BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Ikan merupakan
sumber makanan yang mudah membusuk (perishable food), karena itu dalam
pengolahannya perlu dilakukan dengan cepat dan tepat. Apabila cara penanganan
salah, maka tidak mungkin dihasilkan produk perikanan yang bermutu baik
demikian pula pada pengolahannya, harus dilakukan dengan benar supaya tahan
lama serta nutrisinya tidak berkurang.
Diversifikasi
ialah usaha memperluas macam barang yang akan dijual. Ini merupakan usaha yang
berlawanan dengan spesialisasi. Ada berbagai alas an-alasan yang mendorong
suatu perusahaan mengadakan diversifikasi produk.
Keinginan mengadakan perluasan usaha menjadi pendorong utama. Kegiatan menjadi serba besar, kemungkinan mendapatkan keuntungan juga akan lebih besar, karena diproduksikan sejumlah besar barang yang dibutuhkan konsumen atau paling tidak pendapatan stabil, sebab kerugian menjual barang yang satu dapat ditutup dengan keuntungan menjual barang yang lain.
Keinginan mengadakan perluasan usaha menjadi pendorong utama. Kegiatan menjadi serba besar, kemungkinan mendapatkan keuntungan juga akan lebih besar, karena diproduksikan sejumlah besar barang yang dibutuhkan konsumen atau paling tidak pendapatan stabil, sebab kerugian menjual barang yang satu dapat ditutup dengan keuntungan menjual barang yang lain.
Diversifikasi
dapat juga diartikan sebagai pengembangan suatu produk untuk memperoleh bentuk
baru dengan nilai ekonomis tinggi dan melebihi dari harga bahan baku
dan disini berupa produk perikanan olahan. Dengan berkembangnya ilmu
pengetahuan untuk meningkatkan nilai ekonomis produk, meningkatkan nilai gizi
produk, dan meningkatkan mutu produk kita harus melakukan perubahan melakukan
perubahan, melakukan diversifikasi terhadap pengolahan ikan. Contoh produk
hasil dari diversifikasi ikan ; Ikan asap, kerupuk baso ikan, kerupuk kulit
ikan, cornet gelatin, sardine, tepung tulang ikan, nauget, keripik sirip, abon,
kecap ikan, serundeng, minyak hati dan sosis.
Tujuan
diversifikasi yaitu meningkatkan nilai jual produk, meningkatkan nilai gizi
produk dan meningkatkan mutu produk. Sedangkan dasar- dasar pengembangan produk
baru yaitu konsumen mengalami kejenuhan dalam sajian atau tampilan produk, meningkatkan
daya tarik dan minat masyarakat akan konsumsi produk, nilai tambah produk dan enggunakan
aplikasi teknologi secara standar dan efisien. Tiga macam kesempatan pengembangan
diversifikasi :
1)
Diversifikasi tergantung, yaitu
usaha menambah produk baru yang mempunyai sinergi teknologi atau sinergi
pemesaran dengan garis produk yang ada. Produk produk baru ini biasanya
ditunjukkan untuk menarik kelompok konsumen baru.
2)
Diversifikasi lepas, yaitu usaha
menambah produk produk baru tersebut yang tidak mempunyai hubungan dengan garis
produk yang ada.
3)
Diversifikasi perluas, yaitu
usaha menambah produk baru untuk dijual kepada golongan pembeli baru, dengan
tujuan menjaga stabilitas
4)
Produksi dan penjualan atau
merupakan pemanfaatan kesempatan lingkungan yang menguntungkan produk baru
tersebut tidak mempunyai hubungan apapun
dengan garis yang ada, baik teknologi maupun pasar. Dari sudut pandang pemasaran
kebaikan diversifikasi produk adalah kemampuan untuk menawarkan lebih banyak
pilihan kepada langganan. Tetapi, diversifikasi produk yang terlalu banyak akan
membuat fungsi pemasaran sulit. Terlalu banyak macam akan membingungkan
langganan yang tidak dapat membedakan produk produk sejenis.
1.2. Tujuan
Tujuan dari observasi
yang telah dilakukan yaitu :
- Dapat memahami dan melakukan proses dari pembuatan produk baru (modivikasi produk) hasil perikanan sesuai prosedur yang telah dirancang.
- Dapat mengetahui bahan baku, teknik pengolahan serta pemasaran dari produk bakso ikan
- Mengetahui jenis limbah yang dihasilkan serta sanitasi dan higiene
BAB II
TINJAUAN
PUSTAKA
2.1. Deskripsi Ikan
Bondolan
Peperek
bondolan, Gazza minuta (Leiognatrhidae) merupakan ikan
yang hidup diperairan pantai sampai kedalaman 40 m. Juvenile di
dalam muara banyak ditemukan didasar perairan atau tergolong ikan demersal. Mencari mangsa
menggunakan mulut pipet yang menonjol atau menyaring makanan melalui alat penyapu insang. Memakan ikan
kecil, udang, crustase lain, dan polychaetes.
Morfologi ikan bondolan yaitu Dorsal
keras (total): 8; dorsal lemah (total): 16; anal keras: 3; anal lemah: 14.
Tubuh silver; bagian anterior dari sirip anal kuning; warna sedikit pada
dorsal, pektoral and ventral. Sisik kecil. Kepala dan sedikit sisik pada bagian
dada. Bulu kuduk pada tengkuk. Mulut mengarah kedepan ketika memanjang. Ukuran:
Panjang maximum: 21 cm, Panjang umum: 15.0 cm.
Gambar 1. Ikan
Bondolan Gambar 2. Daerah
penyebaran ikan
bondolan
Menurut
Sarjono (1995), ikan
bondolan diklasifikasikan
sebagai berikut:
Filum : Chordata
Subfilum : Vertebrata
Kelas : Pisces
Subkelas : Teleostei
Ordo : Perciformes
Famili : Leiognathidae
Genus : Gazza
Spesies : Gazza minuta
(Leiognatrhidae)
Cara penangkapan dengan trawl (pukat dasar), dogol, pukat
tepi, biasanya dipasarkan dalam bentuk segar, asin-kering, harga
murah. Daerah penyebaran; seluruh perairan pantai Indonesia terutama Laut Jawa,
pantai timur Sumatera, sepanjang Kalimantan, Sulsel, Arafuru, pantai utara
Australia, Teluk Benggala, Teluk Siam, sepanjang pantai Laut Cina Selatan.
2.2. Deskripsi Produk Kerupuk Bakso Ikan
Kerupuk bakso ikan adalah makanan
ringan yang dibuat dari adonan tepung tapioka dicampur bahan perasa seperti udang atau ikan. Kerupuk bakso udang dan ikan adalah jenis kerupuk yang paling umum
dijumpai di Indonesia. Kerupuk berharga murah dan rasanya enak serta mempunyai nilai ekonomis.
Sedangkan perbedaanya
dengan bakso ikan adalah bakso yang dibuat dari daging
ikan, yang di bentuk menjadi bulatan-bulatan. Selain sebagai sumber protein
yang mempunyai nilai gizi tinggi, bakso ikan juga merupakan makanan jajanan
yang telah diterima oleh masyarakat karena harganya terjangkau serta dapat
memenuhi selera dan daya beli masyarakat (Agustin dan Mewengkang, 2008). Bakso yang
terbuat dari daging ikan biasanya dikenal dengan nama bakso ikan dan sudah
banyak dijumpai di pasaran. Daging ikan yang dipilih untuk membuat bakso adalah
ikan yang mempunyai daging yang berwarna putih, misalnya pada ikan Tenggiri,
Kakap, Kerapu, Cunang dan lain sebagainya (Oktavianingsih, 2008).
2.3. Proses Pengolahan Kerupuk Bakso Ikan
Proses
pengolahan kerupuk bakso ikan sangat
mudah. Dan bahan baku umumnya yang digunakan yaitu ikan laut. Berikut contoh proses pengolahan Kerupuk
bakso yang berbahan dasar ikan
kakap, sangat mudah membuatnya. Adapun tahapan pembuatan kerupuk bakso ikan
kakap yaitu:
Tabel 1. Bahan
pembuatan kerupuk ikan kakap
Bahan kerupuk bakso ikan
|
Banyaknya
|
Fillet ikan kakap
|
300 gram
|
Tepung tapioka
|
1,5 kg
|
Minyak goreng
|
1 liter
|
Putih telur
|
3 butir
|
Air hangat
|
Secukupnya
|
Bawang putih
|
150 gram
|
Garam
|
Secukupnya
|
Gula pasir
|
Secukupnya
|
Cara Membuat Kerupuk Bakso :
Campur semua bahan kecuali minyak, haluskan dengan food
processor. Kemudian tambahkan bumbu halus, serta aduk rata. Bentuk adonan bulat
sebesar bola pingpong, masukkan dalam air hangat. Didihkan, angkat dan
tiriskan. Kukus bakso hingga matang. Kemudian angkat, tiriskan dan biarkan uap
panasnya hilang. Setelah itu, bentuk bakso sesuai ukuran yang di kehendaki ,
atur di atas tampah/loyang. Jemur hingga kering di bawah sinar matahari. Panaskan
minyak, goreng bakso hingga kuning kecoklatan. Angkat dan tiriskan. Bakso
kerupuk ikan siap untuk di sajikan. Resep tersebut untuk ukuran 1.8 kg.
Sedangkan pengolahan bakso ikan bondolan dalam
observasi yang telah kami lakukan yaitu bahannya terdiri dari ikan bondolan,
bawang putih, garam, penyedap rasa, tepung tapioka sedangkan proses pengolahan
dimulai dari tahapan penyiangan ikan, pencucian, penggilingan daging, penyiapan
bumbu(bawang putih, garam, penyedap rasa), pencampuran daging ikan bumbu dan
tepung tapioka, penggilingan adonan, pencetakan, penggorengan, pengemasan.
2.4. Sanitasi dan higiene
Sanitasi dalam
industri pangan berarti penciptaan dan pemeliharaan kondisi yang higiene dan
sehat. Sedangkan higiene adalah suatu sistem dengan menerapkan prinsip sanitasi
untuk menjaga kesehatan. Secara khusus sanitasi pangan diartikan suatu kondisi
yang bebas dari zat-zat yang menjadi penyebab penyakit dan juga bebas dari
bahan asing yang tidak bisa diterima. Sanitasi dalam industri pangn mencakup
cara kerja aseptik dalam berbagi bidang yang meliputi persiapan, pengolahan,
pengepakan, penyimpanan, maupun transpor makanan, kebersihan dan sanitasi
ruangan dan alat-alat pengolahan pangan serta kebersihan dan kesehatan pekerja
dibidang pengolahan pangan (Jenie dan Fardiaz 1989).
Sanitasi dan
higiene dari suatu pabrik
pengolahan hasil perikanan mempunyai hubungan yang erat
dengan mutu hasil produk akhir (Jenie dan Fardiaz 1989). Unit
pengolahan dan semua peralatan dan perlengkapan pembantu yang digunakan dalam
proses pengolahan harus selalu mendapatkan perhatian, perawatan dan perbaikan
agar selalu bersih dan saniter.
Meskipun suatu
industri menghasilkan suatu produk yang bermutu tinggi, tetapi jika cara
pembuangan limbah di sekitar industri tersebut tidak ditangani dengan benar,
maka dapat merusak dan mengganggu lingkungan hidup disekitarnya yang dapat
berakibat fatal (Jenie dan Fardiaz 1989)
BAB III
KENDALA UMUM LOKASI PENGOLAHAN
3.1.
Latar Belakang Usaha
Dari hasil observasi yang telah kami lakukan pada hari,
tanggal: Juma’at, 14 September 2012 pada pukul 07.00- selesai kepada salah satu produsen kerupuk bakso ikan yaitu
Bapak Safrudin yang beralamat di lingkungan pejaten kelurahan kaligandu RT
01/RW 06. Sebelum memiliki pabrik kerupuk bakso ikan awalnya bapak safrudin
berprofesi sebagai supir angkot, kemudian beliau bekerja sebagai karyawan
kerupuk bakso ikan milik kerabtnya. Bapak safrudin mulai tertarik dengan usaha
kerupuk bakso ikan semenjak beliau menjadi karyawan dan mengamati setiap proses
pembuatannya dengan teliti.
Sejak tahun 2009 bapak safrudin mulai merintis untuk membuat
usaha Kerupuk Bakso Ikan sendiri dengan modal pinjaman dari Bank sebesar Rp 4.000.000;. Tempat usaha yang tidak
menetap menjadi kendala dalam pembuatan kerupuk bakso ikan karena bapak Safrudin
masih belum memiliki tempat tinggal tetap. Tetapi itu semua tidak menjadi kendala bapak Safrudin untuk terus
mengembangkan usahanya hingga sampai saat ini beliau meraih keberhasilan dengan
memiliki pabrik kerupuk bakso ika n dengan 125 orang karyawan serta
memiliki 3 truk untuk pengiriman kerupuk bakso ikan yang berada di luar daerah
Banten.
3.2.
Data Perusahaan dan Data Pengusaha
Data pemilik perusahaan Kerupuk
bakso ikan yang kami wawancarai yaitu:
Data pemilik perusahaan/home industry
a. Nama
pemilik :
Bapak Safrudin
b.
Umur :
38 Tahun
c.
Alamat rumah : Lingkungan pejaten Kel.kaligandu RT/RW 001/009
d.
No. HP/Telp : 081911047287
Data
perusahaan
a. Nama perusahaan :
PD. Karya Cipta Mandiri
b. Alamat : Lingkungan pejaten Kel.kaligandu RT/RW 001/009
c. Tahun memulai usaha :
Tahun 2004
3.3.
Deskripsi Produk Kerupuk Bakso Ikan
Dari data hasil wawancara yang kami dapat, kapasitas
produksi kerupuk bakso ikan PD. Karya Cipta Mandiri per hari menghasilkan 7.000
pack kerupuk bakso ikan, dengan harga 6.500 per pack, pemasaran kerupuk bakso
ikan untuk daerah lokal yaitu serang banten sekitarnya. Untuk pemasaran
luar daerah yaitu Jakarta, Cikampek,
Jawa Tengah, Jawa Timur, Lampung, Palembang, Lahat, Jambi, Dan Riau.
Tabel 2. Pemasaran kerupuk bakso ikan
Pemasaran
|
Jangkauan
|
1.
Lokal
2.
Luar daerah
|
Serang dan sekitarnya
Jakarta,
Cikampek, Jawa Tengah, Jawa Timur, Lampung, Palembang, Lahat, Jambi, Dan
Riau.
|
3.4.
Kendala Usaha Dan Solusi
Dari awal memulai usaha kerupuk bakso ikan Bapak Saprudin,
tidak memiliki suatu kendala usaha termasuk pasokan bahan baku ikan beliau
dikirim secara kontinue oleh TPI
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Bahan Baku
Produk Kerupuk Bakso Ikan
Bahan baku dalam pembuatan produk kerupuk bakso ikan yaitu
menggunakan ikan bondolan. Asal bahan baku ikan bondolan tersebut yaitu dari
TPI (Tempat Pelelangan Ikan) Karangantu, Panimbang, Cirebon, Labuan, Pamanukan,
Keronjo. Adapun harga bahan baku yaitu Rp. 7.000/kg. Jumlah bahan baku dalam
sekali produksi yaitu sebanyak 1 ½ ton per hari, bahan tambahan yang digunakan
dalam pembuatan kerupuk bakso ikan yaitu tepung tapioka,Rp. 1.700/kg per hari dengan harga Rp. 138.000 per 25/kg,
selanjutnya yaitu bawang putih sebanyak 40/kg per hari dengan harga Rp.
13.000/kg, penyedap rasa 8 kg dengan harga Rp. 7.000/250 gr, garam 50 kg dengan
harga Rp. 1.200/kg.
Tabel 3. Daftar harga bahan baku
Bahan Baku
|
Harga
|
3.
Ikan bondolan
4.
Bawang putih
5.
Tepung tapioka
6.
Garam
7.
Penyedap rasa
|
Rp. 7.000/kg
Rp. 10.000/kg
Rp. 7.000/kg
Rp. 5.000/kg
Rp. . 300/bungkus
|
4.2 Tahap Proses pengolahan kerupuk
bakso ikan
Dalam pembuatan kerupuk bakso ikan langkah pertama yang
harus dilakukan yaitu ikan di sortir terlebih dahulu dengan pemisahan kepala ikan, setelah ikan di sortir selesai,
ikan dicuci menggunakan air mengalir kemudian, ikan tersebut digiling
menggunakan mesin sehingga ikan tersebut hancur dan di tunggu hingga halus. Ikan yang telah halus di simpan ke
dalam bak besar dan di tambahkan es balok secukupnya tujuannnya agar pada saat
pencetakan bakso pada teksturnya bagus dan mengembang ketika di goreng.
Setelah ikan yang halus di campur dengan es balok telah
mencair, di tambahkan bawang putih yang telah halus sebanyak 1 baskom kecil
untuk ukuran ikan yang di haluskan 1 bak besar. Untuk penambahan tepung
tapioka, peyedap rasa dan garam tidak ada takaran khusus mereka hanya
menggunakan insting saja. Setelah tercampur secara keseluruhan membentuk adonan
maka di masukkan kedalam mesin agar permukaan adonan memiliki tekstur yang
baik.
Apabila adonan yang telah di haluskan menggunakan mesin
selesai, kemudian di cetak membentuk bulatan kecil ada yang menggunakan tangan
dan mesin. Agar bulatan satu dengan lainnya tidak menempel maka di taburi
tepung tapioka sedikit saja. Setelah terbentuk bulatan-bulatan bakso ikan lalu
dilanjutkan dengan proses penggorengan selama 30 menit. Setelah itu angkat,
kemudian tiriskan dan siap dilakukan pengemasan dikemasan dalam bentuk per
pack.
Alur proses pembuatan kerupuk bakso ikan dapat dilihat sebagai berikut :
Gambar 3. Diagram alur proses pembuatan kerupuk bakso ikan
Gambar 4. Proses
penyiangan
Gambar 5. Proses penggilingan
Gambar 6. Proses
pencampuran adonan
Gambar 7.
Proses penggilingan adonan
dengan
mesin
Gambar 8. Pencetakan Gambar 9. Pencetakan dengan
mesin
Gambar 11. Proses pengemasan
Gambar 10. Proses
penggorengan
4.3. Jenis
Limbah dan Pemanfaatan
Limbah pada produk pembuat kerupuk baso ikan adalah kepala ikan, air
cucian ikan, kulit bawang putih dan pemanfaatan dari semua limbah produk
kerupuk baso ikan yaitu kepala ikan dijual untuk pembuatan pakan, cucian ikan
dan kulit bawang putih tidak dimanfaatankan atau dibuang.
4.4. Sanitasi
dan Higiene
Dalam pembuatan produk kerupuk baso ikan setiap karyawan harus
menggunakan masker dan sarung tangan, tetapi karyawan tidak menggunakan karena
suasana atau tempatnya yang panas. Dan keadaan tempat yang tidak higien karena
pada saat pensortiran ikan dilakukan dilantai dengan keadaan lantai kotor,
kemudian pada saat pembuatan kerupuk baso ikan adonannya disimpan dilantai dan
langsung dibuat seperti baso.
BAB V
KESIMPULAN DAN
SARAN
5.1. Kesimpulan
Pada observasi kali ini yang kami
lakukan mengenai kerupuk bakso ikan dapat disimpulkan bahwa ikan merupakan sumber makanan yang mudah membusuk (perishable food),
karena itu dalam pengolahannya perlu dilakukan dengan cepat dan tepat. Dari
observasi yang kami lakukan hasil olahan baru pada produk perikanan sudah
sesuai dengan prosedur yang telah dirancang, ini dapat dilihat dari cara
pengolahan yang dilakukan oleh para karyawan si pemilik PD (Perusahaan Dagang),
teknisnya mulai dari penyortiran ikan dalam dok sampai pengemasan sudah baik
sehingga jarang atau kecil terjadinya kegagalan dalam produksi kerupuk baso
ikan.
Pada observasi yang kami lakukan pun PD (Perusahaan Dagang) kerupuk bakso
ikan tersebut menggunakan bahan baku utama ikan Peperek
bondolan, Gazza minuta (Leiognatrhidae) merupakan ikan
yang hidup diperairan pantai sampai kedalaman 40 m yang merupakan ikan ekonomis rendah, selain ikan peperek bondolan ikan
yang digunakan sebagai campurannya adalah jenis ikan rucah yang lainnya. Bahan
baku lainnya selain ikan yang digunakan dalam proses pembuatan produk olahan
kerupuk baso ikannya adalah es batu sebagai pengenyal ikan, tepung tapioka,
bawang putih, penyedap rasa dan garam.
Pada teknik pengolahan yang dilakukan untuk pembuatan produk olahan kerupuk
baso ikan jika diamati dalam observasi yang kami lakukan tidak terlalu baik dan
bagus, teknik pengolahan yang masih kurang mementingkan kebersihan menjadi
masalah utama dalam prosesnya. Lantai yang kotor, ikan yang tidak dilakukan
pencucian, banyaknya investasi lalat dan penaruhan adonan olahan yang
sembarangan pada lantai yang menjadi sumber bibit penyakit. Pemasaran pada
produk hasil olahan kerupuk baso ikan ini sudah menyebar secara luas hingga
luar pulau jawa, khususnya untuk daerah Banten hampi keseluruhannya mengenal hasil
produk kerupuk basi ikan ini. Daerah penyebarannya sudah mencapai Jakarta,
Cikampek, Jawa Tengah, Jawa Timur, Lampung, Palembang, Lahat, Jambi innga Riau.
Produk hasil olahan ini sangat menjanjikan dan bagus prospeknya karena setiap
tahun permintaanya semakin meningkat dan semakin majunya PD (Perusahaan Dagang)
milik Bpk. Safrudin ini. Dari observasi ini juga dapat disimpulkan bahwa
penanganan dari produk olahan kerupuk baso ikan ini kurang begitu baik dan
bagus, butuh peningkatan dalam hal kebersihan teknis pengolahan.
Hasil limbah yang dihasilkan dari setiap tahap tidak dimaksimalkan menjadi
barang/benda lain karena hasil olahannya kebanyakan di buang, kulit bawang
putih juga sama dibuang dan kepala ikan yang tidak terpaikai dijadikan sebagai
pakan bebek. Konsep sanitasi dan higiene yang diterapkan sungguh sangat
memprihatinkan dikarenakan alat-alat dan bahan yang digunakan tidak menggunakan
standarisasi, para karyawannya juga tidak menggunakan standar savety yaitu
masker dan sarung tangan untuk mengurangi tingginya tingkat sanitasi dan
higienenya. Hasil pendapatan setiap karyawanyya beragam tegantung tahap-tahap
pekerjaan yang mereka lakukan, mulai dari Rp. 30.000rb/hari hingga
70.000rb/hari. Selain bahan baku yang diperlukan bahan-bahan penunjang penting
lainnya adalah gas, minyak sayur, minyak sayur, galon untuk minum dan tagihan
listrik tiap bulannya.
5.2. Saran
Pada
observasi yang kami lakukan mengenai produk hasil olahan kerupuk baso ikan
secara keseluruhan sudah berjalan sesuai standar dan teknis pengolahan yang
dilakukan pun sudah bejalan dengan baik, ditambah alat2 bantu yang baru datang
kurang lebih 1 tahun yang lalu, hanya saja dari segi sanitasi dan higiene dan
kebersihan yang sangat perlu perhatian khusus dan lebih.
Hallo mba.....mau tanya kontaknya pak safruddin yg baru ada kah?? Saya coba hubungi sudah nda bisa....
BalasHapuspunya no wa mbk
BalasHapusSaya ingin menawarkan ikan bondolan dan ikan kuniran serta ikan yg lain nya sebagai bahan baku...adakah no hp yg terbaru/ bisa dihubungi
BalasHapus