kehitaman, operkulum (tutup
insang) berwarna kemerahan, dan pada badan tepat dibelakang tutup insang
terdapat dua bintik hitam. Bila induk betina kelihatan perutnya yang
membesar (gendut).
2.4. Pemijahan ikan Silver Dollar (Metynnis hypsauchen)
Ikan silver dollar dapat
dilakukan secara alami, akan tetapi waktu terjadinya pemijahan tidak dapat
diprediksi dengan baik sehingga relatif sulit untuk menentukan target
produksi benih. Oleh karena itu, pemijahan ikan silver dollar ini perlu
dilakukan dengan rangsangan hormon. Seperti pada pemijahan dengan
rangsangan hormonal yang dijelaskan sebelumnya, induk-induk silver dollar
yang akan disuntik ditimbang dahulu untuk mengetahui beratnya dan kemudian
menentukan banyaknya hormon yang harus disuntikkan. Hormon yang umum dipakai
untuk merangsang pemijahan ikan silver dollar adalah ovaprim.
Penggunaan ekstrak kelenjar hipofisa ikan mas untuk menyuntik
ikan silver dollar jarang dipakai, karena ukuran ini relatif kecil
sehingga sulit menentukan dosis yang diberikan. Dosis yang diberikan pada
ikan silver dollar dengan menggunakan ovaprim yakni memakai dosis 0,7 ml/
kg bobot ikan. Penimbangan ikan diperlukan untuk mengetahui dosis
yang digunakan. Untuk bobot yang berbeda dapat menggunakan sistem konversi
berdasarkan dosis yang ada.
Untuk mengurangi stres, sebelum dilakukan penyuntikan, sebaiknya ikan
dibius terlebih dahulu dengan menggunakan MS-222 dengan konsentrasi
sekitar 100 mg perliter air. Setelah ikan dibius, diangkat dan kemudian
diletakkan diatas gabus busa tebal. Dengan hati-hati ikan disuntik
dibagian daging pungggung yang paling tebal. Diusahakan menggunakan
jarum suntik yang paling kecil.
Setelah penyuntikan selesai, ikan dikembalikan lagi ke wadah pemijahan.
Wadah pemijahan dapat berupa akuarium dengan ukuran cm atau bak
beton yang diisi air sedalam 25 cm dan diberi tanaman air Hydrilla.
Kedalam setiap wadah dimasukkan sepasang induk jantan dan betina. Air
dalam wadah pwmijahan dinaikkan tingginya menjadi 35 cm setelah
dilakukan penyuntikan kedua.
2.5. Penetasan Telur dan Pemeliharaan Larva/Benih
Setelah ikan memijah, ditandai dengan banyaknya telur yang tersebar didasar
wadah pemijahan, kedua induk ikan diangkat dan dipindahkan kewadah
pemeliharaan induk semula. Tanaman Hydrilla dalam akuarium juga diambil
dan dibuang. Dan untuk mencegah serangan penyakit, kedalam wadah
pemeliharaan induk yang selesai memijah ditambahkan 1-2 sendok garam dapur
dan Methylene Blue 1 mg/l.
Telur-telur didalam wadah pemijahan dapat dibiarkan menetas diwadah
tersebut, tetapi dapat juga dipindahkan atau disatukan kedalam wadah
khusus untuk penetasan telur. Cara memindahkan telur harus dilakukan
secara hati-hati agar telur tidak rusak. Pengambilan telur dari wadah
pemijahan dapat dilakukan dengan menyiponya dengan selang dan telur yang
keluar ditampung di baskon, kemudian telur-telur tersebut dimasukkan ke
wadah penetasan.
Kualitas air penetasan tetap dijaga dengan cara mengganti airnya sebanyak
30% setiap hari. Bila telur-telur sudah menetas (sekitar 50-70 jam setelah
pemijahan) dilakukan penyiponan terhadap telur-telur yang tidak berhasil
menetas untuk menjaga kualitas air tetap baik.
Pemberian pakan kepada larva dilakukan setelah larva berumur 4 hari. Pakan
yang diberikan ke larva berupa nauplii Artemia yang baru menetas.
Frekuensi pemberian pakan dilakukan 3 kali sehari, pagi, siang dan sore
hari. Setelah benih agak besar, pakan yang diberikan berupa cacing rambut
atau kutu air sampai ikan akan dijual. Selama pendederan ikan dapat
dilakukan penjarangan kepadatan agar pertumbuhannya tidak terhambat.
Pendederan ikan dilakukan di wadah yang lebih besar seperti akuarium berukuran
cm atau bak beton cm.
2.6. Pembesaran ikan Silver Dollar (Metynnis hypsauchen)
Pembesaran ikan ini dimulai
sejak benih berumur 2-3 minggu. Kegiatan pembesaran dapat dilakukan dalam akuarium,
bak, maupun kolam semen. Selain akuarium, aerasi tidak dianjurkan diberikan
dalam bak dan kolam. Tanaman air pun sangat diperlukan pada pembesaran ikan di
kolam terbuka. Fungsi tanaman air tersebut sebagai tempat ikan untuk
berlindung.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Dari
pembahasan diatas dapat diketahui bahwa ikan silver dollar merupakan ikan air
tawar yang mempunyai nilai ekonimis tinggi apabila dilakukan budidaya. Ikan silver dollar dapat dilakukan pemijahan dengan
dilakukan rangsangan hormon. Setelah telur-telur ikan silver dollar
menetas maka dilakukannya pembesaran ikan ini dimulai sejak benih berumur 2-3 minggu.
Kegiatan pembesaran dapat dilakukan dalam akuarium, bak, maupun kolam semen
dengan tetap menjaga kualitas air sehingga dalam pemeliharaan ikan silver
dollar tersebut tetap terkontrol.
3.2. Saran
Semoga untuk mata kuliah pembenihan ikan selanjutnya kegiatan
pembenihan ikan dapat dipraktekkan langsung baik ikan hias maupun ikan
konsumsi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar