Powered By Blogger

Sabtu, 15 Desember 2012

gurita



BAB I
PENDAHULUAN

1.1       Latar Belakang
Perairan Indonesia mempunyai konfigurasi yang sangat kompleks di antaranya adalah paparan dangkal, terumbu karang, gunung bawah laut, hingga palung yang cukup dalam. Dan selain itu juga ada pesisir pantai, yang memiliki berbagai jenis sumber abiotik dan biotik yang cukup melimpah, di antaranya pada sumber biotik adalah gurita (Octopus sp.). Dengan pengolahan yang baik, jenis mahkluk hayati ini dapat menjadi produk olahan yang sangat mahal dan bernilai gizi.
Gurita adalah hewan moluska dari kelas Cephalopoda (kaki hewan terletak dikepala), ordo Octopoda dengan terumbukarang di samudra sebagaihabitat utama. Gurita terdiri dari 289 spesies yang mencakup sepertiga dari total spesies kelas Cephalopoda. Gurita dalam bahasa Inggris disebutOctopus (Yunani: Ὀκτάπους, delapan kaki) yang sering hanya mengacu pada hewan dari genus Octopus. Gurita (Octopus sp.) merupakan hewan yang hidup hampir di seluruh laut, dari laut tropis sampai kutub utara dan selatan.
Hewan ini sudah lama di kenal oleh masyarakat Indonesia terutama yang bermukim di pantai, tetapi belum begitu banyak masyarakat yang memanfaatkannya dengan baik dan berkesinambungan. Adapun daerah yang memanfaatkan hewan air ini diantaranya adalah masyarakat di Pulau Natuna, Jepang, Spanyol, Italia, Filipina, dan pesisir pantai Timur India. Adapun di Indonesia ini jarang sekali yang memanfaatkan gurita, karen abentuk dari gurita sendiri yang tidak menarik. Oleh karena itu pembahasan ini semoga dapat menjadi acuan bagi prosedur pengolahan gurita yang baik dan berkesinambungan khususnya untuk di budidaya.
Istilah budidaya merupakan sesuatu kegiatan yang direncanakan dan dilaksanakan dengan melibatkan manusia (pengusaha) serta seluruh karakter yang terkait dengannya (secara manusiawi sosial & psikologis, maupun secara kegiatan bisnis/usaha -ekonomi). Kegiatan-kegiatan yang umum termasuk di dalamnya adalah budidaya ikan, budidaya udang, budidaya tiram, serat budidaya rumput laut (alga). Dengan batasan di atas, sebenarnya cakupan budidaya perairan sangat luas namun penguasaan teknologi membatasi komoditi tertentu yang dapat diterapkan. Sehingga parameter tujuan untuk memperluas penegtahuan akan gurita yang mungkin cukup mudah dalam pengolahannya, baik untuk di budidayakan.
1.2  Tujuan
Tujuan dari pembahasan mengnai gurita ini adalah untuk lebih mengenal ruang lingkup gurita lebi dalam, selai itu proses akuakultur untuk memproduksi gurita iniu dapat berkembang, akhirnya akan mendapat keuntungan serta memenuhi kebutuhan hidup manusia dalam hal pangan dan bukan pangan. Secara sfesifik, tujuan dari akuakultur adalah : Produksi makanan, Perbaikan stok alam, Produksi gurita untuk rekreasi, Produksi gurita untuk hewan hias.















BAB II
PEMBAHASAN

2.1       Morfologi Gurita
Gurita memiliki 8 lengan (bukan tentakel) dengan alat penghisap berupa bulatan-bulatan cekung pada lengan yang digunakan untuk bergerak di dasar laut dan menangkap mangsa. Lengan gurita merupakan struktur hidrostat muskuler yang hampir seluruhnya terdiri dari lapisan otot tanpatulang atau tulang rangka luar. Tidak seperti hewan Cephalopoda lainnya, sebagian besar gurita dari subordo Incirrata mempunyai tubuh yang terdiri dari otot dan tanpa tulang rangka dalam.
Gurita tidak memiliki cangkang sebagai pelindung di bagian luar seperti halnya. Nautilus dan tidak memiliki cangkang dalam atau tulang seperti sotong dan cumi-cumiParuh adalah bagian terkeras dari tubuh gurita yang digunakan sebagai rahang untuk membunuh mangsa dan menggigitnya menjadi bagian-bagian kecil.






Tubuh yang sangat fleksibel memungkinkan gurita untuk menyelipkan diri pada celah batuan yang sangat sempit di dasar laut, terutama sewaktu melarikan diri dari ikan pemangsa seperti belut laut Moray. Gurita yang kurang dikenal orang dari subordo Cirrata memiliki dua buah sirip dan cangkang dalam sehingga kemampuan untuk menyelip ke dalam ruangan sempit menjadi berkurang.

Gurita mempunyai masa hidup yang relatif singkat dan beberapa spesies hanya hidup selama 6 bulan. Spesies yang lebih besar seperti Gurita raksasa Pasifik Utara yang beratnya bisa mencapai 40 kilogram bisa hidup sampai 5 tahun di bawah kondisi lingkungan yang sesuai. Reproduksi merupakan salah satu sebab kematian, gurita jantan hanya bisa hidup beberapa bulan setelah kawin dan gurita betina mati mati tidak lama setelah bertelur. Kematian disebabkan kelalaian gurita untuk makan selama sekitar satu bulan sewaktu menjaga telur-telur yang belum menetas.Selubung bagian perut tubuh gurita disebut mantel yang terbuat dari otot dan terlihat seperti kantung. Gurita memiliki tiga buah jantung yang terdiri dari dua buah jantung untuk memompa darahke dua buah insang dan sebuah jantung untuk memompa darah ke seluruh bagian tubuh.








 Darah gurita mengandung protein. Hemosianin yang kaya dengan tembaga untuk megangkut oksigen. Dibandingkan dengan Hemoglobin yang kaya dengan zat besi, Hemosianin kurang efisien dalam mengangkut oksigen. Hemosianin larut dalam plasma dan tidak diikat oleh sel darah merah sehingga darah gurita berwarna biru pucat. Gurita bernapas dengan menyedot air ke dalam rongga mantel melalui kedua buah insang dan disemburkan keluar melalui tabung siphon. Gurita memiliki insang dengan pembagian yang sangat halus, berasal dari pertumbuhan tubuh bagian luar atau bagian dalam yang mengalami vaskulerisasi.
2.2       Ruang Lingkup Gurita
http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/4/46/Reef2063.jpg/220px-Reef2063.jpg2.2.1    Kecerdasan Gurita

http://bits.wikimedia.org/static-1.20wmf10/skins/common/images/magnify-clip.png




Gurita spesies Octopus cyanea sedang mengamati keadaan sekeliling
Gurita sangat cerdas dan kemungkinan merupakan hewan paling cerdas di antara semua hewan invertebrata. Kecerdasan gurita sering menjadi bahan perdebatan di kalangan ahli biologi. Hasil percobaan mencari jalan di dalam maze dan memecahkan masalah menunjukkan bahwa gurita mempunyai ingatan jangka pendek dan ingatan jangka panjang, walaupun masa hidup gurita yang singkat membuat pengetahuan yang bisa dipelajari gurita menjadi terbatas.
Gurita mempunyai sistem saraf yang sangat kompleks dengan sebagian saja yang terlokalisir di bagian otak. Dua pertiga dari sel saraf terdapat padatali saraf yang ada di kedelapan lengan gurita. Lengan gurita bisa melakukan berbagai jenis gerakan refleks yang rumit, dipicu oleh 3 tahapan sistem saraf yang berbeda-beda. Beberapa jenis gurita seperti gurita mimic bisa menggerakkan lengan-lengannya untuk meniru gerakan hewan laut yang lain.
Pada percobaan di laboratorium, gurita dapat mudah diajar untuk membedakan berbagai bentuk dan pola. Gurita juga bisa membuka tutup toplesdengan belajar dari melihat saja, walaupun penemuan ini sering dipertentangkan berdasarkan berbagai alasan.
Gurita pernah ditemukan sedang melakukan gerakan yang menurut sebagian orang seperti sedang bermain-main. Secara berkali-kali, gurita melepaskan botol dan mainan di tengah-tengah arus air melingkar di dalam akuarium dan lalu berusaha menangkapnya. Gurita sering memecahkan akuarium yang ditinggalinya dan kadang-kadang bertandang ke akuarium lain untuk mencari makanan. Gurita juga diketahui sering memanjat kapal penangkap ikan dan membuka ruangan penyimpan ikan untuk memakani kepiting.
Di beberapa negara, gurita termasuk hewan percobaan yang tidak boleh dibedah tanpa anestesi. Di Britania Raya, Cephalopoda seperti gurita termasuk hewan yang dilindungi Animals (Scientific Procedures) Act 1986 dan undang-undang anti kekejaman terhadap binatang. Walaupun tidak bertulang belakang, gurita sebagai hewan percobaan mendapat perlindungan yang sama seperti halnya hewan bertulang belakang yang lain.
Ada kepercayaan bahwa gurita yang sedang dalam keadaan stress akan memakan lengan-lengannya sendiri. Penelitian yang masih terbatas dalam bidang ini menunjukkan bahwa kelakuan abnormal gurita mungkin disebabkan virus pemakan sel (autophagy) yang menyerang sistem saraf gurita. Kelakuan memakan lengan sendiri mungkin dapat dianggap sebagai penyakit saraf(neurological disorder).[rujukan?]
2.2.2    Pertahanan diri
http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/1/11/Ocellated_octopus.jpg/220px-Ocellated_octopus.jpg
http://bits.wikimedia.org/static-1.20wmf10/skins/common/images/magnify-clip.png




Gurita spesies Octopus ocellatussedang bersembunyi di dalam kulit kerang
Gurita biasanya memiliki tiga mekanisme pertahanan diri: kantong tintakamuflase dan memutuskan lengan.Gurita berwarna abu-abu pucat atau putih, tapi warna kulit bisa diubah sesuai warna dan pola lingkungan sekitar dengan maksud melakukan kamuflase (penyamaran). Pada kulit gurita terdapat kromatofora berupa lapisan kantung-kantung pewarna yang lentur dan bisa mengubah warna, opasitas dan refleksitas jaringan epidermis. Otot-otot di sekeliling kromatofora bisa membuat kantung-kantung pewarna menjadi kelihatan atau hilang. Kromatofora berisi pigmen berwarna kuning, oranye, merah, coklat, atau hitam. Sebagian besar spesies gurita memiliki 3 warna dari seluruh pilihan warna kromatofora yang ada, walaupun ada juga spesies yang memiliki 2 atau 4 warna. Sel-sel lain yang bisa berubah warna adalah sel iridophore dan sel leucophore (warna putih). Kemampuan berganti warna digunakan gurita untuk berkomunikasi atau memperingatkan gurita lain. Gurita cincin biruberubah warna menjadi kuning cerah dengan bulatan-bulatan berwarna biru jika merasa terancam sekaligus memperingatkan musuh bahwa dirinya sangat beracun.
Beberapa spesies gurita dapat memutuskan lengannya sendiri (ototomi) mirip cicak dan beberapa spesies kadal yang memutuskan ekor sewaktu melarikan diri. Lengan gurita yang sedang merangkak juga berfungsi sebagai pengalih perhatian bagi calon pemangsa dan berguna pada saat kawin.
Beberapa spesies gurita seperti gurita mimic memiliki sistem pertahanan ke-4 berupa kemampuan meniru bentuk hewan laut berbahaya seperti lionfishdan belut berkat tubuh yang lentur dipadukan dengan kemampuan berganti warna. Gurita mimic juga pernah didapati mengganti tekstur mantel agar kamuflase menjadi lebih sempurna. Mantel gurita mimic bisa terlihat runcing-runcing seperti rumput laut atau benjol-benjol seperti tekstur batu karang.
2.2.3    Klasifikasi
KELAS CEPHALOPODA

2.3       Reproduksi
Gurita jantan bereproduksi dengan meletakkan kantong spermatofora ke dalam rongga mantel gurita betina menggunakan lengan istimewa yang disebut hectocotylus. Lengan kanan ketiga biasanya menjadi hectocotylus. Pada beberapa spesies, gurita betina bisa menjaga sperma agar tetap hidup sampai telur menjadi matang. Setelah dibuahi, gurita betina bisa bertelur hingga sekitar 200.000 butir. Jumlah telur gurita bisa berbeda-beda bergantung pada masing-masing individu, familia, genus atau spesies. Gurita betina menggantung kumpulan telur berbentuk kapsul yang membentuk untaian di langit-langit sarang. Setelah telur menetas, larva gurita untuk sementara waktu melayang bersama kawanan plankton sambil memangsa pakan berupa copepod, larvakepiting dan larva bintang laut sampai cukup besar dan berat untuk berada di dasar laut. Beberapa spesies gurita dengan habitat di laut dalam tidak perlu melewati siklus melayang bersama kawanan plankton. Periode sebagai larva merupakan saat penuh bahaya karena larva gurita mudah dimangsa pemakan plankton sewaktu menjadi bagian dari kawanan plankton.
Gurita jantan menyentuh yang betina dengan ujung hektokotilnya dan memasukannya ke dalam rongga terselubung yang betina. Selama kopulasi berlangsung hektokotilnya akan menarik spermatofor dari tabung kitin dan memindahkannya ke dalam rongga selubung betina. Kemudian hektokoti lepas dan masuk ke dalam selubung betina dan masuk ke dalam lubang genital (gonofora) karena di dorong oleh gerakan kontraksi seperti gerakan ombak, swhingga gurita mengalami pembuahan di dalam tubuh dengan ± waktu 1 jam. Pada gambar di bawah ini telur-telur di buahi di keluarkan satu persatu dengan lapisan kapsul gelatin, yang kemudian akan di letakan di bebatua, karang-karang, atau benda abiotik lainnya di sekitar pantai, biasanya keluar secar berkelompok atau (tandon) jumlah telur bekisar 100 dengan ukuran antara0,8 – 20 mm. Umumnya setelah 6 minggu/lebih telur-telur tersebut akan menetas. Sebelum menetas telur- telur itu akan di erami sesuai kondisi induk.











2.4       Alat indera
http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/4/4e/Octopus_vulgaris12p.jpg/220px-Octopus_vulgaris12p.jpg
http://bits.wikimedia.org/static-1.20wmf10/skins/common/images/magnify-clip.png



Mata gurita sepesies Octopus vulgaris
Gurita memiliki penglihatan yang baik. Pupil gurita berbentuk seperti lubang celengan sehingga dikuatirkan menderita kelainan refraksi berupa astigmat, tapi ternyata tidak jadi masalah bagi gurita yang berburu dengan penerangan yang kurang. Mata gurita "bisa" membedakan polarisasi cahaya tapi sepertinya buta warna. Dua organ khusus yang disebut statocyst yang terhubung dengan otak berfungsi sebagai alat pendeteksi posisi horizontal. Orientasi mata gurita dijaga oleh gerak otonomik (refleks) sehingga bukaan pupil selalu horizontal.
Gurita memiliki indera perasa yang luar biasa tajam. Alat hisap pada lengan gurita dilengkap dengan kemoreseptor sehingga gurita bisa merasakan benda yang disentuh. Lengan-lengan gurita memiliki sensor tekanan untuk mendeteksi lengan mana saja yang sedang dijulurkan, tapi memiliki kemampuan proprioseptif (perasaan posisi dan pergerakan badan) yang sangat rendah. Sensor tekanan tidak cukup memberi informasi ke otak perihal posisi badan dan lengan gurita. Sebagai akibatnya, gurita tidak memiliki kemampuan mengenal benda secara tiga dimensi (stereognosis) dari benda yang disentuhnya. Gurita bisa merasakan variasi tekstur pada benda yang disentuh tapi tidak bisa memadukan informasi untuk menerka bentuk benda yang sedang disentuh.

http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/2/28/Octopus_in_sea_life_Helsinki.jpg/220px-Octopus_in_sea_life_Helsinki.jpghttp://bits.wikimedia.org/static-1.20wmf10/skins/common/images/magnify-clip.png




Gurita sedang merangkak
Susunan saraf otonom yang dimiliki setiap lengan menyebabkan gurita sulit mengetahui akibat dari gerakan yang dilakukan. Otak gurita mengeluarkan perintah tingkat tinggi untuk menggerakkan lengan, tapi instruksi yang lebih terinci untuk menggerakkan lengan diberikan oleh tali syaraf. Gurita tidak memiliki susunan syaraf yang memberi umpan balik ke otak tentang keberhasilan perintah otak untuk menggerakan lengan, sehingga mengamati gerakan lengan secara visual merupakan satu-satunya cara bagi gurita untuk mengetahui lengan yang diinginkan sudah bergerak atau belum.
2.4.1    Cara bergerak



http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/8/89/Octopus_vulgaris_EL16p.jpg/220px-Octopus_vulgaris_EL16p.jpghttp://bits.wikimedia.org/static-1.20wmf10/skins/common/images/magnify-clip.png






Gurita berenang dengan kepala di depan diikuti dengan lengan-lengannya
Gurita bergerak dengan cara merangkak atau berenang. Gurita cukup merangkak ditambah sedikit berenang jika ingin bergerak secara perlahan dan hanya berenang jika ingin bergerak cepat-cepat. Gurita bisa bergerak cepat sekali sewaktu sedang lapar atau sewaktu dalam bahaya. Kadar oksigen dalam darah diperkirakan hanya sekitar 4% sehingga gurita mempunyai stamina rendah yang akibatnya merugikan kehidupan gurita di alam bebas.
Gurita merangkak dengan setiap lengan yang dimiliki, dan sering menggerakkan beberapa lengan secara sekaligus sewaktu bergerak pada permukaan yang padat sambil sekaligus menyangga bagian badan. Pada tahun 2005 ada laporan yang menulis bahwa sebagian gurita bisa berjalan dengan dua lengan pada permukaan yang padat sambil meniru bentuk buah kelapa atau kumpulan rumput laut.[9]
Gurita berenang dengan semburan air seperti mesin jet yang berasal dari hasil kontraksi bagian mantel, sedangkan arah semburan air diatur dengan menggunakan tabung siphon.
2.6       Manfaat


http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/0/09/Octopuses_in_Tsukiji.JPG/220px-Octopuses_in_Tsukiji.JPG
http://bits.wikimedia.org/static-1.20wmf10/skins/common/images/magnify-clip.png


Gurita sering ditangkap untuk digunakan sebagai bahan makanan, dipelihara di akuarium sebagai spesimen yang dipertontonkan, atau dipelihara sebagai hewan peliharaan.
2.6.1    Bahan makanan
Berbagai spesies gurita merupakan makanan bagi penduduk sejumlah negara di dunia. Lengan dan berbagai bagian tubuh gurita bisa menjadi berbagai macam variasi makanan.
Gurita merupakan makanan laut bagi penduduk di negara-negara MediteraniaMeksiko, dan bahan utama berbagai makanan Jepang, seperti sushi,tempuratakoyaki dan akashiyaki.
2.6.2    Hewan peliharaan
http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/1/16/Oceanarium_octopus.JPG/220px-Oceanarium_octopus.JPG
http://bits.wikimedia.org/static-1.20wmf10/skins/common/images/magnify-clip.png



Gurita sedang mencoba meloloskan diri lewat sela-sela akuarium yang sempit
Gurita bisa dijadikan hewan peliharaan walaupun sulit untuk menjaganya agar tidak kabur. Gurita merupakan hewan cerdas dan memiliki kemampuan memecahkan masalah sehingga sering dilaporkan melarikan diri dari akuarium yang tertutup rapat. Beberapa gurita dalam satu spesies yang sama mempunyai banyak variasi ukuran dan umur. Gurita berukuran kecil bisa saja berukuran kecil karena memang baru lahir tapi bisa juga sudah dewasa, sehingga sulit menentukan harapan hidup gurita peliharaan.
Spesies Octopus bimaculoides (California Two-spot Octopus) biasa dijadikan hewan peliharaan, karena sewaktu masih anak-anak berukuran sebesar bola tenis sehingga lama hidup sebagai hewan peliharaan bisa diperkirakan.Gurita adalah binatang yang sangat kuat bila dibandingkan dengan ukuran tubuhnya. Gurita yang dipelihara sebagai hewan peliharaan bisa membuka tutup akuarium dan bertahan hidup cukup lama di luar air sebelum masuk ke akuarium di dekatnya dan menyantap ikan-ikan yang ada di dalamnya. Gurita juga bisa menangkap dan memangsa beberapa spesies ikan hiu.















BAB III
PENUTUP

3.1       Kesimpulan
            Gurita memiliki 8 lengan (bukan tentakel) dengan alat penghisap berupa bulatan-bulatan cekung pada lengan yang digunakan untuk bergerak di dasar laut dan menangkap mangsa. Selain itu gurita merupakan hewan cerdas dengan penglihatan yang tajam. Karena pembuahan di lakukan di dalam sehingga induk akan mengerami telur – telurnya sebelum menetas.     
3.2.  Saran
Semoga untuk mata kuliah pembenihan ikan selanjutnya kegiatan pembenihan ikan dapat dipraktekkan langsung baik ikan hias maupun ikan konsumsi atau biodata perikanan














DAFTAR PUSTAKA

Jurnal Osean, Volume XXII, Nomor 3, 1997 : 25 – 33: CATATAN MENGENAI SI TANGAN DELAPA (GURITA/Octopus sp.);Agus Budiyanto

2 komentar: