BAB
I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Istilah pembesaran didefiniskan sebagai pertumbuhan
ukuran baik bobot maupun panjang dalam satu periode waktu tertentu (Effendi,1979).
Pertumbuhan ikan dipengaruhi oleh dua factor, yaitu factor internal yang meliputi
genetic dan kondisi fisiologis ikan serta factor eksternal yang berhubungan
dengan lingkungan. Factor eksternal tersebut yaitu komposisi kualitas kimia dan
fisika air, bahan buangan metabolic, ketersediaan pakan, dan penyakit (Hepper
dan Prugnin, 1984)
Teknik Tagging dan chipping
biasannya
dipergunakan
untuk
penelitian
biologi
perikanan. Dasar
dari
teknik
ini
ialah
member
tanda
pada
sejumlah
ikan
dan
dalam
jangka
waktu
tertentu, menangkapnya
kembali.
Hal- hal yang mungkin
dapat
diduga
ialah: pertumbuhan
dan
umur, jalurruaya, tingkat
kematangan
dan
besar
sediaan, serta
sifat-sifat
populasi yang lain.
Teknik ini semula
dipakai
untuk
mendapatkan
beberapa
informasi
guna
pengelolaan
ikan salmon dan
ikan trout. Teknik
ini
berhasil
untuk
pertama kali dilakukan
pada
90 tahun yang lalu
ketika Charles G. Atkins,
pada tahun 1873 men “tagged” Salmon Atlantik di Penobscot
River dan kemudian tertangkap kembali sejumlah ikan yang cukup
banyak. Meskipun
demikian
perkembangan
dari
penggunaan
teknik
ini
lambat. Hambatan
terutama
disebabkan
oleh
sulitnya
mendapatkan
jenis tag yang cocok
untuk
jenis
ikan
tertentu. Baru 25 tahun teknik ini berkembang dan cara yang ampuh
untuk
mempelajari
dinamika
populasi.
1.2.
Tujuan
Tujuan
dari praktek pemberian tanda pada ikan sebagai berikut :
a.
Mengetahui teknik atau cara pemberian
tanda baik tagging maupun ciping
b.
Mengetahui perubahan kondisi ikan yang
telah diberi tanda
c.
Mengethaui manfaat dari pemberian tanda
pada ikan
BAB
II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Jenis Penandaan Pada Ikan
Tujuan pemberian
tanda pada ikan ialah untuk mengenal kembali ikan yang
telah diberi tanda. Jenis pemberian tanda pada ikan diantaranya sebagai
berikut :
2.1.1 Marking
Marking Merupakan
pemberian tanda pada tubuh ikan, dimana tanda tersebut bukan berupa benda asing. Tanda yang
termasuk dalam katagori ini adalah :
a. Pemotongan sirip,
Biasanya dilakukan terhadap sirip perut ikan sebelah kanan atau sebelah
kiri.
Dapat pula dilakukan
pemotongan sirip lainnya selain sirip perut.
Hal-hal yang perlu
diperhatikan dalam penerapan pemotongan sirip :
Akibat pemotongan sirip
tersebut tidak tumbuh kembali, sehingga memudahkan kita mengamati apabila ikan
tersebut tertangkap kembali, Akibat pemotongan tsb tidak berpengaruh besar terhadap
tingkah laku ikan, sehingga perilaku ikan tidak wajar dan mudah tertangkap
pemangsanya.
b. Pemberian lubang pada tutup insang
Pemberian lubang yang berbentuk bundar
atau segitiga kecil pada tutup insang dengan menggunakan klip atau
tindik yang diatur khusus untuk keperluan tersebut.
Tidak semua ikan dapat
diperlakukan dengan hasil memuaskan menggunakan metode ini, hal tersebut
berkaitan dengan kondisi ikan, misalnya pada ikan yang berlendir tebal.
c. Pemberian
tatto
2.1.2 Tagging
Tagging ialah pemberian tanda kepada
tubuh ikan dengan membubuhkan benda asing. Benda yang digunakan ialah
benda-benda yang tidak mudah berkarat seperti perak, alumunium, nikel, plastik,
ebonit, selluloid, dan lain-lain. Pada tag ini dapat diberi tanggal, nomor seri
atau kode lainnya yang dapat memberi keterangan atau pesanan kepada yang
menemukan ikan yang mempunyai tag tersebut. Hal ini merupakan salah satu
keuntungan dibanding dengan marking sehingga memudahkan identifikasi individu
yang telah diberi tag.
Bagian tubuh
ikan yang biasa diberi tag ialah:
a.
Bagian kepala : Tulang rahang bawah dan tutup insang
b.
Bagian tubuh : Bagian depan sirip punggung, bagian
belakang sirip punggung, bagian dalam tubuh, bagian sirip lemak (adipose fin), batang
ekor
Tujuan pemberian tanda pada ikan
ialah untuk mengenal kembali ikan yang telah diberi tanda. Kegunaannya antara
lain untuk mempelajari:
•
Parameter populasi : Kepadatan, kecepatan mortalitas,
kecepatan eksploitasi, kecepatan recruitmen.
•
Kecepatan dan arah ruaya
•
Pertumbuhan dan penentuan umur
•
Tingkah laku
Beberapa pertimbangan dalam
percobaan pemberian tanda pada ikan ialah: Tujuan percobaan pemberian tanda, Lamanya
percobaan, Cara pengembalian ikan bertanda, Macam dan jumlah ikan yang terlibat,
Tenaga kerja yang tersedia untuk beri tanda.
Berdasarkan pertimbangan di atas maka
harus sampai kepada keputusan pemilihan apakah marking atau tagging yang akan
digunakan dalam percobaan. Misalnya untuk studi parameter populasi dengan
menggunakan marking akan lebih baik karena murah dan dapat dilakukan lebih
cepat. Bila menggunakan tagging, akibat luka pada waktu pemberian tanda
pengaruhnya lebih besar daripada dengan marking.
Selain dari itu akan lebih sukar
daripada dengan marking. Berhubung ikan yang tertangkap harus dilepaskan maka
seyogianya alat penangkapan dalam percobaan ini harus merupakan alat sedemikian
rupa sehingga ikan yang tertangkap itu tidak menyebabkan kematian seketika atau
dalam waktu yang relatif tidak lama sesudah itu. Beberapa alat yang biasa dipakai
dalam percobaan ini antara lain:
1.
"Electric shocker" akan menghasilkan ikan
tangkapan dalam kondisi baik jika arus listrik yang dipakai tidak terlalu besar
untuk membuat kejutan.
2.
Bubu akan menghasilkan ikan dalam kondisi baik bila
frekuensi pengangkatan bubu sering dilakukan.
3.
Gillnet menghasilkan tangkapan ikan yang kurang baik
karena akan merusak bagian tubuh ikan bahkan sering ditemukan ikan yang mati
bergantungan pada faring.
4.
Seine, hasilnya bervariasi mulai dari kehilangan pada
ikan-ikan tertentu sampai rusaknya ikan berukuran kecil.
Gambar 1. Alat tagging untuk ikan
Ikan-ikan yang sudah tertangkap
ditaruh dalam suatu kurungan ikan sebelum diberi tanda. Pengurung ikan ini
bermacam-macam. Ada yang merupakan bak yang dapat ditaruh di tanah dan dapat
dipindah-pindahkan. Ada yang merupakan kurungan terapung dalam air yang cukup
besar volumenya agar ikan tidak terlalu berdesak-desakan. Semua tempat
pengurungan ikan diberi lindungan atau ditempatkan di tempat aman agar ikan
tidak terlalu banyak mendapat gangguan. Pemberian tanda pada ikan itu harus
memenuhi hal-hal seperti berikut:
1.
Tanda tidak berubah selama ikan itu hidup.
2.
Tidak mengganggu tingkah laku ikan sehingga mudah
ditangkap oleh pemangsa.
3.
Tidak menyebabkan mudah tersangkut pada ganggang atau
tanaman lainnya.
4.
Tanda itu murah dan mudah diperoleh.
5.
Tepat untuk tiap ukuran ikan dengan penyesuaian yang
sesedikit mungkin.
6.
Mudah diterapkan pada ikan tanpa menggunakan zat
pembius dan gangguan "stress" diusahakan sekecil mungkin.
7.
Cukup banyak variasi untuk membedakan kelompok ikan
yang kecil perbedaannya.
8.
Tidak menyebabkan kesehatan ikan terganggu.
9.
Tidak berbahaya atau menyebabkan bahaya pada ikan
sebagai ikan pangan.
10. Tanda ikan
mudah dikenal oleh orang yang tidak mendapat latihan sekalipun.
2.1.3
Chiping
Chiping merupakan pemberian tanda pada tubuh ikan dengan menanamkan microchip kedalam tubuh ikan.
Microchip biasanya berisikan informasi bahwa ikan tersebut merupakan hasil dari budidaya,
BAB 111
METODOLOGI
3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum mata kuliah embesaran Ikan
mengenai tagging dan chiping dilaksanakan pada hari Kamis l5 dan 22
November 2012
pada pukul 13.00 –15.00 WIB. Bertempat
di di Laboratorium Basah Jurusan Perikanan Fakultas Pertanian Universitas
Sultan Ageng Tirtayasa Serang .
3.2 Alat dan Bahan
Alat yang digunakan untuk men-Tagging
dan Chipping ikan terdiri dari tag gun,
ember, lab basah, dan penanda. Sedangkan bahan-bahan yang digunakan diantaranya ikan lele, ikan nila, iodine dan minyak cengkeh.
3.3 Prosedur Kerja
Prosedur kerja pada parktikum pembesaran ikan mengenai
tagging dan chiping ialah sebagai berikut :
a.
Prosedur tagging pada ikan
Prosedur kerja
tagging diawali
dengan mengambil ikan nila yang berada dalam kolam pemeliharaan dengan ukuran
ikan nila yang terbesar. Selanjutnya ikan nila dimasukkan
dalam ember yang diberi larutan minyak cengkeh dengan tujuan ikan nila tersebut
dapat pingsan dan tidak banyak bergerak pada saat proses pemasangan tagging. Kemudian ikan nila diletakan diatas meja yang
sudah dialasi dengan menggunakan
lab basah untuk selanjutnya siapkan taggun masukan penanda keujung jarum taggun lalu tusuk pada pangkal ekor ikan nila tembakan taggun sampel
plastic penanda menembus ikan setelah selesai penandaan celupkan ikan nila pada larutan iodine kemudian masukan kembali ikan pada bak pemeliharaan.
b.
Prosedur chiping pada ikan
Prosedur kerja chipping diawali dengan ikan lele diambil dari kolam
pemeliharaan lalu pilih atau ambil ikan nila dengan ukuran yang besar.
Dilanjutkan dengan menaruh ikan lele tersebut pada bak yang sudah diberi
larutan minyak cengkeh agar ikan lele tersebut pingsan dan tidak banyak bergerak pada saat proses pemasangan chipping. Kemudian ikan lele diletakan diatas meja yang sudah dialasi dengan menggunakan
lab basah untuk selanjutnya siapkan taggun masukan penanda keujung jarum taggun lalu tusuk pada badan ikan lele yang
berdaging tebal tembakan taggun sampel plastic penanda menembus dan penanda plastic tertanam didalam tubuh ikan lele setelah selesai penandaan celupkan ikan lele pada larutan
iodine kemudian masukan kembali ikan pada bak pemeliharaan
BAB
IV
HASIL
DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pemberian Tagging Pada Ikan Nila
Dari hasil pemberian tagging pada
ikan nila diperoleh ikan nila tersebut terdapat beberapa yang mengalami
kematian. Hal tersebut terjadi dikarenakan terdapat banyak ikan nila yang di tagging
masih berukuran kecil dan belum cukup umur untuk dilakukan proses penandaan
pada tubuh ikan tersebut. Sehingga tingkah laku ikan nila dalam kolam
pemeliharaan tidak dapat menujukkan peran yang aktif. Dan berakibat banyaknya
ikan nila yang mengalami kematian setelah diberi tanda tagging.
4.2 Hasil Pemberian Chiping Pada Ikan Lele
Hasil ikan lele yang
diberi chiping menunjukkan kondisi yang serupa dengan ikan nila yaitu mengalami
kematian. Hanya saja ikan lele yang diberi chiping ini terjadi kematian massal
setelah diberi chiping. Faktor kematian tersebut sama halnya dengan ikan nila,
yakni ukuran dan umur ikan lele yang digunakan masih tergolong berukuran kecil
dan masih dalam proses pertumbuhan. Sehingga ikan lele pada kolam pemeliharaan
setelah diberi chiping tidak dapat melakukan aktivitas seperti berenang dan
mencari makan karena kondisinya lemah akibat pemberian benda asing dalam
tubuhnya.
BAB
V
KESIMPULAN
DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari hasil praktek
pemberian tanda pada ikan yakni tagging dan chiping yang telah dilakukan pada
ikan nila dan lele hasilnya ikan tersebut mengalami kematian faktor penyebab
kematian ialah ukuran dan umur ikan tersebut yang masih belum dapat dilakukan
penandaan baik pada tubuh bagian dalam maupun tubuh bagian dalam bisa dikatakan
ikan tersebut masih dalam proses pertumbuhan sehingga pemberian tanda pada
tubuh ikan menghambat pergerakan serta tingkah laku ikan dalam kolam
pemeliharaan.
5.2 Saran
Sebaiknya untuk
praktikum pemberian tanda pada ikan berikutnya dilakukan pada ikan yang
berukuran besar serta jenis ikan yang digunakan lebih beragam lagi.
DAFTAR PUSTAKA
Effendie, Ichsan . 1997. Biologi Perikanan. Bogor. Yayasan Pustaka Nusantama
Pulungan, C. P. 2010. Penuntun praktikum biologi perikanan. Pusat universitas
riau. Pekanbaru
Smithetal Barmudi, 2008. ‘Usaha Perikanan di Indonesia’. Mutiara Sumber Widya. Jakarta.
Hidayat, S. dan Sedarmayanti. 2002. Metodologi Penelitian. Mandar Maju.
Bandung
http://hobiikan.blogspot.com/2008/09/tagging-pemberian-tanda-pada-tubuh-ikan.html.
diakses 9 desember 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar