Powered By Blogger

Sabtu, 15 Desember 2012

tagging chiping



BAB I
PENDAHULUAN

1.1.   Latar Belakang
Istilah pembesaran didefiniskan sebagai pertumbuhan ukuran baik bobot maupun panjang dalam satu periode waktu tertentu (Effendi,1979). Pertumbuhan ikan dipengaruhi oleh dua factor, yaitu factor internal yang meliputi genetic dan kondisi fisiologis ikan serta factor eksternal yang berhubungan dengan lingkungan. Factor eksternal tersebut yaitu komposisi kualitas kimia dan fisika air, bahan buangan metabolic, ketersediaan pakan, dan penyakit (Hepper dan Prugnin, 1984)
Teknik Tagging dan chipping biasannya dipergunakan untuk penelitian biologi perikanan. Dasar dari teknik ini ialah member tanda pada sejumlah ikan dan dalam jangka waktu tertentu, menangkapnya kembali. Hal- hal yang mungkin dapat diduga ialah: pertumbuhan dan umur, jalurruaya, tingkat kematangan dan besar sediaan, serta sifat-sifat populasi yang lain.
Teknik ini semula dipakai untuk mendapatkan beberapa informasi guna pengelolaan ikan salmon dan ikan trout. Teknik ini berhasil untuk pertama kali dilakukan pada 90 tahun yang lalu ketika Charles G. Atkins, pada tahun 1873 men “tagged” Salmon Atlantik di Penobscot River dan kemudian tertangkap kembali sejumlah ikan yang cukup banyak. Meskipun demikian perkembangan dari penggunaan teknik ini lambat. Hambatan terutama disebabkan oleh sulitnya mendapatkan jenis tag yang cocok untuk jenis ikan tertentu. Baru 25 tahun teknik ini berkembang dan cara yang ampuh untuk mempelajari dinamika populasi.

1.2.  Tujuan
Tujuan dari praktek pemberian tanda pada ikan sebagai berikut :
a.         Mengetahui teknik atau cara pemberian tanda baik tagging maupun ciping
b.        Mengetahui perubahan kondisi ikan yang telah diberi tanda
c.         Mengethaui manfaat dari pemberian tanda pada ikan
           
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1.   Jenis Penandaan Pada Ikan
Tujuan pemberian tanda pada ikan ialah untuk mengenal kembali ikan yang telah diberi tanda. Jenis pemberian tanda pada ikan diantaranya sebagai berikut :
2.1.1   Marking
Marking Merupakan pemberian tanda pada tubuh ikan, dimana tanda tersebut  bukan berupa benda asing. Tanda yang termasuk dalam katagori ini adalah :
a.    Pemotongan sirip,
Biasanya dilakukan terhadap sirip perut ikan sebelah kanan atau sebelah kiri. Dapat pula dilakukan pemotongan sirip lainnya selain sirip perut. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penerapan pemotongan sirip : Akibat pemotongan sirip tersebut tidak tumbuh kembali, sehingga memudahkan kita mengamati apabila ikan tersebut tertangkap kembali, Akibat pemotongan tsb tidak berpengaruh besar terhadap tingkah laku ikan, sehingga perilaku ikan tidak wajar dan mudah tertangkap pemangsanya.
b.    Pemberian lubang pada tutup insang
Pemberian lubang yang berbentuk bundar  atau segitiga kecil pada tutup insang dengan menggunakan klip atau tindik yang diatur khusus untuk keperluan tersebut. Tidak semua ikan dapat diperlakukan dengan hasil memuaskan menggunakan metode ini, hal tersebut berkaitan dengan kondisi ikan, misalnya pada ikan yang berlendir tebal.
c.    Pemberian tatto

2.1.2 Tagging
Tagging ialah pemberian tanda kepada tubuh ikan dengan membubuhkan benda asing. Benda yang digunakan ialah benda-benda yang tidak mudah berkarat seperti perak, alumunium, nikel, plastik, ebonit, selluloid, dan lain-lain. Pada tag ini dapat diberi tanggal, nomor seri atau kode lainnya yang dapat memberi keterangan atau pesanan kepada yang menemukan ikan yang mempunyai tag tersebut. Hal ini merupakan salah satu keuntungan dibanding dengan marking sehingga memudahkan identifikasi individu yang telah diberi tag. Bagian tubuh ikan yang biasa diberi tag ialah:
a.    Bagian kepala : Tulang rahang bawah dan tutup insang
b.    Bagian tubuh : Bagian depan sirip punggung, bagian belakang sirip punggung, bagian dalam tubuh, bagian sirip lemak (adipose fin), batang ekor
Tujuan pemberian tanda pada ikan ialah untuk mengenal kembali ikan yang telah diberi tanda. Kegunaannya antara lain untuk mempelajari:
       Parameter populasi : Kepadatan, kecepatan mortalitas, kecepatan eksploitasi, kecepatan recruitmen.
       Kecepatan dan arah ruaya
       Pertumbuhan dan penentuan umur
       Tingkah laku
Beberapa pertimbangan dalam percobaan pemberian tanda pada ikan ialah: Tujuan percobaan pemberian tanda, Lamanya percobaan, Cara pengembalian ikan bertanda, Macam dan jumlah ikan yang terlibat, Tenaga kerja yang tersedia untuk beri tanda.
Berdasarkan pertimbangan di atas maka harus sampai kepada keputusan pemilihan apakah marking atau tagging yang akan digunakan dalam percobaan. Misalnya untuk studi parameter populasi dengan menggunakan marking akan lebih baik karena murah dan dapat dilakukan lebih cepat. Bila menggunakan tagging, akibat luka pada waktu pemberian tanda pengaruhnya lebih besar daripada dengan marking.
Selain dari itu akan lebih sukar daripada dengan marking. Berhubung ikan yang tertangkap harus dilepaskan maka seyogianya alat penangkapan dalam percobaan ini harus merupakan alat sedemikian rupa sehingga ikan yang tertangkap itu tidak menyebabkan kematian seketika atau dalam waktu yang relatif tidak lama sesudah itu. Beberapa alat yang biasa dipakai dalam percobaan ini antara lain:
1.    "Electric shocker" akan menghasilkan ikan tangkapan dalam kondisi baik jika arus listrik yang dipakai tidak terlalu besar untuk membuat kejutan.
2.    Bubu akan menghasilkan ikan dalam kondisi baik bila frekuensi pengangkatan bubu sering dilakukan.
3.    Gillnet menghasilkan tangkapan ikan yang kurang baik karena akan merusak bagian tubuh ikan bahkan sering ditemukan ikan yang mati bergantungan pada faring.
4.    Seine, hasilnya bervariasi mulai dari kehilangan pada ikan-ikan tertentu sampai rusaknya ikan berukuran kecil.
 








Gambar 1. Alat tagging untuk ikan
Ikan-ikan yang sudah tertangkap ditaruh dalam suatu kurungan ikan sebelum diberi tanda. Pengurung ikan ini bermacam-macam. Ada yang merupakan bak yang dapat ditaruh di tanah dan dapat dipindah-pindahkan. Ada yang merupakan kurungan terapung dalam air yang cukup besar volumenya agar ikan tidak terlalu berdesak-desakan. Semua tempat pengurungan ikan diberi lindungan atau ditempatkan di tempat aman agar ikan tidak terlalu banyak mendapat gangguan. Pemberian tanda pada ikan itu harus memenuhi hal-hal seperti berikut:
1.        Tanda tidak berubah selama ikan itu hidup.
2.        Tidak mengganggu tingkah laku ikan sehingga mudah ditangkap oleh pemangsa.
3.        Tidak menyebabkan mudah tersangkut pada ganggang atau tanaman lainnya.
4.        Tanda itu murah dan mudah diperoleh.
5.        Tepat untuk tiap ukuran ikan dengan penyesuaian yang sesedikit mungkin.
6.        Mudah diterapkan pada ikan tanpa menggunakan zat pembius dan gangguan "stress" diusahakan sekecil mungkin.
7.        Cukup banyak variasi untuk membedakan kelompok ikan yang kecil perbedaannya.
8.        Tidak menyebabkan kesehatan ikan terganggu.
9.        Tidak berbahaya atau menyebabkan bahaya pada ikan sebagai ikan pangan.
10.    Tanda ikan mudah dikenal oleh orang yang tidak mendapat latihan sekalipun.

2.1.3   Chiping
Chiping merupakan pemberian tanda pada tubuh ikan dengan menanamkan microchip kedalam tubuh ikan. Microchip biasanya berisikan informasi bahwa ikan tersebut merupakan hasil dari budidaya,






















BAB 111
METODOLOGI

3.1   Waktu dan Tempat
Praktikum mata kuliah embesaran Ikan mengenai tagging dan chiping dilaksanakan  pada hari Kamis l5 dan 22 November 2012 pada  pukul 13.00 –15.00 WIB. Bertempat di di Laboratorium Basah Jurusan Perikanan Fakultas Pertanian Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Serang .

3.2   Alat dan Bahan
Alat yang digunakan untuk men-Tagging dan Chipping ikan terdiri dari tag gun, ember, lab basah, dan penanda. Sedangkan bahan-bahan yang digunakan diantaranya ikan lele, ikan nila, iodine dan minyak cengkeh.

3.3   Prosedur Kerja
Prosedur kerja pada parktikum pembesaran ikan mengenai tagging dan chiping ialah sebagai berikut :
a.    Prosedur tagging pada ikan
Prosedur kerja tagging diawali dengan mengambil ikan nila yang berada dalam kolam pemeliharaan dengan ukuran ikan nila yang terbesar. Selanjutnya ikan nila dimasukkan dalam ember yang diberi larutan minyak cengkeh dengan tujuan ikan nila tersebut dapat pingsan dan tidak banyak bergerak pada saat proses pemasangan tagging. Kemudian ikan nila diletakan diatas meja yang sudah dialasi dengan menggunakan lab basah untuk selanjutnya siapkan taggun masukan penanda keujung jarum taggun lalu tusuk pada pangkal ekor ikan nila tembakan taggun sampel plastic penanda menembus ikan setelah selesai penandaan celupkan ikan nila pada larutan iodine kemudian masukan kembali ikan pada bak pemeliharaan.
b.    Prosedur chiping pada ikan
            Prosedur kerja chipping diawali dengan ikan lele diambil dari kolam pemeliharaan lalu pilih atau ambil ikan nila dengan ukuran yang besar. Dilanjutkan dengan menaruh ikan lele tersebut pada bak yang sudah diberi larutan minyak cengkeh agar ikan lele tersebut pingsan dan tidak banyak bergerak pada saat proses pemasangan chipping. Kemudian ikan lele diletakan diatas meja yang sudah dialasi dengan menggunakan lab basah untuk selanjutnya siapkan taggun masukan penanda keujung jarum taggun lalu tusuk pada badan ikan lele yang berdaging tebal tembakan taggun sampel plastic penanda menembus dan penanda plastic tertanam didalam tubuh ikan lele setelah selesai penandaan celupkan ikan lele pada larutan iodine kemudian masukan kembali ikan pada bak pemeliharaan













                                                                                              











BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1   Hasil Pemberian Tagging Pada Ikan Nila
Dari hasil pemberian tagging pada ikan nila diperoleh ikan nila tersebut terdapat beberapa yang mengalami kematian. Hal tersebut terjadi dikarenakan terdapat banyak ikan nila yang di tagging masih berukuran kecil dan belum cukup umur untuk dilakukan proses penandaan pada tubuh ikan tersebut. Sehingga tingkah laku ikan nila dalam kolam pemeliharaan tidak dapat menujukkan peran yang aktif. Dan berakibat banyaknya ikan nila yang mengalami kematian setelah diberi tanda tagging.

4.2   Hasil Pemberian Chiping Pada Ikan Lele
Hasil ikan lele yang diberi chiping menunjukkan kondisi yang serupa dengan ikan nila yaitu mengalami kematian. Hanya saja ikan lele yang diberi chiping ini terjadi kematian massal setelah diberi chiping. Faktor kematian tersebut sama halnya dengan ikan nila, yakni ukuran dan umur ikan lele yang digunakan masih tergolong berukuran kecil dan masih dalam proses pertumbuhan. Sehingga ikan lele pada kolam pemeliharaan setelah diberi chiping tidak dapat melakukan aktivitas seperti berenang dan mencari makan karena kondisinya lemah akibat pemberian benda asing dalam tubuhnya.











BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1   Kesimpulan
Dari hasil praktek pemberian tanda pada ikan yakni tagging dan chiping yang telah dilakukan pada ikan nila dan lele hasilnya ikan tersebut mengalami kematian faktor penyebab kematian ialah ukuran dan umur ikan tersebut yang masih belum dapat dilakukan penandaan baik pada tubuh bagian dalam maupun tubuh bagian dalam bisa dikatakan ikan tersebut masih dalam proses pertumbuhan sehingga pemberian tanda pada tubuh ikan menghambat pergerakan serta tingkah laku ikan dalam kolam pemeliharaan.

5.2   Saran
Sebaiknya untuk praktikum pemberian tanda pada ikan berikutnya dilakukan pada ikan yang berukuran besar serta jenis ikan yang digunakan lebih beragam lagi.
















DAFTAR PUSTAKA

Effendie, Ichsan . 1997. Biologi Perikanan. Bogor. Yayasan Pustaka Nusantama
Pulungan, C. P. 2010. Penuntun praktikum biologi perikanan. Pusat universitas riau. Pekanbaru
Smithetal Barmudi, 2008. ‘Usaha Perikanan di   Indonesia’.  Mutiara Sumber Widya. Jakarta.
Hidayat, S. dan Sedarmayanti. 2002. Metodologi Penelitian. Mandar Maju. Bandung

















Tidak ada komentar:

Posting Komentar